Wednesday, November 23, 2005

Ilmu Tebak Sifat Berdasarkan Nama

A Tribute to Heidy Diana


Cerita-cerita tentang JeKa memang seru dibahas. Meski cenderung menguasai pasar musik lokal dekade 80-an, toh sebagian orang menganggap sebagai titik nadir dalam dunia musik Indonesia. Bahkan bagi mereka yang dahulu menggemarinya pun, ada yg berusaha untuk menghilangkan catatan sejarahnya itu. PipiMer misalnya. Temanku yang sekarang jadi juragan hotel itu adalah pentolan paling utama dari kleub penggemar JeKa pada usia-usia remajanya. Tapi sekarang? Malah sudah nyaris ga inget apa-apa. Dan cenderung men-denial-kan. Meski sambil ketawa-ketawa. Hehehe.. PipiMer boleh saja membantah. Tapi dari catatan buku kenanganku dan siamKu, yang dia isi ketika kita sudah mau pisah kelas, dia menulis dengan jelas-jelas kesukaannya pada Ria Angelina dkk (tapi minus Endang S.Taurina) dan antipatinya pada oh tidaaak, Vina Dewi Sastavyana Panduwinata.

Tidak seperti PipiMer yang inkonsisten, sampe sekarang perasaanku terhadap JeKa tidak berubah. Dulu saja aku merasa lagu-lagu JeKa so last yeaarrr…… Sekarang dengan penambahan duapuluh tahun serasa jadi so last decade. Or centuries. Or millennia. Or Jurassics. O whatever!

Tapi percaya atau tidak, meski dalam ketidaksukaan itu ternyata aku memiliki sebuah kaset terbitan JeKa, yang aku terima sebagai hadiah ulang tahun yang ke sekian belas. Bukan, bukan PipiMer dan gerombolannya yang ngasih dalam rangka psy-war. Sangat jauh dari pemikiran mereka, lagian juga kita telah mendahuluinya dengan memberikan hadiah teks-teks lagu Vina pada 5 April ketika PipiMer berulang tahun. Kalau kasetnya yang dikasih, sayang banget….! Mending kita simpen sendiri saja.

Waktu aku SMP, dahulu ada yang kos di rumah. Orangnya cantik, supel, banyak teman dan banyak cowo yang suka. Dia kerja dibalai kehutanan. Bosnya saja sampe naksir-naksir, meski si Bos itu dah beranak isteri. Terus adik ipar si Bos juga sering datang dari kampungnya di Jawa Tengah sana dan ... kemudian mereka memang jadian. Sering pacaran di ruang tamu. Hemmm ... aku ga suka. Bukan karena sirik atau apa. Pacarnya itu lho, yang bernama Budi (tapi bukan sodara Wati dan Iwan!), orangnya cemburuan… dan suka main fisik. Kamarku kan deket ruang tamu. Jadi bisa memantau. Waktu Si Budi itu melakukan tindak kekerasan; kayak menelikung lengan, mencekik leher, mencengkeram tangan. Deuhhh. Banci Banget sih ! Beberapa kali aku harus keluar kamar, atau melakukan gerakan atau mengeluarkan suara yang menunjukkan kehadiranku di sana. Biar ga terus-terusan nyiksa.

Aku sampai sampai bilang pada Mbak Kos itu, knapa ga putus saja. Masih banyak yang mau kok. Misalnya, Mas Lukman yang trainer dari Bandung. Kalau dibandingkan secara paras, profil dan attitude, beda banget. Beberapa kali mas itu coba pedekate.

Tapi cinta emang buta

Dan kecintaan si Mbak Kos sama pacarnya itu, sama kuat dengan kecintaan sama Mithun Chakraborthy dan JeKa. Alhasil, waktu ulang tahunku dia emang beneran ngasih kado kaset. Tapi meski aku sudah bersusah payah memberikan pertanda, bahwa kaset Festival Lagu Populer-lah yang pengen aku punya, tetep saja kejutan besar menohok diri ketika aku membuka bungkus kado darinya.

Daeng benar, Heidy Diana alias nyonya Avent Christie yang bintang film eksyen seangkatan Barry Prima, Johan Saimima, Yan Bastian, Eva Arnaz, Tutty Wasiat, Lina Budiarty deelel, memang alirannya jenaka. Lain dari personal JeKa lainnya. Baru buka wadahnya saja, bawaan pengen senyum meski sumir begitu melihat judul album dan judul lagu-lagunya. Tapi Heidy benar-benar memberikan aku pengetahuan baru yang tak akan kulupakan seumur hidup.



Waktu itu aku hanya tahu ilmu pengetahuan itu ya semacam biologi, geologi, planologi, ekologi, virulogi dan logi-logi lainnya. Ternyata Heidy membuka mataku bahwa ada sebuah ilmu yang bernama ACROPONOLOGY, yaitu ilmu tentang ‘apa arti nama-mu…’ Yup.. itulah judul Album yang menjadi hadiah ulang tahunku. Tapi di daftar isi lagu, judulnya berubah menjadi lebih formal; ARTI NAMA ANDA. Seumur hidup Cuma sekali itu aku tahu ada judul lagu begitu sopan sampe harus pake kata ANDA.

Judul-judul lainnya juga sangat jauh dari kesan cengeng. Ada Teka-Teki (yang isinya memang bener teka teki, tapi basi… yaitu yang jawabannya nenek-nenek naik taxi. Tebak apa teka-tekinya? Sangat 80an bangget!), Biro Jodoh (jangan2 jadi anthem-nya YASCO), Puber Kedua Ni Yee ... (yikes, ini gara-gara he-tikus-endang nyanyi Demi Cinta Ni Yee … latah-isasi Ni Yee di semua bidang kehidupan.), Cinta Senen-Kamis (nulisnya SENEN. Dah kayak puasa sunnah saja), dan beberapa lagi. Hihihi .…

Dan seperti yang sudah dibahas sebelumnya, kaset ini juga membagikan 100 mini headphone radio am/fm sebagai hadiah bagi mereka yang beruntung. Dan sayangnya aku tidak termasuk di antara yang seratus itu. Mungkin karena belum menguasai ilmu ikhlas, yaitu ikhlas menerima kado itu :D)



Berikut sebagai kenangan sama Mbak Kos yang sekarang entah dimana dan kekaguman pada Heidy Diana yang berhasil lepas dari sisi melankolis yang jadi ciri khas JeKa, inilah daftar album kaset Heidy Diana dan teks lagu ilmu baru-nya :
1. Hatiku Masih Milikmu (ciptaan Pantje Pondaag, berarti waktu itu doi masih bersendu-riu)
2. Mimpikan Diriku (masih ciptaan Pantje)
3. Istilah Cinta ( Obbie Messakh ini yang membuat Heidy brobah aliran, dengan lagu ciptaan cowok warga Margahayu Bandung ini yang mengandung kata SUSUKI = Sungguh Sungguh LakiLaki)
4. Model Cinta (sumpah yang ini aku banyak ga ingetnya)
5. Bintangku Bintangmu (syalalala ini bintangku, syalalala mana bintangmu, boleh percaya tidakpun boleh, bintang meramal Tuhan menentukan… tapi sama SiamKu suka diplesedkan liriknya menjadi, ‘kalaulah ada sumur di ladang, bolehlah kita menumpang mandi’. Iseng banget sih, bikin sumur di ladang!)
6. Apa Arti Namamu (Acroponology)

Bagi yang ingin tahu gimana menyanyikan lagu di bawah ini…., tanya Rio dehh !! hehehehehehe….

Arti Nama Anda

Cipt. Nosita (jangan2 plesedan Nobita)
Idee: Judhi Kristianto
(goshhh … perannya sama dengan Rakhee Punjabi,
sbg Pimpinan Kreatif di semua produk Multivision
)

Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Kau sebut huruf depan namamu
Kutebak sifat dan watakmu
Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Boleh percaya Boleh tidak ini hanya permainan

A=tanggung jawab,keras kepala
B=materialistis juga kikir
C=kreatip dan jujur
D=bimbang sifatnya
E=sederhana senang dimanja
F=bersahabat dan ulet
G=pendiam namun rajin
H=hemat dan serius

Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Kau sebut huruf depan namamu
Kutebak sifat dan watakmu
Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Boleh percaya Boleh tidak ini hanya permainan

I= suka memberi dan menyendiri
J= selektip berpendirian
K=bijaksana senang dipuji
L=lincah dan mudah frustasi
M=selalu sibuk dan dihormati
N=giat bekerja, banyak berpikir
O=mudah emosi tak mau dibantah
P=penyabar cinta dama

Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Kau sebut huruf depan namamu
Kutebak sifat dan watakmu
Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Boleh percaya Boleh tidak ini hanya permainan

Q=optimis sulit dipahami
R=mandiri penuh kreasi (Itu SAYA!!)
S=sosial keras hati
T=romantis mudah tersinggung
U=pendiam menutup diri
V=sensitip dan gigih
W=pemalu senang humor
X=telaten dan tekun
Y=perayu mau menang sendiri
Z=kadang kreatip, kadang malas

Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Kau sebut huruf depan namamu
Kutebak sifat dan watakmu
Lalala..lalala…
Mari bermain acroponology
Boleh percaya Boleh tidak ini hanya permainan


Catatan: semua huruf f yang berubah jadi p aseli dari sononya lho. Ga ada ejaan yang diubah. Semuanya sama précis dengan yang tertulis di kasetnya.

Jadi sekarang silakan mencocok-cocokan sifat masing-masing ya…

Penulis yang ngaku mandiri dan KREATIP: Rudy !
 

Thursday, November 17, 2005

Hompimpah, Unyil Kucing!

Minggu pagi, pukul setengah sepuluh WITA, tak boleh ada kegiatan lain. Unyil segera beraksi di layar teve dan semua kegiatan harus berhenti. Pada waktu itu, saya telah mandi, rapi berpakaian, duduk bersila di depan teve. Teve kami saat itu hitam putih berkotak kayu dan bertiang, dengan pintu geser berkunci. Sebelum hilang entah ke mana, kunci jadi sarana ampuh orang tua kami untuk mengendalikan nafsu menonton teve kami yang kadang-kadang kelewatan. Lewat pukul sepuluh malam teve dikunci, dan kami tak bisa berbuat apa-apa selain berangkat tidur sembari merutuk. Ke rumah tetangga? Tak mungkin, sebab setelah jam sepuluh malam, semua harus berada di rumah...

Kembali ke Unyil. Inilah legenda 80-an sejati khas Indonesia. Jika boleh berkesimpulan, bagi saya, Unyil-lah sebenar-benarnya maskot era 80-an ala Indonesia. Saya dan mungkin semua anak Indonesia di era 80-an, tentu ingat masih ingat bagaimana riangnya hati saat pembaca susunan acara di awal program mengumandangkan "pada pukul sekian, Adik-adik dapat menyaksikan Panggung Boneka Si Unyil". Di Era 80-an, di hari Minggu, Si Unyil berentetan dengan Ria Jenaka, Album Minggu Ini (belakangan berubah menjadi Album Minggu Kita), lalu ditutup dengan Little House On The Prairie. Sebagai anak yang besar di pelosok Sulawesi Selatan, hanya Unyil dan Album Minggu yang menjadi tontonan favorit saya, sebab Ria Jenaka terlalu njawani (bagi saya, barisan punakawan berdandan aneh tak terlalu menarik), dan Little House terlalu membingungkan (sebab ia berbahasa Inggris dengan subtitle yang selalu bersicepat hilang sebelum sempat terbaca oleh saya yang masih duduk di SD). Namun kelak, saat saya mulai beranjak cerdas (ehm!), Little House On The Prairie menjadi idola saya dan saya mulai bisa mengerti kelucuan Ria Jenaka….

Desa Ideal versi Orde Baru

Panggung Boneka Si Unyil berlatar sebuah desa antah berantah bernama Suka Maju. Hijau dan penuh dengan pepohonan (bahkan punya hutan lindung!), desa Suka Maju adalah sebuah proyek desa ideal, desa percontohan pemerintah sebagai sponsor utama si Unyil.
Dikepalai oleh Pak Lurah (berkacamata, kumis tipis, dengan dagu runcing seruncing-runcingnya), desa Suka Maju juga menunjukkan wawasan bhinneka tunggal ika. Ada Pak Raden yang Jawa feodal, Bu Bariah yang Maduro-Suroboyo, Bang Togar dari Medan, Meilani dan keluarganya yang Tionghoa. Sedemikian lengkapnya desa Suka Maju, bahkan banci pengamen dan orang gila pun turut diusung masuk!



Si Unyil memang dimaksudkan sebagai program pendidikan (sekaligus hiburan) bagi anak-anak agar kelak menjadi warga negara yang baik. Di episode-episode awal, Si Unyil tampil membosankan sebab karakter yang ada masihlah lurus bersih. Barulah episode-episode selanjutnya tokoh Pak Raden (bernama lengkap Raden Mas Singomenggolo Jalmowono) yang pelit-feodal-temperamental, Pak Ogah, Pak Ableh, (keduanya pengangguran sekaligus pemalas tak ketulungan) dihadirkan. Lalu berentetan karakter Penjahat (pelaku kriminal sejati, botak dan menyeramkan, dengan alis menyatu melengkung keatas), Bibi Cerewet, Bu Bariah, Engkong, dan beberapa karakter numpang lewat (semisal Joni alias Jontor, keponakan Bibi cerewet dari Jakarta, yang selalu hadir berkacamata hitam dengan walkman di telinga...).

Di bagian anak-anak yang menjadi fokus serial ini, selain Unyil sebagai tokoh utama, berbagai karakter kuat juga turut hadir. Ada Ucrit, Usrok yang penakut tapi jika berkelahi tak pernah mundur. Keduanya berada dalam geng yang sama dengan Unyil. Di geng lain, geng yang kerap berantem dengan geng Unyil, ada Endut, Cuplis, Pesek (alias Kendar). Di bagian anak perempuan, trio Menik-Siti-Meylani menjadi pelengkap. Di beberapa episode sempat muncul Tini, keponakan Pak Raden, yang kerap menjadi korban feodalisme si Paman.Si Paman alias Pak Raden bersikeras memanggil Tini dengan Tinneke (nama yang berbau Belanda), sementara yang bersangkutan lebih senang dengan Tini.

Misi, Jargon dan Hit

Sebagai produk negara (Unyil diproduksi oleh PPFN – Pusat Produksi Film Negara) di jaman Orde Baru, Si Unyil tak lepas dari berbagai misi. Sedemikian kuatnya misi pemerintah bahkan beberapa episode memilih program pemerintah sebagai judul. ABRI Masuk Desa, Operasi Bersih, Buta Aksara, Hardiknas, Cinta Lingkungan, Buta Senja adalah segelintir dari program pemerintah yang diseret masuk ke dalam serial si Unyil dan menjadi judul episode. Dan karenanya pula, beragam jargon seumpama Aku Anak Sehat, Gotong Royong, Kerja Bakti, Toleransi dan Tenggang Rasa, menjadi jargon yang kerap berlalu lalang dalam percakapan. Apa boleh buat. Inilah produk Orde Baru.

Meski terlalu kerap bertabur misi, pada banyak episode Unyil tetap tampil cemerlang, menggelitik, membumi, kaya karakter yang akhirnya menjadi hit nasional. Beragam istilah semisal hayyaaa (Engkong), ceppek dulu dong, hajar Bleh! (Pak Ogah), jak rujak (Bu Bariah), memble (Pak Ableh), ngantor di poskamling, proyek (Pak Ableh dan Pak Ogah), Air kendi (Pak Raden, suguhan untuk anak-anak yang bertamu ke rumah Pak Raden mengingat Pak Raden terlampau pelit), encok kumat (Pak Raden, jurus menghindar kerja bakti), di mmannaa annakkuuh…di mmaannaa istrikuuh (Orang gila).

Terkhusus untuk Pak Ogah, Pak Raden dan Bu Bariah, bahkan mereka lantas hidup dalam wujud manusia, merajalela di acara Panggung Hiburan Anak-Anak, dan akhirnya menjadi tokoh penghibur sekaligus pelawak. Sementara Unyil sendiri tak mampu meraih sukses yang sama dengan kompatriot-kompatriotnya...

Dalam kehidupan sehari-hari, Unyil demikian mendarah daging di masa kecil saya. Beberapa kawan masa kecil saya harus rela dinisbatkan dengan nama tokoh dalam si Unyil. Mereka yang botak harus pasrah dipanggil Cuplis, yang cengeng digelar Kinoi (sepupu Unyil), dan orang dewasa yang berkumis lebat diberi julukan Pak Raden, dan perempuan yang ekstra bawel diberi judul Bibi Cerewet.

Unyil pun kerap tampil musikal. Jika masih ingat, Unyil dan kawan-kawan punya band bernama Band Dekil (bayangkan, sebuah desa dengan band lengkap untuk anak-anak SD!). Setiap perayaan (17 agustus atau Sumpah Pemuda), band Dekil kerap tampil di hadapan Pak Lurah, Ibu guru, dan petinggi-petinggi desa lainnya. Lagu hit Aku Anak Sehat bahkan sukses akibat dukungan Unyil dan kawan-kawan.

Dongeng dan Agama

Namun Unyil tak cuma berkisah tentang kehidupan ‘ril’ di desa Suka Maju yang terkadang demikian sesak dimuati jargon dan pesan pemerintah. Pada beberapa episode yang menjadi favorit saya, panggung boneka Unyil mendadak berubah menjadi latar kisah-kisah dongeng yang akrab dengan anak-anak. Tercatat dongeng Atu Belah, Ayu Berubah Rupa, Timun Mas, Uti dan Raksasa, dan sebagainya. Inilah episode-episode favorit saya, episode di mana karakter baru (boneka baru) dimunculkan, dan kisah si Unyil tak cuma berlangsung dari sekolah, rumah dan pos kamling.



Saat hari raya, Unyil pun mengusung kisah-kisah agama dalam bentuk dongeng. Kisah hijrah Nabi Muhammad sempat terekam dalam episode berjudul Hijrah. Juga saat natal, dalam salah satu kisah alkitab, kota Betlehem berusaha dihadirkan dalam bentuk panggung boneka lengkap dengan lelaki semit berkafiyeh dan berkendarakan onta.

Perihal warna-warni umat beragama juga sangat menonjol dalam serial boneka si Unyil ini. Unyil yang muslim tak ragu mengucapkan selamat natal pada Ucrit yang katolik dan Meylani yang protestan. Begitu pula sebaliknya, bagaimana Meylani dan Ucrit turut berpatisipasi mengingatkan kewajiban puasa bagi karakter yang kebetulan muslim bila kebetulan bulan ramadan tiba. Setiap momen keagamaan (ramadhan, idul fitri dan idul adha, natal), tak ketinggalan Unyil akan mengusung tema yang serupa, dengan harmoni toleransi dan tenggang rasa yang kental. Sesuatu yang mungkin harus kembali kita tengok, di tengah maraknya kesewenang-wenangan dan egoisme umat beragama.....

(Ditutup dengan ucapan : Sampai di sini dulu teman-teman… Merdeka!)


Trivias About Unyil
  • Mengudara pertama kali pada tanggal 5 April 1981, dengan total episode 603, Si Unyil hadir layar televisi dalam kurun waktu 12 tahun (1981 – 1993). Predikat sebagai maskot lapan-puluhan layak disandang oleh tokoh boneka berkopiah dan berpipi gembil ini.
  • Segenap pendukung si Unyil dimunculkan dalam opening title. Perkara opening title ini menjadi permainan tersendiri bagi saya dan saudara-saudara saya. Berebutan kami berusaha menebak nama siapa yang bakal muncul selanjutnya. Yang masih teringat adalah Drs. Suyadi, G. Dwipayana, Kurnain Suhardiman, dan Agust Suprapto.
  • Film PPFN untuk konsumsi anak-anak lainnya adalah Si Huma dengan tokoh Huma dan Windy yang bergigi kelinci dan bergerak secepat angin.
  • Ekpresi boneka tokoh-tokoh dalam Unyil umumnya sederhana. Seingat saya hanya ada lima ekspresi yang berarti lima wajah boneka : normal, marah (dengan alis nyaris menyatu), menangis, tertawa, dan ekspresi pasca berkelahi (rambut awut-awutan dengan lingkaran biru pada salah satu mata...)
  • Bapak dan Ibu Si Unyil adalah tipikal orang tua Jawa. Kesenangan Pak Unyil adalah memelihara perkutut (yang kicauannya sampai sekarang masih saya ingat), sementara Bu Unyil senantiasa tampil selalu bersibak-sibuk dengan nyiru (tampi).
  • Si Unyil tentu saja tak beranjak tua dan tak pernah naik kelas, dibuktikan dengan seragam merah hati yang tak pernah berganti. Tokoh tua dalam si Unyil diwakili oleh Nenek Ijah dan Mbak Bejo. Pak Raden, meski termasuk tua, selalu menolak dikategorikan sebagai manula, dengan pengecualian saat undangan kerja bakti tiba!
  • Oleh karena SI Unyil dianggap terlalu male oriented, belakangan TVRI dan PPFN memunculkan serial boneka si Upik dengan tokoh Upik yang perempuan sebagai fokus cerita. Mengudara hanya beberapa episode, Upik sempat menghentak kanak-kanak, sebab digambarkan tokoh boneka Upik yang nota bene perempuan dihadirkan sebagai jagoan, mahir memanah, dan bagai Tarzan(ita), cekatan berayun-ayun di pepohonan!
  • Keluarga Cuplis menjadi bulan-bulanan pemerintah saat program KB digaungkan. Cuplis digambarkan tak pernah bahagia oleh kewajiban menjaga adik (yang jumlahnya lima kalau tak salah, kesemuanya botak pula....). Nama adik-adik Cuplis antara lain : ciner, caplin, cimot dan dua lagi yang tak mampu saya ingat.... (yang termuda masih dalam gendongan, jadi mungkin belum bernama).
  • Salah satu episode tak terlupakan, adalah saat Nenek Ijah yang lansia harus beradu tenaga dengan penjahat yang hendak menyatroni rumah Nenek Ijah. Nenek Ijah sekuat tenaga berusaha menutup pintu yang hendak didobrak paksa oleh si Penjahat. Menegangkan sekaligus membuat haru.....
  • Tentang si Joni alias si Jontor yang selalu dibangga-banggakan oleh si Bibi Cerewet. Saat demam breakdance melanda, Konon di kota (Jakarta) Joni alias si Jontor adalah juara lomba breakdance. Tepatnya juara ke lima dari lima peserta....
  • Pada tahun 2001, bersama dengan Helmy Yahya, PPFN berusaha mengangkat kembali cerita boneka si Unyil ini ke layar kaca di salah satu stasiun televisi swasta nasional. Si Unyil dipermodern, sarung dan peci ditinggalkan, tinggal di rumah model masa kini, dan ibunya tidak lagi memegang tampi kemana-mana karena sekarang sibuk berbisnis MLM. Sayang, usaha ini hanya menjadi suatu acara nostalgia bagi yang pernah mengalami kejayaan si Unyil. Dan bagi anak2 masa sekarang, cerita boneka si Unyil ternyata tidak mampu menarik perhatian mereka. Kalah dengan kartun2 impor dari jepang yang lebih ekspresif. :( Dan PPFN pun gagal dalam usahanya untuk bangkit kembali dari kebangkrutan :((


Penulis Skenario: Kurnain Suhar... eh bukan ding, EssoWenni !
 

Monday, November 14, 2005

Belajar Menyanyi Bersama Artis JK Records



Yuk belajar menyanyi bersama artis-artis JK Records yuuuk...
Lagu-lagunya so pasti keren punya. Siapa tahu bisa mengantarkan kita menuju dunia rekaman. Dapet "piagam" segala lo..

Cepetan dapetin kasetnya di toko-toko kaset terdekat.. tapi harus masuk lacinya Nobita dulu biar bisa pergi ke toko kaset di tahun 85-an :D
Jangan lupa koleksi juga kaset-kaset lagu terpopuler keluaran JK Records yang lainnya!







Ditemukan oleh: Q di tumpukan majalah bekas di gudang.



Tulisan lengkap dari artikel ini
sekarang sudah diterbitkan dalam bentuk buku
berjudul "Gaul Jadul" oleh Q Baihaqi,
terbitan Gagas Media, Juni 2009.



Segera aja dapatkan di toko buku langganan kalian yah cing...