Tuesday, December 27, 2005

Di Dadaku Ada.... VINA!

Tak ada yang tak kenal sama cewe yang satu ini. Penyanyi mungil itu muncul dengan karakter beda dari teman-teman seprofesinya waktu itu yang cenderung seNada dan seIrama (udah kayak judul acara musik di TVRI jaman baheula saja). Dia memang produk aseli 80-an yang kecemerlangannya tidak hanya pada dekade itu namun memanjang sampai sekarang. Dengan kelebihannya tak salah bisa terus eksis melewati masa kepemimpinan 4 presiden, dan memberi inspirasi dan tauladan pada penyanyi-penyanyi cewek tenar berikutnya.

Vina, nama panggilan yang manis dan mudah diingat. Namun lengkapnya VINA DEWI SASTAVIYANA PANDUWINATA, lahir dikota hujan Bogor tanggal 6 Agustus 1959. Ayah berasal dari suku Sunda, sedangkan ibu dari Kawanua-Ambon


Begitu intro James F. Sundah yang membidani (ciee... orok kaleee!) kelahiran album perdana mojang geulis ini......................

Sejak kecil Vina telah menampakkan bakatnya. Dia pernah menjuarai 'Festival Pop Remaja' antar sekolah dan lomba nyanyi Sunda dikota kelahirannya, juga sebagai finalis Festival Pop Remaja se-Jabar. Bakat seni anak ke-8 dari 10 bersaudara ini diwarisi dari ibunya.

Vina mulai bikin album awal dekade 80-an, tak lama setelah dia kembali ke Indonesia. Sampai akhir 1979 dia masih warawiri ngikut orang tuanya yang pindah-pindah di Luar Negeri. Negara seperti India, Belanda dan Jerman Barat pernah jadi tempat tinggalnya. Di negri terakhir itulah, dia sempet ditarik perusahaan rekaman Hamburg dan bikin single berbahasa Inggris berjudul 'JAVA'. Duhh, penasaran pengen denger suaranya waktu masih umur belasan. Baik yang menyanyikan lagu Inggris... apalagi yang lagu SUNDA!!!

Citra Biru

Album perdananya di Indonesia diberi judul 'CITRA BIRU', ciptaan James F. Sundah.

Pada cover album itu Vina tampil anggun (untuk masa itu). Kalau sekarang mungkin agak bikin geli. Hihihi, Pose dan ekspresinya ga keliatan enjoy. Campuran jutek, judes, kikuk dan ga tahu mau ngapain. Foto yang di dalem pun sama ngambangnya. Maunya keliatan ceria, eh keliatan kagook juga. Maaf ya teteh Vin...

Tapi mungkin selaras juga kali dengan cara membawakan pokal, eh vokalnya. Masih kedengeran polos meski membuai. Lagu-lagunya campuran antara sendu-lembut, riang-merayu dan juga folksie yang memadukan Vina dengan suara latar macem Pahama atawa Chaseiro..... harmonis dan kompak, meski suara Vina rada-rada kurang power dikit (kata telinga saya).

Jangan salah. Dengan album perdananya ini, Vina menapakkan diri dan langsung menyabet predikat 'Penyanyi Wanita Terbaik' versi Majalah Gadis. Gelar yang tidak hanya sekali disabetnya. Berarti popularitas dan kualitasnya memang selayaknya tidak diragukan lagi.

Citra Pesona

Album kedua Vina dibikin tahun 1982-1983. Waktu itu harga kasetnya dibanderol 1250 perak. Pake pita BASF. Jadi meski lakunya bisa sampe jutaan kopi, sampai kiamatpun ga bakalan Vina dapet HDX AWARD. Judulnya CITRA PESONA. Lagunya yang nge-hit, apalagi kalau bukan September Ceria.

Dan Vina sudah ga lugu lagi. Gambar di covernya memperlihatkan dia lagi berendem. Kalau yang berpikiran tak senonoh, pasti menduga dia ga pake apa-apa karena memang cuma bahu telanjangnya yang keliatan, sementara bagian bawahnya ketutup air. Dan rambut ikal berponi yang pada album pertama keliatan besar mengembang bray kayak kap lampu, sekarang keliatan kriwil-berbasah-basah. Seksi buanget. Kayaknya baru sekali itu cover kaset lokal memajang foto penyanyinya yang lumayan seronok.

Tapi kata orang, don't judge the record by its cover. Meski keliatan agak-agak melanggar batas susila, bukan berarti isinya kapiran. Ada seuntai kapur sirih yang patut disimak dan memang membuktikan Vina ga cuma pamer fisik, tapi ada kualiteit yang dijual juga di sana. Begini ceritanya... (ehh kok malah jadi kayak Kismis!)

Dia memiliki vokal berciri mandiri di antara sebegitu banyak penyanyi bani Hawa (cailahh Bani Hawa....... Sangat awal 80-an!!!) di negeri ini.
Dalam album ini terangkai sepuluh lagu apik ciptaan komponis-komponis muda yang sudah mahsyur. Ditopang pula peranan dua arranger muda, Addie MS dan Dodo Drakhma (aka Zakaria), musik terasa erat merangkul vokal khas Vina. Saling mengisi yang cermat antara tatanan musik dengan vokal ternyata membuahkan perpaduan yang utuh. Suaranya yang khas kian gempal dan kokoh dalam kemandiriannya.
"Vina merasa lebih mantap dalam album rekaman ini" begitu diakuinya


Pengakuan yang bisa dikatakan standar. Setiap artis yang melemparkan album berikut, pastilah berkomentar demikian kalau ga mau dibilang statis, ga berkembang, ga ngasih yang baru. Hehehe. Tapi dia bener kok. Menurutku pada album inilah Vina mulai memantapkan diri dengan ciri khas yang kemudian menjadi andelannya lahir-batin. Klop pula ditunjang oleh seorang Addie MS yang pegang kendali musik. Hasilnya lebih banyak bunyi-bunyian orkestrasi. Vina dan orkes-trasi, jadi trade-mark untuk album-album selanjutnya.... Makanya dia lantas kepake juga buat membawakan satu lagu dalam Festival Lagu Populer 1983 yang note bene selalu menggunakan aransemen orkes-trasi pada setiap pagelarannya.

Ratu Festival

Dalam ajang musik bergengsi yang mencari wakil Indonesia buat di kirim ke World Song Festival di Jepang itu, Vina membawakan lagu Salamku Untuknya, ciptaan Adjie Soetama/Irianti ErningPraja. Dia menyabet gelar Penyanyi Berpenampilan Terbaik. Dan dipuji para dedengkot musik pop Indonesia. Namun sayang, Juri Asli yang dari Jepun lebih memilih lagu Randu ciptaan Elfa Secioria yang dibawakan 'Mutiara dari Selatan' – Andi Meriem Mattalatta. Jadilah beliau gagal tampil di Budokan Hall!!

Kegagalan itu ditebus tahun berikutnya, dengan lagu Aku Melangkah Lagi ciptaan Susanto Gondowidjojo. (Btw, bapak ini bener-bener Dodolibret, alias sekali muncul langsung ilang sehingga penampakannya sukar lagi dilacak. Ga ketauan karya lainnya!!). Meski ga dapat award, tapi penampilannya yang tampak di televisi menimbulkan kekaguman juga. Cara membawakannya itu lho. Dia benar-benar menguasai lagu dan panggung sekaligus! Tidak salah Majalah Gadis kembali menobatkan dia sebagai 'Penyanyi Pop Wanita Terbaik' tahun 1984 mengalahkan si Mer, Neno Warisman, Iis Sugianto dan Hetty Koes Endang. Sedangkan untuk kategori penyanyi Jazz/Jazzy Vina hanya urutan ketiga, di bawah Ermy Kullit dan Nunung Wardiman, namun masih lebih popular daripada Mergie Seeger dan Rien Djamain ( Yo oloh... itu mah angkatan tahun kapaaaaan... Memang Binu dan Emil S. Praja dari Black Fantasy blom bgetu dikenal ya???)


Waktu bawain Burung Camar itu,
salut buat penata kostumnya ...


Tahun 1985 Vina kembali merajai, eh meratui festival. Ga tanggung-tanggung dua lagu yang dia bawakan dua-duanya unggul dan secara meyakinkan dikirim buat festival di luar negeri. Lagu 'Burung Camar' ciptaan Aryono Huboyo Jati/Iwan Abdulrahman terbang ke Budokan dan menggaet Kawakami Award. Satunya lagi 'Satu Dalam Nada Cinta' ciptaan Bartje Van Houten (Om, namanya kayak coklat!) menjadi peserta dalam festival yang diadakan ABU alias kumpulan-kumpulan broadcasting se-Asia-Pasifik.

Citra Ceria

Album ketiga Vina (1984), CITRA CERIA, juga dapet penghargaan (sebagai album terbaik kedua setelah Reinkarnasi dari Jakarta Rhythm Section) dari sebuah media cetak nasional. Album itu tidak hanya lebih ceria namun juga jauh lebih seksoy coy. Ga kuat....! Sudah lagu andelannya Di Dadaku Ada Kamu (Dodo Zakaria) penuh lirik menggoda dan suara mendesah manja yang cuma Vina punya...., foto depannya pun bergambar doi pake busana senam warna fuschia campur biru muda berbintang-bintang nan ketat dengan posisi (maaf) nonggeng. Sudah gitu Vina pake memonyongkan bibir pula biar sensual (meski ga se-ekstrem monyong KIPLI dalam Kiamat Sudah Dekat.....). Duhhhhh. Tobat tobattt....!

Sebelum diprotes FPI (eh, dulu kayaknya belum ada..), untunglah di dalam album ini Vina mengekspresikan 'penyesalannya' dengan membawakan sebuah lagu ciptaan Adjie Soetama/Chandra Darusman yang berjudul 'Mohon Ampun'

Yang Maha Kuasaaaaa... bimbinglah hamba
Kau Maha Pencipta ..... maafkan beta
Berikan se'gra jalan yang lurus sejahtera damai sentosa dalam jiwa raga
Kupasrahkan diri pada Illahi dan kutrima karma
Semua dosaku
Sujud padaMu
Mohon ampunan bagi diri
Kumohon kini hanya ampunanNya
'tuk hambaaa......


Lagu Didadaku.... juga membuat Vina Mewakili Indonesia dalam ASEAN POP SONG FESTIVAL 1985. So tahun 1985 menjadi tahun yang sibuk dan full prestasi buat teteh Vin. Tiga kali dia mewakili Indonesia dalam festival bertaraf internasional. Dan banyak penghargaan disabetnya.

Kelebihan Vina memang pada penampilan keseluruhan (vocal dan aksi panggung) yang berkesan genit. Bukan genit yang dibuat-buat. Suaranya sebenarnya tidak bagus benar, kata seorang pengamat musik 80-an, bahkan ambitiusnya tak lebih dari 2 oktaf. Dimana daya tariknya? Pada kesan genitnya tadi. Vina gampang menafsirkan sebuah lagu dengan lirik becanda dan melodi yang riang. Dia juga jempolan menafsirkan lagu yang digarap dalam tema-tema musik tertentu seperti Dixie.

Dan prestasi nyata tersebut merupakan tantangan bagi Vina untuk berolah vokal lebih baik. Segala kemampuannya kemudian dicurahkan dalam album berikutnya dengan harapan akan lebih memuaskan fans-nya.

Cinta

Sayangnya album keempat yang bertitel Cinta ternyata merupakan kerja sama terakhirnya dengan Jackson Record. Album ini melejitkan apalagi kalau bukan Cinta dan Kumpul Bocah.

Terbit tahun 1985/1986, untuk pertama kalinya Vina menyumbangkan dua lagu ciptaannya pada album ini. Salah satunya berjudul 'Dua Anak Manusia', dan laris manis sebagai lagu cinta ABG pada masa itu. Para pelaku cinta monyet pasti mengandalkan lagu ini sebagai sarana ekspresi diri akibat pengaruh testoteron dan estrogen yang mulai menyeruak. Hehehe...

Lagu cinta yang lebih matang hadir lewat 'Aku Cinta Padamu', yang cuma diiringi piano dan strings. Bikin miris merinding dan pingin 'belah dada ini (sebab), pasti ada kamu', seperti yang tertuang pada lirik lagu yang amat pendek ini. Soal belah-membelah dada, bagi yang curiga lagu ini ciptaan Dodo Zakaria, Anda benar!!!

Cium Pipiku


Setelah album Cinta itu, dua tahunan Vina ga bikin album. Mungkin gara-gara pindah label rekaman. Kabarnya uang transfernya gede juga. Hihihi. Kayak pemain bola saja. Tapi wajarlah. Namanya juga lagi di puncak karir. Dengan berbagai prestasi segudang dan popularitas yang tidak diragukan itu, orang pun tidak ragu untuk menganggap bahwa........

VINA ADALAH TONGGAK

(begitu judul prakata Yudhie NH dalam album CIUM PIPIKU. Btw, who's Yudhie???)

Keperkasaan apa yang dimiliki, kekuatan apa yang dipunyai, sehingga lewat alunan suaranya, Vina Panduwinata sanggup mengubah lagu menjadi pesona
Bisa jadi sentuhan sensual, atau dia sanggup menggerayangi kuping pendengarnya dengan mesra. Memang Vina Panduwinata tidak sekedar menyanyi, tetapi sekaligus memainkan rasa setiap pendengarnya
Lebih dari itu Vina sanggup membawa pendengarnya ke alam mimpi


(Yummy juga komentarnya. Sedikit hiperbolis, meski ada benarnya ...)



Tapi kalau boleh berpendapat, setelah ga di Jackson.. rasanya ada sedikit beda sentuhan. meski doi tetep sama Addie MS yang megang musiknya. Mungkin waktu itu telingaku mengalami perubahan abnormal yang membuat diri tidak bisa menerima kepindahan dia dari Jackson (apa coba?? Hehehe). Yang jelas album Cium Pipiku dari Harpa Record ini menjadi album Vina terakhir yang menjadi koleksiku. Selanjutnya, aku ga rajin lagi koleksi kaset apapun.

***


Masih ada lagi cerita-cerita tentang Vina. Album kelimanya memang tidak semenggelegar album-album sebelumnya. Tapi bukan berarti neng geulis ini sepi proyek. Dia terlibat bikin album keroyokan bareng Trie Utami, Malida dan Atiek CB dalam Rumpies. Dan lumayan beken juga dengan lagu riang gembira berjudul Nurlela. Video klip di TVRI aku ingat, berlokasi di sebuah dermaga dengan beberapa kapal pesiar yang bersandar.

Selain itu dia juga masih tampil di festival lagu popular lagi, meski seringnya berduet. Lagu Bahasa Cinta misalnya, dinyanyikan bersama Broery Marantika, eh Pesolima eh, Abdullah (begitu kawin sama Anita Sarawak), eh balik lagi Marantika (begitu cerai dari Anita Serawak). Lalu bareng Harvey Malaiholo menembangkan Begitulah Cinta. Naga-naganya si Neng mulai meredup. Soalnya untuk festival pun, gantian Bung Harvey yang selalu memborong penampilan terbaik. Sangking seringnya juara, Titiek Puspa pun sampe 'bosen' dan pernah salah menyerahkan tropi yang mestinya buat Harvey, tapi malah dikasihkan ke duet Utha Likumahuwa dan Trie Utami. Skandal! Juri lain sampe harus turun tangan, dan Mbak Titiek pun berdalih dia kesirep penampilan duo itu dan memang dia lebih vote ke mereka. Hihihi, emang ini festival mbahmu Mbak Tiek?

Tapi neng Vina memang ga ada matinya. Jelang pergantian dekade ketika orang mulai tidak menganggapnya di puncak dunia, dan tersiar berita dia mau nikah dengan pereli Boy Haryanto, justru dia menggebrak lagi dengan album baru yang berkolaborasi dengan Fariz RM. Tahu sendiri kan hukum yang berlaku buat artis cewe, begitu nikah biasanya karir gemilangnya langsung redup. Tidak buat Vina. Album-album barunya pun masih tetap terus hadir. Dan masih meninggalkan kesan yang kuat buat dunia musik Indonesia. Tapi itu lain cerita, karena sudah tidak sesuai dengan konteks BLOG ini yang mengagungkan era 80-an. Jadi mohon maaf sampai disini saja dulu .

TABIK!!



Album Solo Vina 80-an

1. Citra Biru (1980/1981)
  • Mawar Merah (jangan ketuker sama lagunya Ummi Hajjah Elvie ya...Sekuntum mawar meraaaahhh, yang kauberikan kepadaku, di malam itu... ku tak tahu apa maksudmu...)

  • Citra Biru (lagu yang kalem dan berkesan inosen)

  • Aku Cinta Kau (lagu jatuh cinta yang riang namun romantis ...inikah isyaratmu, inikah mula, membelitnya sutra indah di antara kita, ataukah hanya bunga khayalku..... Oh so sweeet!)

  • Bahagia

  • Rindu

  • Khusuk

  • Denny (mirip lagu 'Daniel' Elton John yang dinyanyiin lagi sama Wilson Phillips pada pergantian dekade 80-90)

  • Jejaka Sendu (Gubraakkkk...! Judulnya ga kuku. Sangat mewakili sosok bernama Rio. hehehe )

  • Murka (ihhh, syeremmmm...!)

  • Salam Kami Dalam Lagu (aransemen vokal yang asik...!)


2. Citra Pesona (1982/1983)
  • Dunia Yang Kudamba (gue bangettt!)

  • September Ceria ( yang ga tahu, sakit jiwa loo.. :D)

  • Rembulan

  • Maaf (#1 broken-heart song! Salut buat Titiek Hamzah)

  • Resah

  • Bisikku

  • Kasmaran

  • Bunga Cinta

  • Masih Adakah Ceria

  • Nelayan Tua (pernah nyanyiin di kelas, dan ketinggian ambil nada. Akhirnya jadi kisah yang memilukan sekaligus memalukan, ... kolaps dan fales pada penghujung refrain)


3. Citra Ceria (1984)
  • Di Dadaku Ada Kamu (lagu kojo ....)

  • Dia (di-remake sama yang mengidolainya, yaitu Sheila Madjid, lalu di-remake lagi sama yang mengidolai Sheila, yaitu Reza. Tetep yang untung Randi Anwar. Royalti-nya ga putus!)

  • Duniaku Tersenyum (on the contrary... ini lagu patahhatiku!)

  • Apakabar

  • Selamat Tinggal Kenangan (ciptaan Ricky Basuki, pentolan Niagara... Kemana kabar dia?)

  • Mohon Ampun

  • Segenggam Harapan

  • Diantara Kita

  • Rintangan (nama penulis liriknya P4 bangget Pancasilawan)

  • Bernyanyilah


4. Cinta (1985/1986)
  • Kumpul Bocah

  • Cinta

  • Kawan (ciptaan Ria Radius Prawiro, yang tak lain sepupunya dan pernah dikabarkan 'deket' sama Harvey Malaiholo. Salah satu gosip selebriti yang lumayan 'muncul' di medio 80-an)

  • Kau Dambaku

  • Dua Anak Manusia (lama-lama jadi lagu jijay 80-an..hehehe)

  • Agar kau Mengerti (Lagu patah hati berikutnya... Kejadian di bis, sepulang belajar-piknik dari Jogja.)

  • Suasana Saat Itu Indah (yang aku tahu, suasana saat itu indah...)

  • Aku Cinta Kepadamu (aku juga, Vin...)

  • Malam Kedua (ciptaan Bagoes A.A. Duhh, bapak ini kemana ya. Awalnya adalah K3S alias Kelompok 3 Suara bersama Dian PP dan Deddy Dhukun. Setelah menjadi 2D, piye kabare mas bagoes ...???)

  • Kasih


5. Cium Pipi (1988)
  • Surat Cinta (hari ini kugembira.... Pak pos melayang di udara....! Itu kata Lupus)

  • Cium Pipiku

  • Biru (lagunya 2D)

  • Jangan ragu

  • Si Bogel (judul ini tidak mencirikan bahwa lagu ini adalah lagu cinta...)

  • Logika (pantesnya jadi lagu cinta anak jurusan A1 dan A2)

  • Jati Diri (Waktu itu masih bingung apa tuh Jati Diri?Apakah kau punya?)

  • Sepercik Damai

  • Cinta Ada DiSini

  • Selamat Malam




Oleh Rudi, Anggota Kehormatan FBV (Fans Berat Vina... saingannya FBR :D)
 

Thursday, December 22, 2005

Jajanan 80-an

Jaman tahun 80-an aku itu masih anak-anak... Beneran, brani sumpah masih anak-anak :P Dan namanya anak-anak selain pengennya maen mulu, juga paling seneng yang namanya jajan di warung. Hayo.. ngaku! :D Memang, ternyata yang bisa menikmati kesenangan shopping bukan cuma didominasi wanita dewasa, anak kecilpun sebenernya suka membelanjakan uang. Ada suatu kebanggaan dan kesenangan tersendiri bisa mengeluarkan uang miliknya untuk dibelikan sesuatu yang disukai. Kayaknya udah merasa seperti orang dewasa karena bisa melakukan suatu transaksi jual-beli ... walopun itu cuma permen :)

Namanya jajanan anak-anak, umumnya identik dengan yang manis-manis atau yang gurih-gurih. Doyanannya anak-anak tuh. Dari mulai permen beraneka rupa, biskuit, jajanan basah, minuman ringan... macem-macem deh.

Kalo di-inget2 lagi, jajanan anak-anak pada masa itu ada beberapa yang khas dan identik banget dengan 80-an. Yang aku maksud disini jajanan dari pabrik yang diproduksi massal, dipasarkan ke banyak daerah, dan kadang dipromosikan di media2 nasional. Soalnya jajanan yang ini pasti banyak yang tahu, jadi bisa buat kenangan bersama. Kalo jajanan produk lokal apalagi rumahan kan tiap2 daerah bisa beda-beda.



wafer superman dari malesbanget.com


Penjaga toko: Q



Tulisan lengkap dari artikel ini
sekarang sudah diterbitkan dalam bentuk buku
berjudul "Gaul Jadul" oleh Q Baihaqi,
terbitan Gagas Media, Juni 2009.



Segera aja dapatkan di toko buku langganan kalian yah cing...
 

Wednesday, December 07, 2005

May Be You Can Hire... THE A TEAM


IF YOU HAVE A PROBLEM
IF NO ONE ELSE CAN HELP
AND IF YOU CAN FIND THEM
MAY BE YOU CAN HIRE

THE A TEAM


tetetereeee tetetet ... teteteereeet tetereretet...
(theme songnya bayangin ndiri yak... kalo lupa bisa donlod disini - 743 kb... )

Selanjutnya berturut-turut muncullah wajah pahlawan2 kebanggaan anak-anak 80-an. Hannibal, Murdock, Face, Amy, dan B.A...


YEAAAH!! The A Team!!!

Yeaaaah.. yeaaah...!! Wooooo.....

Sekawanan tentara bayaran yang siap membantu orang-orang tertindas untuk melawan tirani yang telah sekian lama menguasai dan menginjak-injak hidup mereka. Mereka adalah tentara veteran Vietnam yang dipenjarakan atas tuduhan yang tidak mereka lakukan. Mereka berhasil melarikan diri dari penjara dan menjadi buronan negara. Dalam pelarian mereka mencari nafkah dari apa yang mereka bisa lakukan, menjadi tentara bayaran. Membela yang lemah, dan seringkali orang yang mereka lawan adalah para penguasa.



Hired by: Q
sumber data dan gambar: The A-Team Shrine




Tulisan lengkap dari artikel ini
sekarang sudah diterbitkan dalam bentuk buku
berjudul "Gaul Jadul" oleh Q Baihaqi,
terbitan Gagas Media, Juni 2009.



Segera aja dapatkan di toko buku langganan kalian yah cing...
 

Friday, December 02, 2005

Video Indonesia 80-an

Yang pernah merasakan jaya-jayanya era rental video tahun 80-an… tulisan gw ini boleh dibaca. Tapi kalo umur kalian masih 9,10,17,20…go back to your Kim Possible. Soalnya gak bakalan ngerti. Aight...

Dulu gw demen banget nonton film Indonesia. Gw besar di Medan, dimana kaset-kaset video bukan memakai Betamax (seperti Jakarta dan Jepang) , tetapi PAL-VHS ( Amerika dan Medan.. ).

2 hari sekali "tukang video" (kami namakan pekerjaannya itu ) datang pake motor dengan tas yang berisi kaset film-film terbaru. Kalo gak salah, tas itu muat sekitar 33 judul.

Biasalaaah... seperti anak-anak yang haus film di early 80’s, gw selalu nanya : "Baang..Voltus yang ketiga udah ada?". Si tukang video langsung mengeluarkan kasetnya dan melemparkannya "here ya go...fetch!". Gw langsung lari-lari berusaha ngambil kaset yang terbang dengan mulut....wait..that’s not me.. it’s my dog actually.

Mmm..key.. Gw suka dengan film-film Indonesia. Apalagi yang horror. Makanya kalo sekarang TV swasta kita muter film Sundel Bolong, gw selalu bikin nasi tumpeng dirumah, ngundang tetangga-tetangga untuk nonton bareng

Saking seringnya nonton film Indonesia, sampe-sampe saat ini, ada beberapa adegan film Indonesia yang terekam diotak gw dan gak bisa gw lupakan. Beberapa Adegan-adegan dari 10 film itu selalu terngiang dikepala gw…


  1. Ira Maya Sopha dan Kakek Ateng. Saat Ira Maya terjatuh dari sepeda dan kakinya harus diamputasi. Gara-gara nonton film ini gw jadi trauma naik sepeda.

  2. Darna Ajaib. Film superhero-nya Indonesia dibintangi Lydia kandow (yang kostumnya mirip Wonder Woman dicampur dengan kostum Tari Piring Sumatera Barat...). Saat bayi "Malia" (Ria Irawan masih kecil bgt) keluar dengan kepala manusia berbadan ular. "mama..mama..." Whoaa.. cool...


  3. Pengabdi Setan. Film hantu Indonesia paling serem yang pernah dibuat. Saat keluarga yang diganggu hantu belajar sholat, trus kaca jendelanya dilempari batu dan zombienya HM Damsyik keluar dari lemari sambil bawa pocong anak-anak. Gara-gara nonton film ini gw trauma buka lemari (ooookeeeey...)

  4. Sundel Bolong. Suzanna rocks! Adegan makan sate 200 tusuk dan soto sama pancinya pasti masih banyak yang ingat. Tapi yang gw heran.. kenapa Suzanna disetiap filmnya hobi banget jadi korban perkosaan??? Diperkosaaaa mlulu.. That's why she rocks.

  5. Buah Hati Mama. Saat anak tengah mereka lari dari rumah dan sakit. Trus didalam mimpinya anak itu dipanggil2 sama orang2 berjubah hitam dan diseberangnya ada orang2 berjubah putih. Maksud Sutradaranya, kalo milih baju putih berarti masuk surga..kalo milih hitam berarti masuk neraka. Lah..sama-sama mati dong..

  6. Tahu Diri Dong. Film Warkop. Disini gw melihat keajaiban dunia ke 8. Bulu ketek Eva Arnaz. Okey. Ew.

  7. Operasi Tinombala. Saat Mak Wok mati karena jatuh dari pesawat dan para survivor rebutan susu bubuk yang akhirnya jatuh ke sungai. Ntah kenapa gara-gara film ini gw hobi banget makan susu bubuk gak pake air.

  8. Pengkhianatan G30S/PKI. "Papi...papi..." & "Mak...makanan raja-raja itu gimana sih.. ooo enak-enak seDep SeDep...." & "Hapus darah-darah itu... jangan sampai adik-adikmu melihat" dialog-dialog ini masih sering gw pake..sampe sekarang! Haha.

  9. Bayi Ajaib. Ingat adegan tangan yang keluar dari lubang kakus? That freaks me out.. Gara-gara film ini......gw tetep ke toilet dong... gila apa

  10. Tuyul eee..Ketemu Lagi. Tuyul-tuyul (Ateng,Iskak dkk) nggak tahan denger Adzan didalam TV. Volume TV sering gw kencengin kalo Adzan Maghrib gara-gara film ini.



Dari pencinta Video Indonesia 80-an: Riva
 

Wednesday, November 23, 2005

Ilmu Tebak Sifat Berdasarkan Nama

A Tribute to Heidy Diana


Cerita-cerita tentang JeKa memang seru dibahas. Meski cenderung menguasai pasar musik lokal dekade 80-an, toh sebagian orang menganggap sebagai titik nadir dalam dunia musik Indonesia. Bahkan bagi mereka yang dahulu menggemarinya pun, ada yg berusaha untuk menghilangkan catatan sejarahnya itu. PipiMer misalnya. Temanku yang sekarang jadi juragan hotel itu adalah pentolan paling utama dari kleub penggemar JeKa pada usia-usia remajanya. Tapi sekarang? Malah sudah nyaris ga inget apa-apa. Dan cenderung men-denial-kan. Meski sambil ketawa-ketawa. Hehehe.. PipiMer boleh saja membantah. Tapi dari catatan buku kenanganku dan siamKu, yang dia isi ketika kita sudah mau pisah kelas, dia menulis dengan jelas-jelas kesukaannya pada Ria Angelina dkk (tapi minus Endang S.Taurina) dan antipatinya pada oh tidaaak, Vina Dewi Sastavyana Panduwinata.

Tidak seperti PipiMer yang inkonsisten, sampe sekarang perasaanku terhadap JeKa tidak berubah. Dulu saja aku merasa lagu-lagu JeKa so last yeaarrr…… Sekarang dengan penambahan duapuluh tahun serasa jadi so last decade. Or centuries. Or millennia. Or Jurassics. O whatever!

Tapi percaya atau tidak, meski dalam ketidaksukaan itu ternyata aku memiliki sebuah kaset terbitan JeKa, yang aku terima sebagai hadiah ulang tahun yang ke sekian belas. Bukan, bukan PipiMer dan gerombolannya yang ngasih dalam rangka psy-war. Sangat jauh dari pemikiran mereka, lagian juga kita telah mendahuluinya dengan memberikan hadiah teks-teks lagu Vina pada 5 April ketika PipiMer berulang tahun. Kalau kasetnya yang dikasih, sayang banget….! Mending kita simpen sendiri saja.

Waktu aku SMP, dahulu ada yang kos di rumah. Orangnya cantik, supel, banyak teman dan banyak cowo yang suka. Dia kerja dibalai kehutanan. Bosnya saja sampe naksir-naksir, meski si Bos itu dah beranak isteri. Terus adik ipar si Bos juga sering datang dari kampungnya di Jawa Tengah sana dan ... kemudian mereka memang jadian. Sering pacaran di ruang tamu. Hemmm ... aku ga suka. Bukan karena sirik atau apa. Pacarnya itu lho, yang bernama Budi (tapi bukan sodara Wati dan Iwan!), orangnya cemburuan… dan suka main fisik. Kamarku kan deket ruang tamu. Jadi bisa memantau. Waktu Si Budi itu melakukan tindak kekerasan; kayak menelikung lengan, mencekik leher, mencengkeram tangan. Deuhhh. Banci Banget sih ! Beberapa kali aku harus keluar kamar, atau melakukan gerakan atau mengeluarkan suara yang menunjukkan kehadiranku di sana. Biar ga terus-terusan nyiksa.

Aku sampai sampai bilang pada Mbak Kos itu, knapa ga putus saja. Masih banyak yang mau kok. Misalnya, Mas Lukman yang trainer dari Bandung. Kalau dibandingkan secara paras, profil dan attitude, beda banget. Beberapa kali mas itu coba pedekate.

Tapi cinta emang buta

Dan kecintaan si Mbak Kos sama pacarnya itu, sama kuat dengan kecintaan sama Mithun Chakraborthy dan JeKa. Alhasil, waktu ulang tahunku dia emang beneran ngasih kado kaset. Tapi meski aku sudah bersusah payah memberikan pertanda, bahwa kaset Festival Lagu Populer-lah yang pengen aku punya, tetep saja kejutan besar menohok diri ketika aku membuka bungkus kado darinya.

Daeng benar, Heidy Diana alias nyonya Avent Christie yang bintang film eksyen seangkatan Barry Prima, Johan Saimima, Yan Bastian, Eva Arnaz, Tutty Wasiat, Lina Budiarty deelel, memang alirannya jenaka. Lain dari personal JeKa lainnya. Baru buka wadahnya saja, bawaan pengen senyum meski sumir begitu melihat judul album dan judul lagu-lagunya. Tapi Heidy benar-benar memberikan aku pengetahuan baru yang tak akan kulupakan seumur hidup.



Waktu itu aku hanya tahu ilmu pengetahuan itu ya semacam biologi, geologi, planologi, ekologi, virulogi dan logi-logi lainnya. Ternyata Heidy membuka mataku bahwa ada sebuah ilmu yang bernama ACROPONOLOGY, yaitu ilmu tentang ‘apa arti nama-mu…’ Yup.. itulah judul Album yang menjadi hadiah ulang tahunku. Tapi di daftar isi lagu, judulnya berubah menjadi lebih formal; ARTI NAMA ANDA. Seumur hidup Cuma sekali itu aku tahu ada judul lagu begitu sopan sampe harus pake kata ANDA.

Judul-judul lainnya juga sangat jauh dari kesan cengeng. Ada Teka-Teki (yang isinya memang bener teka teki, tapi basi… yaitu yang jawabannya nenek-nenek naik taxi. Tebak apa teka-tekinya? Sangat 80an bangget!), Biro Jodoh (jangan2 jadi anthem-nya YASCO), Puber Kedua Ni Yee ... (yikes, ini gara-gara he-tikus-endang nyanyi Demi Cinta Ni Yee … latah-isasi Ni Yee di semua bidang kehidupan.), Cinta Senen-Kamis (nulisnya SENEN. Dah kayak puasa sunnah saja), dan beberapa lagi. Hihihi .…

Dan seperti yang sudah dibahas sebelumnya, kaset ini juga membagikan 100 mini headphone radio am/fm sebagai hadiah bagi mereka yang beruntung. Dan sayangnya aku tidak termasuk di antara yang seratus itu. Mungkin karena belum menguasai ilmu ikhlas, yaitu ikhlas menerima kado itu :D)



Berikut sebagai kenangan sama Mbak Kos yang sekarang entah dimana dan kekaguman pada Heidy Diana yang berhasil lepas dari sisi melankolis yang jadi ciri khas JeKa, inilah daftar album kaset Heidy Diana dan teks lagu ilmu baru-nya :
1. Hatiku Masih Milikmu (ciptaan Pantje Pondaag, berarti waktu itu doi masih bersendu-riu)
2. Mimpikan Diriku (masih ciptaan Pantje)
3. Istilah Cinta ( Obbie Messakh ini yang membuat Heidy brobah aliran, dengan lagu ciptaan cowok warga Margahayu Bandung ini yang mengandung kata SUSUKI = Sungguh Sungguh LakiLaki)
4. Model Cinta (sumpah yang ini aku banyak ga ingetnya)
5. Bintangku Bintangmu (syalalala ini bintangku, syalalala mana bintangmu, boleh percaya tidakpun boleh, bintang meramal Tuhan menentukan… tapi sama SiamKu suka diplesedkan liriknya menjadi, ‘kalaulah ada sumur di ladang, bolehlah kita menumpang mandi’. Iseng banget sih, bikin sumur di ladang!)
6. Apa Arti Namamu (Acroponology)

Bagi yang ingin tahu gimana menyanyikan lagu di bawah ini…., tanya Rio dehh !! hehehehehehe….

Arti Nama Anda

Cipt. Nosita (jangan2 plesedan Nobita)
Idee: Judhi Kristianto
(goshhh … perannya sama dengan Rakhee Punjabi,
sbg Pimpinan Kreatif di semua produk Multivision
)

Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Kau sebut huruf depan namamu
Kutebak sifat dan watakmu
Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Boleh percaya Boleh tidak ini hanya permainan

A=tanggung jawab,keras kepala
B=materialistis juga kikir
C=kreatip dan jujur
D=bimbang sifatnya
E=sederhana senang dimanja
F=bersahabat dan ulet
G=pendiam namun rajin
H=hemat dan serius

Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Kau sebut huruf depan namamu
Kutebak sifat dan watakmu
Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Boleh percaya Boleh tidak ini hanya permainan

I= suka memberi dan menyendiri
J= selektip berpendirian
K=bijaksana senang dipuji
L=lincah dan mudah frustasi
M=selalu sibuk dan dihormati
N=giat bekerja, banyak berpikir
O=mudah emosi tak mau dibantah
P=penyabar cinta dama

Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Kau sebut huruf depan namamu
Kutebak sifat dan watakmu
Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Boleh percaya Boleh tidak ini hanya permainan

Q=optimis sulit dipahami
R=mandiri penuh kreasi (Itu SAYA!!)
S=sosial keras hati
T=romantis mudah tersinggung
U=pendiam menutup diri
V=sensitip dan gigih
W=pemalu senang humor
X=telaten dan tekun
Y=perayu mau menang sendiri
Z=kadang kreatip, kadang malas

Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Kau sebut huruf depan namamu
Kutebak sifat dan watakmu
Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Boleh percaya Boleh tidak ini hanya permainan


Catatan: semua huruf f yang berubah jadi p aseli dari sononya lho. Ga ada ejaan yang diubah. Semuanya sama précis dengan yang tertulis di kasetnya.

Jadi sekarang silakan mencocok-cocokan sifat masing-masing ya…

Penulis yang ngaku mandiri dan KREATIP: Rudy !
 

Thursday, November 17, 2005

Hompimpah, Unyil Kucing!

Minggu pagi, pukul setengah sepuluh WITA, tak boleh ada kegiatan lain. Unyil segera beraksi di layar teve dan semua kegiatan harus berhenti. Pada waktu itu, saya telah mandi, rapi berpakaian, duduk bersila di depan teve. Teve kami saat itu hitam putih berkotak kayu dan bertiang, dengan pintu geser berkunci. Sebelum hilang entah ke mana, kunci jadi sarana ampuh orang tua kami untuk mengendalikan nafsu menonton teve kami yang kadang-kadang kelewatan. Lewat pukul sepuluh malam teve dikunci, dan kami tak bisa berbuat apa-apa selain berangkat tidur sembari merutuk. Ke rumah tetangga? Tak mungkin, sebab setelah jam sepuluh malam, semua harus berada di rumah...

Kembali ke Unyil. Inilah legenda 80-an sejati khas Indonesia. Jika boleh berkesimpulan, bagi saya, Unyil-lah sebenar-benarnya maskot era 80-an ala Indonesia. Saya dan mungkin semua anak Indonesia di era 80-an, tentu ingat masih ingat bagaimana riangnya hati saat pembaca susunan acara di awal program mengumandangkan "pada pukul sekian, Adik-adik dapat menyaksikan Panggung Boneka Si Unyil". Di Era 80-an, di hari Minggu, Si Unyil berentetan dengan Ria Jenaka, Album Minggu Ini (belakangan berubah menjadi Album Minggu Kita), lalu ditutup dengan Little House On The Prairie. Sebagai anak yang besar di pelosok Sulawesi Selatan, hanya Unyil dan Album Minggu yang menjadi tontonan favorit saya, sebab Ria Jenaka terlalu njawani (bagi saya, barisan punakawan berdandan aneh tak terlalu menarik), dan Little House terlalu membingungkan (sebab ia berbahasa Inggris dengan subtitle yang selalu bersicepat hilang sebelum sempat terbaca oleh saya yang masih duduk di SD). Namun kelak, saat saya mulai beranjak cerdas (ehm!), Little House On The Prairie menjadi idola saya dan saya mulai bisa mengerti kelucuan Ria Jenaka….

Desa Ideal versi Orde Baru

Panggung Boneka Si Unyil berlatar sebuah desa antah berantah bernama Suka Maju. Hijau dan penuh dengan pepohonan (bahkan punya hutan lindung!), desa Suka Maju adalah sebuah proyek desa ideal, desa percontohan pemerintah sebagai sponsor utama si Unyil.
Dikepalai oleh Pak Lurah (berkacamata, kumis tipis, dengan dagu runcing seruncing-runcingnya), desa Suka Maju juga menunjukkan wawasan bhinneka tunggal ika. Ada Pak Raden yang Jawa feodal, Bu Bariah yang Maduro-Suroboyo, Bang Togar dari Medan, Meilani dan keluarganya yang Tionghoa. Sedemikian lengkapnya desa Suka Maju, bahkan banci pengamen dan orang gila pun turut diusung masuk!



Si Unyil memang dimaksudkan sebagai program pendidikan (sekaligus hiburan) bagi anak-anak agar kelak menjadi warga negara yang baik. Di episode-episode awal, Si Unyil tampil membosankan sebab karakter yang ada masihlah lurus bersih. Barulah episode-episode selanjutnya tokoh Pak Raden (bernama lengkap Raden Mas Singomenggolo Jalmowono) yang pelit-feodal-temperamental, Pak Ogah, Pak Ableh, (keduanya pengangguran sekaligus pemalas tak ketulungan) dihadirkan. Lalu berentetan karakter Penjahat (pelaku kriminal sejati, botak dan menyeramkan, dengan alis menyatu melengkung keatas), Bibi Cerewet, Bu Bariah, Engkong, dan beberapa karakter numpang lewat (semisal Joni alias Jontor, keponakan Bibi cerewet dari Jakarta, yang selalu hadir berkacamata hitam dengan walkman di telinga...).

Di bagian anak-anak yang menjadi fokus serial ini, selain Unyil sebagai tokoh utama, berbagai karakter kuat juga turut hadir. Ada Ucrit, Usrok yang penakut tapi jika berkelahi tak pernah mundur. Keduanya berada dalam geng yang sama dengan Unyil. Di geng lain, geng yang kerap berantem dengan geng Unyil, ada Endut, Cuplis, Pesek (alias Kendar). Di bagian anak perempuan, trio Menik-Siti-Meylani menjadi pelengkap. Di beberapa episode sempat muncul Tini, keponakan Pak Raden, yang kerap menjadi korban feodalisme si Paman.Si Paman alias Pak Raden bersikeras memanggil Tini dengan Tinneke (nama yang berbau Belanda), sementara yang bersangkutan lebih senang dengan Tini.

Misi, Jargon dan Hit

Sebagai produk negara (Unyil diproduksi oleh PPFN – Pusat Produksi Film Negara) di jaman Orde Baru, Si Unyil tak lepas dari berbagai misi. Sedemikian kuatnya misi pemerintah bahkan beberapa episode memilih program pemerintah sebagai judul. ABRI Masuk Desa, Operasi Bersih, Buta Aksara, Hardiknas, Cinta Lingkungan, Buta Senja adalah segelintir dari program pemerintah yang diseret masuk ke dalam serial si Unyil dan menjadi judul episode. Dan karenanya pula, beragam jargon seumpama Aku Anak Sehat, Gotong Royong, Kerja Bakti, Toleransi dan Tenggang Rasa, menjadi jargon yang kerap berlalu lalang dalam percakapan. Apa boleh buat. Inilah produk Orde Baru.

Meski terlalu kerap bertabur misi, pada banyak episode Unyil tetap tampil cemerlang, menggelitik, membumi, kaya karakter yang akhirnya menjadi hit nasional. Beragam istilah semisal hayyaaa (Engkong), ceppek dulu dong, hajar Bleh! (Pak Ogah), jak rujak (Bu Bariah), memble (Pak Ableh), ngantor di poskamling, proyek (Pak Ableh dan Pak Ogah), Air kendi (Pak Raden, suguhan untuk anak-anak yang bertamu ke rumah Pak Raden mengingat Pak Raden terlampau pelit), encok kumat (Pak Raden, jurus menghindar kerja bakti), di mmannaa annakkuuh…di mmaannaa istrikuuh (Orang gila).

Terkhusus untuk Pak Ogah, Pak Raden dan Bu Bariah, bahkan mereka lantas hidup dalam wujud manusia, merajalela di acara Panggung Hiburan Anak-Anak, dan akhirnya menjadi tokoh penghibur sekaligus pelawak. Sementara Unyil sendiri tak mampu meraih sukses yang sama dengan kompatriot-kompatriotnya...

Dalam kehidupan sehari-hari, Unyil demikian mendarah daging di masa kecil saya. Beberapa kawan masa kecil saya harus rela dinisbatkan dengan nama tokoh dalam si Unyil. Mereka yang botak harus pasrah dipanggil Cuplis, yang cengeng digelar Kinoi (sepupu Unyil), dan orang dewasa yang berkumis lebat diberi julukan Pak Raden, dan perempuan yang ekstra bawel diberi judul Bibi Cerewet.

Unyil pun kerap tampil musikal. Jika masih ingat, Unyil dan kawan-kawan punya band bernama Band Dekil (bayangkan, sebuah desa dengan band lengkap untuk anak-anak SD!). Setiap perayaan (17 agustus atau Sumpah Pemuda), band Dekil kerap tampil di hadapan Pak Lurah, Ibu guru, dan petinggi-petinggi desa lainnya. Lagu hit Aku Anak Sehat bahkan sukses akibat dukungan Unyil dan kawan-kawan.

Dongeng dan Agama

Namun Unyil tak cuma berkisah tentang kehidupan ‘ril’ di desa Suka Maju yang terkadang demikian sesak dimuati jargon dan pesan pemerintah. Pada beberapa episode yang menjadi favorit saya, panggung boneka Unyil mendadak berubah menjadi latar kisah-kisah dongeng yang akrab dengan anak-anak. Tercatat dongeng Atu Belah, Ayu Berubah Rupa, Timun Mas, Uti dan Raksasa, dan sebagainya. Inilah episode-episode favorit saya, episode di mana karakter baru (boneka baru) dimunculkan, dan kisah si Unyil tak cuma berlangsung dari sekolah, rumah dan pos kamling.



Saat hari raya, Unyil pun mengusung kisah-kisah agama dalam bentuk dongeng. Kisah hijrah Nabi Muhammad sempat terekam dalam episode berjudul Hijrah. Juga saat natal, dalam salah satu kisah alkitab, kota Betlehem berusaha dihadirkan dalam bentuk panggung boneka lengkap dengan lelaki semit berkafiyeh dan berkendarakan onta.

Perihal warna-warni umat beragama juga sangat menonjol dalam serial boneka si Unyil ini. Unyil yang muslim tak ragu mengucapkan selamat natal pada Ucrit yang katolik dan Meylani yang protestan. Begitu pula sebaliknya, bagaimana Meylani dan Ucrit turut berpatisipasi mengingatkan kewajiban puasa bagi karakter yang kebetulan muslim bila kebetulan bulan ramadan tiba. Setiap momen keagamaan (ramadhan, idul fitri dan idul adha, natal), tak ketinggalan Unyil akan mengusung tema yang serupa, dengan harmoni toleransi dan tenggang rasa yang kental. Sesuatu yang mungkin harus kembali kita tengok, di tengah maraknya kesewenang-wenangan dan egoisme umat beragama.....

(Ditutup dengan ucapan : Sampai di sini dulu teman-teman… Merdeka!)


Trivias About Unyil
  • Mengudara pertama kali pada tanggal 5 April 1981, dengan total episode 603, Si Unyil hadir layar televisi dalam kurun waktu 12 tahun (1981 – 1993). Predikat sebagai maskot lapan-puluhan layak disandang oleh tokoh boneka berkopiah dan berpipi gembil ini.
  • Segenap pendukung si Unyil dimunculkan dalam opening title. Perkara opening title ini menjadi permainan tersendiri bagi saya dan saudara-saudara saya. Berebutan kami berusaha menebak nama siapa yang bakal muncul selanjutnya. Yang masih teringat adalah Drs. Suyadi, G. Dwipayana, Kurnain Suhardiman, dan Agust Suprapto.
  • Film PPFN untuk konsumsi anak-anak lainnya adalah Si Huma dengan tokoh Huma dan Windy yang bergigi kelinci dan bergerak secepat angin.
  • Ekpresi boneka tokoh-tokoh dalam Unyil umumnya sederhana. Seingat saya hanya ada lima ekspresi yang berarti lima wajah boneka : normal, marah (dengan alis nyaris menyatu), menangis, tertawa, dan ekspresi pasca berkelahi (rambut awut-awutan dengan lingkaran biru pada salah satu mata...)
  • Bapak dan Ibu Si Unyil adalah tipikal orang tua Jawa. Kesenangan Pak Unyil adalah memelihara perkutut (yang kicauannya sampai sekarang masih saya ingat), sementara Bu Unyil senantiasa tampil selalu bersibak-sibuk dengan nyiru (tampi).
  • Si Unyil tentu saja tak beranjak tua dan tak pernah naik kelas, dibuktikan dengan seragam merah hati yang tak pernah berganti. Tokoh tua dalam si Unyil diwakili oleh Nenek Ijah dan Mbak Bejo. Pak Raden, meski termasuk tua, selalu menolak dikategorikan sebagai manula, dengan pengecualian saat undangan kerja bakti tiba!
  • Oleh karena SI Unyil dianggap terlalu male oriented, belakangan TVRI dan PPFN memunculkan serial boneka si Upik dengan tokoh Upik yang perempuan sebagai fokus cerita. Mengudara hanya beberapa episode, Upik sempat menghentak kanak-kanak, sebab digambarkan tokoh boneka Upik yang nota bene perempuan dihadirkan sebagai jagoan, mahir memanah, dan bagai Tarzan(ita), cekatan berayun-ayun di pepohonan!
  • Keluarga Cuplis menjadi bulan-bulanan pemerintah saat program KB digaungkan. Cuplis digambarkan tak pernah bahagia oleh kewajiban menjaga adik (yang jumlahnya lima kalau tak salah, kesemuanya botak pula....). Nama adik-adik Cuplis antara lain : ciner, caplin, cimot dan dua lagi yang tak mampu saya ingat.... (yang termuda masih dalam gendongan, jadi mungkin belum bernama).
  • Salah satu episode tak terlupakan, adalah saat Nenek Ijah yang lansia harus beradu tenaga dengan penjahat yang hendak menyatroni rumah Nenek Ijah. Nenek Ijah sekuat tenaga berusaha menutup pintu yang hendak didobrak paksa oleh si Penjahat. Menegangkan sekaligus membuat haru.....
  • Tentang si Joni alias si Jontor yang selalu dibangga-banggakan oleh si Bibi Cerewet. Saat demam breakdance melanda, Konon di kota (Jakarta) Joni alias si Jontor adalah juara lomba breakdance. Tepatnya juara ke lima dari lima peserta....
  • Pada tahun 2001, bersama dengan Helmy Yahya, PPFN berusaha mengangkat kembali cerita boneka si Unyil ini ke layar kaca di salah satu stasiun televisi swasta nasional. Si Unyil dipermodern, sarung dan peci ditinggalkan, tinggal di rumah model masa kini, dan ibunya tidak lagi memegang tampi kemana-mana karena sekarang sibuk berbisnis MLM. Sayang, usaha ini hanya menjadi suatu acara nostalgia bagi yang pernah mengalami kejayaan si Unyil. Dan bagi anak2 masa sekarang, cerita boneka si Unyil ternyata tidak mampu menarik perhatian mereka. Kalah dengan kartun2 impor dari jepang yang lebih ekspresif. :( Dan PPFN pun gagal dalam usahanya untuk bangkit kembali dari kebangkrutan :((


Penulis Skenario: Kurnain Suhar... eh bukan ding, EssoWenni !
 

Monday, November 14, 2005

Belajar Menyanyi Bersama Artis JK Records



Yuk belajar menyanyi bersama artis-artis JK Records yuuuk...
Lagu-lagunya so pasti keren punya. Siapa tahu bisa mengantarkan kita menuju dunia rekaman. Dapet "piagam" segala lo..

Cepetan dapetin kasetnya di toko-toko kaset terdekat.. tapi harus masuk lacinya Nobita dulu biar bisa pergi ke toko kaset di tahun 85-an :D
Jangan lupa koleksi juga kaset-kaset lagu terpopuler keluaran JK Records yang lainnya!







Ditemukan oleh: Q di tumpukan majalah bekas di gudang.



Tulisan lengkap dari artikel ini
sekarang sudah diterbitkan dalam bentuk buku
berjudul "Gaul Jadul" oleh Q Baihaqi,
terbitan Gagas Media, Juni 2009.



Segera aja dapatkan di toko buku langganan kalian yah cing...
 

Tuesday, October 18, 2005

Parade Tembang Kenangan Kawula Muda 01

Seri Julius Sitanggang

Kawula muda pasti kenal dengan Kak Julius Sitanggang and de Joli’s. Di keluarga saya, jangan ditanya. Ini jadi lagu wajib kami bertiga (saya dan dua kakak lelaki saya, adik saya yang bontot dan cewek belum hadir ‘meramaikan suasana’ waktu itu) . Kaset Kak Julius and de Joli’s menjadi andalan kami bertiga. Apalagi saat-saat dekat porseni. Berhubung saya (kata orang) waktu kecil bersuara bening dan empuk –isin mode on-, saya selalu mewakili sekolah ke porseni. Biasanya sih juara satu (dari kelas 3 ampe kelas 5), soalnya yang jadi juri ibu saya, yang kebetulan guru pembina seni….:P. Hadiahnya : 10 buah buku tulis bergambar Kak Dina Mariana…. Tapi soal nyanyi menyanyi itu masa laluuu banget…. Sekarang mah begitu saya mulai nyanyi, tetangga banting-banting pintu… L

Nah lagu Kak Julius dan saudara-saudaranya ini selalu jadi menu lagu latihan. Album-album mereka (Balada Anak Nelayan, Tabahlah Mama, Dia dan Dia, dll) selalu standby dekat-dekat radio tape Bapak. Tema lagu Julius biasanya sih melankolik bin menyedihkan. Misalnya neh : yatim piatu, orang miskin, ditinggal mamah atau papah (kebanyakan papah). Kenapa kebanyakan papah? Karena Kak Julius bersaudara memang udah yatim saat itu, Saudara-saudara (dikutip dari wawancara Julius dengan majalah Anita Cemerlang edisi baheula ). O ya, selain Julius, si bungsu Kak David juga belakangan ngeluarin album yang 'senada seirama' dengan album kakaknya.

Nah, di acara porseni di kampung saya umumnya peserta pasti milih lagu Kak Julius. Secara lagunya kebanyakan sedih-sedih, penghayatan tentunya harus top. Walhasil lomba porseni kami menjadi lomba tangis-tangisan di atas pentas. Pokoknya yang bisa nangis bombay sampe beringus paling rame keplokannya. Menjiwai, begitu kata dewan juri. Saya sebagai jawara mah nggak pernah dan nggak perlu nangis, berhubung suara saya (waktu itu) udah cukup memukau, dan berhubung ibu saya anggota dewan juri… (ini kali ye faktor utama…)


Sekadar nostalgia, saya tuliskan tiga lirik lagu Julius yang paling top. Yang pertama Danau Toba yang bernada riang, dan yang selanjutnya yaa... gitu deh, siap-siap berlinang…


I. Danau Toba

Di negeriku, Indonesia
Ada satu damai yang permaaai
Yang terluas di dunia,
Kebanggaan seluruh bangsaaa

Reff

Oh danau toba, danau toba
Danau indah dan permai
Oh danau toba, danau toba
Tiada banding di dunia

Di tengahnya ada pulau
Pulau subur, pulau samosir
Aku bangga ku bahagia
Karena kulahir di sanaaaah!

Back to reff

Bridge
Pulau subur danau indah
Kau tak kan kulupaaa…
Dalam lagu dalam kalbu
Kau yang selalu kurinduuu kurinduuuu kurinduuuuuuu…..

Back to reff (sampe bego!)



catatan besar : Secara buku pintar Iwan Gayo belum terbit waktu itu, kesalahan besar terjadi pada lirik lagu Danau Toba ini. Danau Toba sama sekali BUKAN danau terluas di dunia, melainkan danau Laut Kaspia di Rusia... (yak, sratus untuk regu a!)


II. Balada Anak Nelayan

Di ruang kecil dan berdinding bambu
kududuk sendiri bertemankan sepi
seharian kini telah kulewati
dengan bubu dan kail di tanganku

Kupandang ombak bergulung di pantai
dan tiang sampan yang timbul tenggelam
burung-burung camar yang tak bosan beterbangan
menemani para nelayan….

Reff.
Anak-anak nelayan
Sambil menjinjing keranjang
Menyambut kedatangan saudaranya
Dengan wajah yang ceria

Mentari kini tlah hampir tenggelam
Ombak di laut pun tetap bergelombang
Kudengar nyanyian anak nelayan
Mereka yang selalu bergembira

Back to reff (juga sampe bego!)


III. Tabahlah Mama

Janganlah menangis, mamaku
Janganlah kau bermuram selalu
Walaupun putus sekolahku
Namun ku tetaplah anakmu

Kutahu pedih dihatimu
Kutahu beban deritamu
Tiada yang dapat menolongmu
Melanjutkan cita-citaku

Walaupun papa tiada di sisi kita
Tak perlu bersedih tak perlu duka
Walau derita bertindih datang melanda
Bersabarlah mama
Berdoalaaaaaaaaah..

Tabahlah mama, teguhkan hatimu
Hilangkan duka dalam dada mamaku…
Tabahlah mama, teguhkan hatimu
Derita kan berakhir jua mamaku

Bukanlah rumah, bukanlah harta
Hanya doamu yang kupinta oh mama
Tiada duka sepanjang masa
Bahagia pasti milik kita oh mama

Oh mama oooho mama oho mama mama mamah oh sayangku…
Oh mama oooho mama oho mama mama mamah oh sayangkuuuh…
(diulang-ulang sendiri ya… soalnya capek ngetiknya nih, cing!)




Nah belakangan Kak Julius ngeluarin album ‘dewasa’. Judulnya Maria. Kalau ada pembaca ingin tahu liriknya, silakan hubungi saya. Juga kalau ingin lirik-lirik Kak Julius yang lain. Mudah-mudahan yang diminta masih saya ingat… Nyang punya MP3-nya, bagi-bagi cing!

Seri Parade Tembang Kawula Muda selanjutnya adalah : Kak Tommy J Pisa dan Kak Endang S Taurina! Nantikan ya, kawula muda!

Ah, sebelum pamit, saya tuliskan lirik lagu kebangsaan kita, Gejolak Kawula Muda by Kak Chicha Koeswoyo!

Indahnya kehidupan dalam usia remaja
Cintaku cintamu tumbuh dan selalu bersemi
Indahnya, indahnya dalam kehidupan ini
Bahagia dan selalu datang selalu datang!

Tak terelakkan, bunga-bunga cintaaaa..

Asyiknya bercinta gejolak kawula muda
Asyiknya bercinta gejolak kawula muda

Terbayang dalam wajah yang cerita… bunga-bunga cintaaaa..

(plok plok..plok…. makasih makasih makasih)

Ditulis oleh: EssoWenni