Thursday, February 23, 2006
Sandiwara Radio : Dari Kuping Turun Ke Hati
Saat Ibu hendak ke pasar, saya menyempatkan diri menyuruh beli sesuatu.
"Beli batere tengah dua biji ya, Bu."
Ibu saya tak berkomentar. Ia telah lama mafhum untuk apa batere sebanyak itu. Itu untuk radio transistor. Engkau bertanya untuk apa pula radio transistor? Dan kenapa pula harus memakai batere di saat rumah terang benderang oleh listrik?
Baik, saya ceritakan. Radio transistor untuk menangkap siaran dari sebuah stasiun radio di kabupaten sebelah yang memutar sandiwara radio. Kenapa mesti memakai batere? Sebab siaran radio dari kabupaten sebelah yang berada di jalur AM sangat lemah mengingat jarak yang berpuluh kilometer. Radio transistor bertenaga batere lebih sensitif menangkap siaran lemah tinimbang radio bertenaga listrik. Apa pasal entah.... Bisa ditanyakan pada ahli elektronik.
Saya memilih menyimak stasiun radio dari kabupaten sebelah kendati di kampung saya satu radio swasta juga memutar sandiwara yang sama. Mau tahu alasannya? Sebab sandiwara radio dari stasiun kabupaten seberang selalu satu seri lebih dulu dibanding dari stasiun radio tempat saya. Dengan demikian, di sekolah, saya bisa pamer menceritakan lanjutan kisah Babad Tanah Leluhur yang baru diputar di radio setempat esoknya. Dan teman-teman saya akan mendengarkan cerita saya dengan tekun dan penuh perhatian....
Jadi semata untuk sandiwara radio itulah Ibu membelikan saya batere. Ya, sandiwara radio. Jika Anda produk 80-an dan tinggal bukan di kota besar, Anda kemungkinan besar juga teracuni polusi sandiwara radio. Siapa yang tak kenal Brama Kumbara? Siapa yang meragukan kehebatan Sembara dengan cambuk kilatnya? Siapa yang tak merinding mendengar kikik Mak Lampir? Siapa yang tak mengakui kedigjayaan Mantili dengan pedang setan dan pedang peraknya? Dan siapa yang tak terpana mendengar penggambaran Lasmini yang cantik bahenol, genit namun sakti mandraguna? Tentang Mak Lampir ini, satu pertanyaan saya yang tak terjawab hingga kini : mengapa nenek siluman jahat yang satu ini demikian ceria dan bahagia? Setiap saat ia muncul selalu tak ketinggalan tawa yang mengikik. Tak sekali dua kali, melainkan nyaris sepanjang waktu. Sungguh, betapa periang nenek kita ini....
Legenda Bertabur Obat-Obatan
Kebanyakan sandiwara radio di era 80-an disponsori oleh perusahaan obat-obatan dan farmasi. Dan boleh dikatakan Kalbe Farma adalah yang tersukses dari sponsor-sponsor tersebut. Dua serial sandiwara radio Saur Sepuh dan Babad Tanah Leluhur usungan Kalbe Farma sukses memanen penggemar. Saur Sepuh dikemudikan oleh Niki Kosasih sementara ide cerita Babad Tanah Leluhur dilahirkan oleh Cece Suhyar (dengan teknik dan montase oleh Yadi Enos dan musik oleh Harry Sabar). Lalu di belakangnya tercatat PT Bintang Tudjuh dengan Api Di Bukit Menoreh (SH Mintarja) dan Tutur Tinular berserta sekuelnya Mahkota Mayangkara (S Tijab). Sementara PT Medifarma melahirkan Misteri dari Gunung Merapi dan sekuelnya Mustika dari Gunung Merapi (Asmadi Sjafar). Di belakang serial-serial ini, mengikut serial-serial lain yang juga sukses namun tak mampu menghimpun sebanyak pendengar serial-serial di atas. Tercatat Putri Cadar Biru (satu lagi dari Kalbe Farma), Misteri Gandrung Aru, Jaka Badak, Mahabrata, Kaca Benggala, Galang Gemilang, Ibuku Sayang Ibuku Malang, dan satu milik pemerintah yang berumur sangat panjang, Butir-Butir Pasir di Laut. Sebagaimana halnya iklan di teve, iklan obat di sandiwara radio pun biasanya menyelinap di saat-saat menegangkan. Dengan durasi 30 menit, umumnya selingan iklan muncul sebanyak tiga sampai empat kali. Di opening jingle sederet iklan pun diperdengarkan sebelum masuk ke dalam cerita. Hingga kini saya tak bisa mengenyahkan jingle iklan Kalpanax, Micorex, Procold, Promag, Entrostop, Puyer obat sakit kepala cap 19, Decolsin, Decolgen, dan sederet obat-obatan lainnya dari kepala saya. Ya, saya telah tercuci otak oleh iklan sandiwara radio.
Dan persaingan melahirkan benih pertikaian. Kalpanax (Kalbe Farma) dan Micorex (Bintang Tujuh), keduanya berjenis obat antipanu dan antikutu air, memperoleh lahan buat menjatuhkan pesaing. Kalpanax (dengan cairan berwarna merah) yang lebih dahulu hadir tersinggung saat Micorex meledek ketidakmanjuran obar berwarna merah dalam iklan radionya. Sebagai pembalasan Kalpanax balas meledek Micorex yang berwarna biru dengan sebutan : spiritus bakar untuk lampu petromax.
Dongeng Sejarah dan Aji Maha Sakti
Belakangan setelah kuliah saya baru mengerti dan mulai membangun teori mengapa sandiwara radio yang hanya mengandalkan kuping demikian lekat di hati rakyat jelata (dalam bahasa saur sepuh : kawula alit). Untuk rakyat kebanyakan, serial sandiwara radio yang kebanyakan berupa carangan (kisah fiktif yang menempel pada fakta sejarah) dianggap sebagai hiburan yang murah meriah, yang bahkan sering dianggap bagian dari sejarah itu sendiri. Saur Sepuh melekat pada sejarah kerajaan Majapahit dan Silihwangi, Babad Tanah Leluhur mendomplengi sejarah kerajaan Mataram Hindu, Tutur Tinular dan Mahkota Mayangkara berpegang pada babad kerajaan Singosari dan Majapahit (sama halnya dengan Misteri Gandrung Aru), sementara Api di Bukit Menoreh dan Putri Cadar Biru merujuk pada kerajaan Demak dan Mataram Islam. Putri Cadar Biru malah memilih latar perjuangan kerajaan Mataram Islam melawan penjajah asing.
Sementara untuk anak-anak, sandiwara radio menumbuhsuburkan imajinasi, melatih daya khayali yang terstimuli hanya dari telinga. Saat bermain silat-silatan, tak jarang terdengar teriakan : Cambuk kilat, hiaaat! Atau Ajian Serat Jiwa, ciaaat! Atau, terimalah ini : Pukulan Seribu Geledek Tegalan Turu, jeddeeerrrr! Ya, memalukan memang. Tapi demikianlah kanak-kanak. Saya sendiri waktu itu punya ajian sakti : Kincir Metu dan Banyucakrabuana dari serial Babad Tanah Leluhur. Untuk Kincir Metu, saya akan berputar-putar sembari maju menghampiri 'musuh', dan untuk Banyucakrabuana, saya akan berputar sekali, merentangkan tangan ke atas lalu mendorong ke depan (mirip-mirip kamehame). Tentu saja tak terjadi apa-apa saat saya melepaskan 'ajian sakti' tersebut, selain rasa pusing dan mual akibat berputar-putar terlalu lama....
Di sekolah pun racun sandiwara radio masih memperlihatkan pengaruhnya. Saat jam menggambar bebas, saya memilih menggambar tokoh favorit saya : Brama, dengan otot menonjol di sana-sini plus mahkota di kepala (kendati si Ferry Fadly pengisi suara bertubuh ceking mendekati kurus), Lasmini, dengan buah dada ekstra besar (setidaknya itu gambaran masa kecil saya tentang wanita penggoda), dan Mantili yang selalu menenteng pedang bak tukang jagal. Dan tentu saja pertengkaran antar teman di jam istirahat (yang kadang berakhir dengan perkelahian), tentang tokoh siapa yang lebih jago. Atau berlomba-lomba menebak-nebak kisah selanjutnya. Sebab tak ada yang mau mengalah, maka terkadang pertengkaran diselesaikan dengan berantem, dengan kepalan, zonder aji-ajian....
Mengagumkan, betapa sandiwara radio bisa membuat kita pulang ke rumah dengan bibir pecah dan mata lebam....
Merambah Layar Perak dan Layar Kaca
Lalu akhirnya sandiwara radio pun naik pangkat. Dengan penggemar di segenap pelosok tanah air, pihak produser mencium aroma bisnis. Maka lahirlah Saur Sepuh sebagai sandiwara radio pertama yang bermutasi dari radio ke layar perak dengan biaya besar-besaran dan kolosal (untuk ukuran Indonesia). Satria Madangkara menjadi judul pertama disusul Pesanggrahan Kramat, Kembang Gunung Lawu lalu Istana Atap Angin. Dan bagai berlomba-lomba semua produser berupaya menggarap proyek yang sama. Misteri Dari Gunung Merapi merayap ke layar perak dengan episode Penghuni Rumah Tua, Titisan Roh Nyai Kembang, dan Perempuan Berambut Api. Tutur Tinular tak mau ketinggalan juga turut merambah layar perak dengan episode Pedang Naga Puspa dan Naga Puspa Kresna.
Di layar kaca, jangan tanya lagi. Di akhir 80-an dan sepanjang 90-an ruang keluarga di rumah diserbu oleh visualisasi sandiwara radio ini. Nyaris semua sandiwara radio yang populer (dan tak cuma yang bertema laga) di seret ke layar kaca. Sinetron seri laga berlandas sandiwara radio dengan PT Gentabhuana Pitaloka sebagai panglimanya hadir mengisi jam-jam prime time layar kaca.
Dan saya? Saya menyimpan rasa gamang tentu saja. Sebab di layar perak dan di layar kaca visualisasi tokoh-tokoh kebanggaan saya memperoleh wujud. Dan saya harus bersiap kecewa. Sebab banyak hal yang berseberangan dengan imajinasi saya : Mantili tak secantik yang saya bayangkan, Lasmini tak berpayudara ekstrabesar, Brama versi layar lebar berkumis tebal, dan kenapa pula Mak Lampir bermuka hijau seperti keracunan?
Kini dengan serbuan sinetron dan penjajahan teve lewat infotainment perlahan-lahan semua tokoh yang terbangun di benak saya mencair, terganti dengan pribadi-pribadi membumi dan manusiawi. Hilang sudah sosok Mantili yang galak dan sakti, berganti dengan sosok Elly Ermawati si pengisi suara Mantili yang bercerai dengan suami dan diduga selingkuh dengan Benny G Harja (lawan mainnya di beberapa film), Fendy Pradhana yang bolak-balik memerankan Brama dan Sembara, dan Murti Sari Dewi yang juga bernasib sama memerankan Lasmini dan Sakawuni (dalam versi radio kedua tokoh ini memang diisi suara oleh satu orang : Ivonne Rose) Apa dikata, satu persatu tokoh-tokoh pujaan saya yang suci tak terjamah dalam imajinasi saya perlahan pudar, melebur menjadi artis-artis hiburan yang manusiawi, lengkap dengan segala intrik, masalah, berita dan rumor....
Dunia yang Lebih Sederhana
Runtuhnya gambaran tokoh-tokoh sandiwara dalam imajinasi saya membuat saya lambat-laun meninggalkan sandiwara radio. Terakhir saya masih sempat mengikuti Babad Tanah Leluhur hingga lahirnya generasi kedua Kayan Manggala, putra Anting Wulan dan Saka Palwaguna. Setelahnya saya memilih mundur, sebab saat itu bioskop telah menghadirkan visualisasi baru, dengan versi mereka (kebanyakan menuruti selera pasar), dan saya harus menurut pada selera produser dan saudara, tentang bagaimana wajah dan wujud jagoan-jagoan saya, bagaimana rupa Cambuk Kilat atau Pedang Naga Puspa Kresna, bagaimana bentuk Pesanggrahan Kramat dan Padepokan Gualarang....
Kadang-kadang saya masih merindukan masa di semuasanya masih demikian sederhana, masa di mana dunia hiburan (kanak-kanak) begitu lempang dan tak sesemrawut sekarang. Masa di mana di saat-saat tertentu kami duduk melingkar mengitari radio transistor dengan kuping terpasang cermat. Masa di mana suara derap kuda, denting pedang beradu, dahsyatnya dua aji kesaktian berjibaku, teriakan dan bentakan, menciptakan dunia sempurna dalam imajinasi saya tanpa perlu embel-embel visualisasi teve dan film. Masa di mana desah hangat Lasmini dari speaker radio saat ia merayu Brama, mewujudkan imaji Lasmini sebagai perempuan cantik, sintal, penggoda nomor wahid sekaligus sakti nan pilih tanding. Dan saya tak harus mendapati kenyataan bahwa di layar kaca, (pemeran) Lasmini, ternyata bermasalah dengan jerawat, kini tak sesingset dahulu dan mulai digelayuti lemak di sana-sini. Apa boleh buat, ilmu awet muda 'Lasmini' yang membuat brondong seperti Raden Bentar bertekuk lutut, ternyata kalah sakti menghadapi serbuan jerawat dan gelambir lemak.
Teknik dan Montase: EssoWenni
(sumber gambar : Rare Kungfu Movies)
Sekadar catatan kaki, sebagai pengingat masa kejayaan sandiwara radio saya tuliskan sekilas 'curriculum vitae' para tokoh utama.
Saur Sepuh
Tutur Tinular
Tutur Tinular kemudian berlanjut ke Mahkota Mayangkara, di mana tokoh Panji Ketawang, Ayu Wandira dan Ra Tanca (adik seperguruan Mei Shin) beranjak dewasa dan menjadi tokoh sentral dalam Mahkota Mayangkara.
Babad Tanah Leluhur
Mestika Dari Gunung Merapi
"Beli batere tengah dua biji ya, Bu."
Ibu saya tak berkomentar. Ia telah lama mafhum untuk apa batere sebanyak itu. Itu untuk radio transistor. Engkau bertanya untuk apa pula radio transistor? Dan kenapa pula harus memakai batere di saat rumah terang benderang oleh listrik?
Baik, saya ceritakan. Radio transistor untuk menangkap siaran dari sebuah stasiun radio di kabupaten sebelah yang memutar sandiwara radio. Kenapa mesti memakai batere? Sebab siaran radio dari kabupaten sebelah yang berada di jalur AM sangat lemah mengingat jarak yang berpuluh kilometer. Radio transistor bertenaga batere lebih sensitif menangkap siaran lemah tinimbang radio bertenaga listrik. Apa pasal entah.... Bisa ditanyakan pada ahli elektronik.
Saya memilih menyimak stasiun radio dari kabupaten sebelah kendati di kampung saya satu radio swasta juga memutar sandiwara yang sama. Mau tahu alasannya? Sebab sandiwara radio dari stasiun kabupaten seberang selalu satu seri lebih dulu dibanding dari stasiun radio tempat saya. Dengan demikian, di sekolah, saya bisa pamer menceritakan lanjutan kisah Babad Tanah Leluhur yang baru diputar di radio setempat esoknya. Dan teman-teman saya akan mendengarkan cerita saya dengan tekun dan penuh perhatian....
Jadi semata untuk sandiwara radio itulah Ibu membelikan saya batere. Ya, sandiwara radio. Jika Anda produk 80-an dan tinggal bukan di kota besar, Anda kemungkinan besar juga teracuni polusi sandiwara radio. Siapa yang tak kenal Brama Kumbara? Siapa yang meragukan kehebatan Sembara dengan cambuk kilatnya? Siapa yang tak merinding mendengar kikik Mak Lampir? Siapa yang tak mengakui kedigjayaan Mantili dengan pedang setan dan pedang peraknya? Dan siapa yang tak terpana mendengar penggambaran Lasmini yang cantik bahenol, genit namun sakti mandraguna? Tentang Mak Lampir ini, satu pertanyaan saya yang tak terjawab hingga kini : mengapa nenek siluman jahat yang satu ini demikian ceria dan bahagia? Setiap saat ia muncul selalu tak ketinggalan tawa yang mengikik. Tak sekali dua kali, melainkan nyaris sepanjang waktu. Sungguh, betapa periang nenek kita ini....
Legenda Bertabur Obat-Obatan
Kebanyakan sandiwara radio di era 80-an disponsori oleh perusahaan obat-obatan dan farmasi. Dan boleh dikatakan Kalbe Farma adalah yang tersukses dari sponsor-sponsor tersebut. Dua serial sandiwara radio Saur Sepuh dan Babad Tanah Leluhur usungan Kalbe Farma sukses memanen penggemar. Saur Sepuh dikemudikan oleh Niki Kosasih sementara ide cerita Babad Tanah Leluhur dilahirkan oleh Cece Suhyar (dengan teknik dan montase oleh Yadi Enos dan musik oleh Harry Sabar). Lalu di belakangnya tercatat PT Bintang Tudjuh dengan Api Di Bukit Menoreh (SH Mintarja) dan Tutur Tinular berserta sekuelnya Mahkota Mayangkara (S Tijab). Sementara PT Medifarma melahirkan Misteri dari Gunung Merapi dan sekuelnya Mustika dari Gunung Merapi (Asmadi Sjafar). Di belakang serial-serial ini, mengikut serial-serial lain yang juga sukses namun tak mampu menghimpun sebanyak pendengar serial-serial di atas. Tercatat Putri Cadar Biru (satu lagi dari Kalbe Farma), Misteri Gandrung Aru, Jaka Badak, Mahabrata, Kaca Benggala, Galang Gemilang, Ibuku Sayang Ibuku Malang, dan satu milik pemerintah yang berumur sangat panjang, Butir-Butir Pasir di Laut. Sebagaimana halnya iklan di teve, iklan obat di sandiwara radio pun biasanya menyelinap di saat-saat menegangkan. Dengan durasi 30 menit, umumnya selingan iklan muncul sebanyak tiga sampai empat kali. Di opening jingle sederet iklan pun diperdengarkan sebelum masuk ke dalam cerita. Hingga kini saya tak bisa mengenyahkan jingle iklan Kalpanax, Micorex, Procold, Promag, Entrostop, Puyer obat sakit kepala cap 19, Decolsin, Decolgen, dan sederet obat-obatan lainnya dari kepala saya. Ya, saya telah tercuci otak oleh iklan sandiwara radio.
Dan persaingan melahirkan benih pertikaian. Kalpanax (Kalbe Farma) dan Micorex (Bintang Tujuh), keduanya berjenis obat antipanu dan antikutu air, memperoleh lahan buat menjatuhkan pesaing. Kalpanax (dengan cairan berwarna merah) yang lebih dahulu hadir tersinggung saat Micorex meledek ketidakmanjuran obar berwarna merah dalam iklan radionya. Sebagai pembalasan Kalpanax balas meledek Micorex yang berwarna biru dengan sebutan : spiritus bakar untuk lampu petromax.
Dongeng Sejarah dan Aji Maha Sakti
Belakangan setelah kuliah saya baru mengerti dan mulai membangun teori mengapa sandiwara radio yang hanya mengandalkan kuping demikian lekat di hati rakyat jelata (dalam bahasa saur sepuh : kawula alit). Untuk rakyat kebanyakan, serial sandiwara radio yang kebanyakan berupa carangan (kisah fiktif yang menempel pada fakta sejarah) dianggap sebagai hiburan yang murah meriah, yang bahkan sering dianggap bagian dari sejarah itu sendiri. Saur Sepuh melekat pada sejarah kerajaan Majapahit dan Silihwangi, Babad Tanah Leluhur mendomplengi sejarah kerajaan Mataram Hindu, Tutur Tinular dan Mahkota Mayangkara berpegang pada babad kerajaan Singosari dan Majapahit (sama halnya dengan Misteri Gandrung Aru), sementara Api di Bukit Menoreh dan Putri Cadar Biru merujuk pada kerajaan Demak dan Mataram Islam. Putri Cadar Biru malah memilih latar perjuangan kerajaan Mataram Islam melawan penjajah asing.
Sementara untuk anak-anak, sandiwara radio menumbuhsuburkan imajinasi, melatih daya khayali yang terstimuli hanya dari telinga. Saat bermain silat-silatan, tak jarang terdengar teriakan : Cambuk kilat, hiaaat! Atau Ajian Serat Jiwa, ciaaat! Atau, terimalah ini : Pukulan Seribu Geledek Tegalan Turu, jeddeeerrrr! Ya, memalukan memang. Tapi demikianlah kanak-kanak. Saya sendiri waktu itu punya ajian sakti : Kincir Metu dan Banyucakrabuana dari serial Babad Tanah Leluhur. Untuk Kincir Metu, saya akan berputar-putar sembari maju menghampiri 'musuh', dan untuk Banyucakrabuana, saya akan berputar sekali, merentangkan tangan ke atas lalu mendorong ke depan (mirip-mirip kamehame). Tentu saja tak terjadi apa-apa saat saya melepaskan 'ajian sakti' tersebut, selain rasa pusing dan mual akibat berputar-putar terlalu lama....
Di sekolah pun racun sandiwara radio masih memperlihatkan pengaruhnya. Saat jam menggambar bebas, saya memilih menggambar tokoh favorit saya : Brama, dengan otot menonjol di sana-sini plus mahkota di kepala (kendati si Ferry Fadly pengisi suara bertubuh ceking mendekati kurus), Lasmini, dengan buah dada ekstra besar (setidaknya itu gambaran masa kecil saya tentang wanita penggoda), dan Mantili yang selalu menenteng pedang bak tukang jagal. Dan tentu saja pertengkaran antar teman di jam istirahat (yang kadang berakhir dengan perkelahian), tentang tokoh siapa yang lebih jago. Atau berlomba-lomba menebak-nebak kisah selanjutnya. Sebab tak ada yang mau mengalah, maka terkadang pertengkaran diselesaikan dengan berantem, dengan kepalan, zonder aji-ajian....
Mengagumkan, betapa sandiwara radio bisa membuat kita pulang ke rumah dengan bibir pecah dan mata lebam....
Merambah Layar Perak dan Layar Kaca
Lalu akhirnya sandiwara radio pun naik pangkat. Dengan penggemar di segenap pelosok tanah air, pihak produser mencium aroma bisnis. Maka lahirlah Saur Sepuh sebagai sandiwara radio pertama yang bermutasi dari radio ke layar perak dengan biaya besar-besaran dan kolosal (untuk ukuran Indonesia). Satria Madangkara menjadi judul pertama disusul Pesanggrahan Kramat, Kembang Gunung Lawu lalu Istana Atap Angin. Dan bagai berlomba-lomba semua produser berupaya menggarap proyek yang sama. Misteri Dari Gunung Merapi merayap ke layar perak dengan episode Penghuni Rumah Tua, Titisan Roh Nyai Kembang, dan Perempuan Berambut Api. Tutur Tinular tak mau ketinggalan juga turut merambah layar perak dengan episode Pedang Naga Puspa dan Naga Puspa Kresna.
Di layar kaca, jangan tanya lagi. Di akhir 80-an dan sepanjang 90-an ruang keluarga di rumah diserbu oleh visualisasi sandiwara radio ini. Nyaris semua sandiwara radio yang populer (dan tak cuma yang bertema laga) di seret ke layar kaca. Sinetron seri laga berlandas sandiwara radio dengan PT Gentabhuana Pitaloka sebagai panglimanya hadir mengisi jam-jam prime time layar kaca.
Dan saya? Saya menyimpan rasa gamang tentu saja. Sebab di layar perak dan di layar kaca visualisasi tokoh-tokoh kebanggaan saya memperoleh wujud. Dan saya harus bersiap kecewa. Sebab banyak hal yang berseberangan dengan imajinasi saya : Mantili tak secantik yang saya bayangkan, Lasmini tak berpayudara ekstrabesar, Brama versi layar lebar berkumis tebal, dan kenapa pula Mak Lampir bermuka hijau seperti keracunan?
Kini dengan serbuan sinetron dan penjajahan teve lewat infotainment perlahan-lahan semua tokoh yang terbangun di benak saya mencair, terganti dengan pribadi-pribadi membumi dan manusiawi. Hilang sudah sosok Mantili yang galak dan sakti, berganti dengan sosok Elly Ermawati si pengisi suara Mantili yang bercerai dengan suami dan diduga selingkuh dengan Benny G Harja (lawan mainnya di beberapa film), Fendy Pradhana yang bolak-balik memerankan Brama dan Sembara, dan Murti Sari Dewi yang juga bernasib sama memerankan Lasmini dan Sakawuni (dalam versi radio kedua tokoh ini memang diisi suara oleh satu orang : Ivonne Rose) Apa dikata, satu persatu tokoh-tokoh pujaan saya yang suci tak terjamah dalam imajinasi saya perlahan pudar, melebur menjadi artis-artis hiburan yang manusiawi, lengkap dengan segala intrik, masalah, berita dan rumor....
Dunia yang Lebih Sederhana
Runtuhnya gambaran tokoh-tokoh sandiwara dalam imajinasi saya membuat saya lambat-laun meninggalkan sandiwara radio. Terakhir saya masih sempat mengikuti Babad Tanah Leluhur hingga lahirnya generasi kedua Kayan Manggala, putra Anting Wulan dan Saka Palwaguna. Setelahnya saya memilih mundur, sebab saat itu bioskop telah menghadirkan visualisasi baru, dengan versi mereka (kebanyakan menuruti selera pasar), dan saya harus menurut pada selera produser dan saudara, tentang bagaimana wajah dan wujud jagoan-jagoan saya, bagaimana rupa Cambuk Kilat atau Pedang Naga Puspa Kresna, bagaimana bentuk Pesanggrahan Kramat dan Padepokan Gualarang....
Kadang-kadang saya masih merindukan masa di semuasanya masih demikian sederhana, masa di mana dunia hiburan (kanak-kanak) begitu lempang dan tak sesemrawut sekarang. Masa di mana di saat-saat tertentu kami duduk melingkar mengitari radio transistor dengan kuping terpasang cermat. Masa di mana suara derap kuda, denting pedang beradu, dahsyatnya dua aji kesaktian berjibaku, teriakan dan bentakan, menciptakan dunia sempurna dalam imajinasi saya tanpa perlu embel-embel visualisasi teve dan film. Masa di mana desah hangat Lasmini dari speaker radio saat ia merayu Brama, mewujudkan imaji Lasmini sebagai perempuan cantik, sintal, penggoda nomor wahid sekaligus sakti nan pilih tanding. Dan saya tak harus mendapati kenyataan bahwa di layar kaca, (pemeran) Lasmini, ternyata bermasalah dengan jerawat, kini tak sesingset dahulu dan mulai digelayuti lemak di sana-sini. Apa boleh buat, ilmu awet muda 'Lasmini' yang membuat brondong seperti Raden Bentar bertekuk lutut, ternyata kalah sakti menghadapi serbuan jerawat dan gelambir lemak.
Teknik dan Montase: EssoWenni
(sumber gambar : Rare Kungfu Movies)
Sekadar catatan kaki, sebagai pengingat masa kejayaan sandiwara radio saya tuliskan sekilas 'curriculum vitae' para tokoh utama.
Saur Sepuh
- Brama Kumbara
Murid Eyang Astagina dengan jabatan Raja Madangkara, Ajian andalan : Gelang-Gelang, Serat Jiwa, Waringin Sungsang dan Lapah Lumpuh, dan yang paling anyar ajian Ciptadewi (untuk menandingi Ciptadewa Lasmini). Brama Kumbara beristri dua : Harnum (dan Pramita. Kelak dari kedua istri ini lahir generasi kedua Saur Sepuh : Raden Bentar, Garnis, Raden Wanapati. Turut bergabung Anjani (anak Lasmini) dan Raden Paksi Jaladara (anak Mantili). - Mantili
Adik seibu Brama Kumbara. Pembela kebenaran, meski sedikit pemberang dan judes. Menguasai Serat Jiwa meski tak sempurna, bersenjatakan pedang setan yang mengeluarkan hawa racun berbau busuk, dan pedang perak yang memancarkan sinar menyilaukan dan membutakan. Juga menguasai jurus srigunting yang diajarkan Brama untuk menandingi Lasmini. Kelak dalam pertarungan puncak, Mantili harus mendapati kenyataan bahwa Lasmini ternyata juga menguasai penangkis srigunting. Dalam kebingungan, Mantili menyatukan pedang setan dan pedang perak, yang membuat Lasmini dan muridnya Yulidar kalah telak! - Lasmini.
Perempuan penggoda, menyimpan dendam pada Brama akibat cinta yang kandas sebelum terbalas. Murid tunggal Nenek Lawu. Menguasai banyak ilmu terutama ilmu pelet, pengasihan, dan sirep (Aji Megananda). Ilmu pamungkasnya adalah Ciptadewa ciptaan Nenek Lawu yang merupakan gabungan ajian Serat Jiwa, Waringin Sungsang dan Lampah Lumpuh.
Lasmini mendirikan sebuah perguruan bernama Anggrek Indah di Gunung Lawu. Satu jurus andalannya Kembang Seribu diajarkannya kepada semua murid-muridnya dan menjadi jurus wajib perguruan ini. Lasmini juga mendirikan Istana Atap Langit yang menjadi salah satu judul episode Saur Sepuh. Dan Episode Langit Membara di Bumi Jamparing menandai berakhirnya era Brama, Mantili dan Lasmini berlanjut dengan generasi ke dua, Raden Bentar dan kawan-kawan. Diceritakan tokoh-tokoh Brama, Mantili, dan kedua istrinya bertapa di suatu tempat yang hanya diketahui oleh anak-anak mereka (mungkin semacam suwung, ruang antara ada dan tiada di dimensi lain).
Tutur Tinular
- Arya Kamandanu
Pemuda lugu dari desa Kurawan. Anak kedua dari Mpu Hangareksa. memiliki aji Saeti Angin (yang membuat tubuhnya seringan kapas dan gerakannya secepat angin) ajaran Mpu Ranubhaya, guru sekaligus pamannya. Mewarisi pedang Naga Puspa ciptaan gurunya, pedang liar yang mampu membuat orang-orang sekelilingnya mengejang kaku dan tak dapat bergerak. Kelak setelah tergigit oleh siluman naga puspa, Kamandanu menguasai ajian Naga Puspa Kresna.
Kamandanu menaruh hati kepada empat perempuan. Yang pertama kepada Nari Ratih, gadis dari desa Menguntur, yang kemudian dinikahi oleh Arya Dwipangga, kakak kandung Arya Kamandanu. Yang kedua kepada Mei Shin, perempuan pelarian dari tanah Cina yang kemudian 'dinodai' (mind my languange!) oleh Arya Dwipangga hingga hamil. Yang ketiga kepada Luh Jinggan, anak perempuan Mpu Lungga (yang mengajarinya ajian Naga Puspa Kresna). Cinta ini juga tak kesampaian. Yang keempat kepada Sakawuni, kolega sesama pendekar, putri Dewi Tunjung Biru, yang akhirnya dinikahinya. Dari pernikahannya ini Kamandanu beroleh seorang putra. Kelak setelah Singosari runtuh, Kamandanu menjadi senopati Majapahit. - Arya Dwipangga.
Putra sulung Mpu Hanggareksa, mahir dalam bersyair. Mudah jatuh cinta pada perempuan cantik, meski perempuan itu kekasih adiknya sendiri. Pada awalnya tak tertarik dengan ilmu kanuragan. Namun saat ia jatuh ke sumur tua (terhajar hingga cacat oleh Kamandanu yang murka akibat ulah si kakak yang menyakiti semua perempuan yang dicintai Kamandanu), ia bertemu dengan sosok tua misterius yang mengajarinya ilmu kanuragan. Kelak setelah lulus, Arya Dwipangga muncul kembali ke dunia nyata dan menyandang titel Pendekar Syair Berdarah, dengan senjata andalan Pedang Bulan Sabit Kembar. Memendam dendam tak terkira pada Arya Kamandanu yang telah membuatnya cacat.
Dwipangga memperoleh putra dari Nari Ratih (yang mati merana), bernama Panji Ketawang. Sementara dari Mei Shin yang dinodainya (again watch my language), Arya Dwipangga beroleh putri bernama Ayu Wandira yang kelak diangkat murid oleh Nini Ragarunting dan mewarisi ilmu selendang sakti Emban Gendong Momongan - Mei Shin.
Pendekar perempuan berdarah Tionghoa. Bersama suaminya Lo Shi Shan, merupakan sepasang pelarian dari tanah Tiongkok. Dikejar-kejar oleh tentara kaisar cina lantaran membantu meloloskan Mpu Ranubhaya yang menjadi tawanan balatentara cina. Dalam pelarian mereka terpaksa menerima titipan Pedang Naga Puspa milik Mpu Ranubhaya (pedang ini sebenarnya pesanan kaisar cina yang memaksa Mpu Ranubhaya untuk membuat senjata sakti).
Terdampar di pulau Jawa (hebatnya keduanya tiba-tiba mahir berbahasa Indonesia), Mei Shin dan suaminya juga menjadi buronan tentara Singosari. Setelah suaminya tewas, Mei Shin yang terlunta-lunta ditampung oleh Kamandanu. Benih cinta yang tertanam terbentur oleh peristiwa dinodainya (this the last one, I hope!) Mei Shin oleh Dwipangga dengan cara licik. Dalam keadaan hamil Mei Shin kembali terlunta-lunta sebelum ditemukan oleh Nini Ragarunting. Hanya beberapa saat setelah melahirkan Mei Shin harus bertarung dengan prajurit singosari dan terluka parah (hingga nyaris mati) oleh Dewi Sambi (terkenal dengan pukulan Tapak Wisa-nya). Kamandanu, melihat keadaan Mei Shin, putus asa dan mengira Mei Shin telah tewas.
Namun 'jasad' Mei Shin diam-diam diambil seorang tabib bernama Tuan Wong yang berhasil menghidupkan Mei Shin, mengangkat Mei Shin sebagai murid dan mengaruniainya ilmu Kabegjan (semacam ilmu kebatinan yang membuat pemiliknya tak pernah celaka, sepanjang si pemilik tak berdusta kepada diri sendiri). Mei Shin dikemudian hari terkenal sebagai tabib nomor satu dan berganti nama menjadi Nyai Paricara.
Tutur Tinular kemudian berlanjut ke Mahkota Mayangkara, di mana tokoh Panji Ketawang, Ayu Wandira dan Ra Tanca (adik seperguruan Mei Shin) beranjak dewasa dan menjadi tokoh sentral dalam Mahkota Mayangkara.
Babad Tanah Leluhur
- Saka Palwaguna.
Murid kedua dari dari perguruan Goalarang. Tergabung dalam kelompok Ning Sewu. Menguasai ajian Kincir Metu hingga tingkat ke-8. Berwatak jujur, lugu dan lembut. Mencintai Intan Pandini sepenuh hati, tanpa pernah tahu jika adik seperguruannya, Anting Wulan, juga menaruh hati padanya.
Dalam suatu insiden yang serba kebetulan, Intan Pandini tewas di tangan Anting Wulan, yang membuat Saka Palwaguna menaruh dendam pada adik seperguruannya. Dalam petualangannya, Saka Palwaguna hilang ingatan, dan jatuh bangun kasmaran pada seorang janda bernama Neng yang disangkanya Intan Pandini.
Kelak dendam pada anting Wulan berubah cinta, dan Saka Palwaguna berjodoh dengan Anting Wulan. Sebelum mengawini Anting Wulan, Sakapalwaguna menguasai ajian Jalasukma yang mampu melumpuhkan musuh tanpa melukai. Jalasukma adalah ilmu (kitab) yang diturunkan oleh Resi Sanatadharma kepada cucunya Anting Wulan, yang malah memberikannya kepada Saka Palwaguna sebagai prasyarat perkawinan. - Anting Wulan.
Murid paling bungsu dari kelompok Ning Sewu (setelah Seta Keling, Saka Palwaguna, dan Dampu Awuk). Menguasai Kincir Metu tingkat ke-6. Dalam suatu pertempuran akbar di Bukit Tengkorak melawan Jerangkong Hidup, AntingWulan terperosok ke dalam goa bawah tanah dan mendapatkan salinan ajian Banyucakrabuana di dinding goa. Hanya menguasai pembukaannya, ilmu Anting Wulan meningkat pesat.
Dalam pengembaraannya menghindari Saka Palwaguna (yang saat itu tengah mencari-carinya akibat salah paham yang menyebabkan tewasnya Intan Pandini kekasih Saka Palwaguna), Anting Wulan bentrok dengan Prabu Sana, yang menguasai Banyucakrabuana tingkat pertama, dan memiliki kujang Cakrabuana. Penasaran, Anting Wulan kembali ke goa bawah tanah di bukit tengkorak dan menguasai ajian Banycakrabuana tingkat ke dua. Melalui pengalaman gaib saat mendalami ajian Banyucakrabuana Anting Wulan bertemu dengan Dewi Laut Kidul yang kemudian menjadi guru dan penasehat spiritualnya.
Dalam episode Rahasia Puncak Gunung Wukir Anting Wulan bersua dengan siluman ular emas dalam wujud pedang Ular Emas yang kelak menyengsarakan hidupnya, menghancurkan perkawinannya dengan Sakapalwaguna, dan membuatnya harus mengasingkan diri dan berganti nama menjadi Nyai Kembang Hitam. - Raden Purbaya.
Putra mahkota kerajaan Karangsedana yang digulingkan. Terusir dari istana, Purbaya mengembara ditemani emban pengasuhnya yang setia, Cempaka. Sempat 'mengecap pendidikan' di padepokan Gualarang, Purbaya dan Cempaka diangkat murid oleh tokoh misterius bernama Mamang Kuraya. Dari tokoh ini, keduanya mendapatkan ilmu Semadi Dewa Gila (yang menjadi tandingan ilmu Kelelawar Sakti milik Jerangkong Hidup).
Hal yang misterius dari diri Purbaya dan juga Cempaka adalah bahwa dalam keadaan terancam maut sosok penuh cahaya tiba-tiba bangkit dari dalam tubuh mereka dan menyelamatkan nyawa mereka. Tak kurang Reshi Amista, (penjahat paling berbahaya dalam serial ini, yang memiliki aji Pancawayang dan Rawarontek yang menyebabkan ia nyaris tak bisa mati) selalu bertekuk lutut oleh sosok cahaya penuh misteri yang bersemayam dalam tubuh Purbaya dan Cempaka ini.
Kelak,diketahui bahwa sosok agung bercahaya dalam diri Purbaya adalah Sang Hyang Wishnu sementara dalam tubuh Cempaka sendiri bersemayam Nyai Pohaci (Dewi Sri). Kasihan Reshi Amista, tak menyadari kalau ia tak bakalan menang melawan sepasang suami istri dewa-dewi ini. Udah jelas, nggak level kan?
Mestika Dari Gunung Merapi
- Sembara.
Murid Kakek Jabat dari puncak gunung Merapi. Sakti mandraguna bersenjatakan Cambuk Kilat (di sinetron nama cambuk berubah menjadi Cambuk Amal Rasuli). Menjalin kasih sehidup semati dengan Farida, meski terkadang Rindi Antika yang memendam cinta pada Sembara, membayang-bayangi. Musuh bebuyutan para setan dan siluman jahat, Sembara juga memiliki ilmu Selimut Kabut, semacam aji halimunan yang membuat Sembara tak kasat mata. - Faridha.
Pada mulanya gadis lemah dan tak berdaya, dan hanya menjadi bulan-bulanan para tokoh jahat. Namun setelah berguru pada Nyai Bidara dari puncak bukit Bidara, Faridha menguasai ilmu Lembayung Senja, sejenis ilmu pukulan yang membuat korban yang terkena mati dengan tubuh berwarna lembayung. Faridha juga menguasai ilmu Semilir Angin, ilmu sejenis halimunan yang tak beda jauh dengan selimut kabut. Cambuk Kilat, Selimut Kabut, dan Semilir Angin adalah ilmu yang termasuk mudah. Cukup dengan menyebut 'Cambuk Kilat/Selimut Kabut/Semilir Angin, datanglah' maka senjata atau ilmu tersebut akan datang. Sepanjang pengetahuan saya, senjata dan ilmu-ilmu tadi tak pernah alpa 'memenuhi' panggilan. - Mak Lampir.
Villain of the villains, biang dari segala tokoh jahat sekaligus nenek paling ceria di muka bumi (senantiasa ketawa mengikik di segala kesempatan). Konon merupakan penjelmaan seorang perempuan yang mati penasaran, nenek 'berbahagia' ini menyebar teror di muka bumi. Menghuni Rumah Tua dan Hutan Larangan. Dikokohkan sebagai musuh bebuyutan Sembara, Mak Lampir tak pernah tuntas punah saat terjadi pertempuran antar kedua tokoh ini. Selalu saja lolos. Nenek yang juga selalu beruntung....
152 Comments:
Nggak cuma sekali gua ngumpet-ngumpet ke garasi, masuk mobil, en nyalain radio gara-gara lampu mati pas jam tayang (jam "tayang" itu berlaku buat radio nggak sih?) sandiwara radio kesayangan.
BTW, kenapa yang terkenal malah "sandiwara radio" ya? Padahal Saur Sepuh selalu dimulai dengan: PT Kalbe Farma, bekerja sama dengan radio kesayangan Anda, mempersembahkan serial "drama radio" Saur Sepuh.
thumb up buat penulisnya nih risetnya komplit bgt, jadi ingat semua, sampai yg sekecil2ya...lengkap dgn pernak perniknya. Dulu waktu si Brama ini berkuasa di udara, saya dan teman2 emang paling bangga klo bisa cerita the latest story ttg si pendekar kita itu. Jadi emang jauh2an, and kuat2an nangkap is the name of the game, sampai sekarang masih ingat beberapa line dari drama tsb :
- Sampurasun....Rampesss!!
- Kujang Sinar telah hilang
- Siapa diatas genting turun....(*sumpah deh ada kata2 spt ini*)
Aku masih coba ingat2 tokoh lucu nya itu siapa ya...?
huah! jadi inget radio gw dulu, merangkap tv item putih, yang ada lemarinya bisa dibuka-tutup. kecanggihan teknologi banget gak sih... hihi...
Tokoh lucunya ada 2 yaitu Bongkeng and Merit...mirip2 Thompson and Thompson di TINTIN karena mereka selali bersama2..
aku inget lagunya...
brama kumbara raja madangkara
punya ilmu sakti ajian serat jiwa
adiknya ayu siti dewi mantili....
apalagi kalo pas grandong muncul...
serem banget...banget
hidup 80-an
duh.... kangen bangettt dgn masa-masa itu. Saat bel istirahat [masih SD] berbunyi, kami semua berhamburan ke warung samping sekolah buat dengerin kelanjutan serial sandiwara radio Saur Sepuh. Sy sangat salut dgn adanya blog ini... :)
hehehehe...waktu masih sd dulu sering banget tuh duduk depan radio. Walau seakrang dah a' ingat lagi ma ceritanya Ally masih ingat ma RAKUTI.
ajian bayuu bajraaaaa .... haiyaaaaaaahh ..... bummmmmmmmmmm
udah kayak infotainment jaman sekarang, siarannya itu bisa ada di bbrp radio, sampe2 dari jam 3-5 cuman ada di depan radio, pindah2 dari radio satu ke yang lain, cari yang paling duluan nyiarin
oya apa kabar dengan ibuku malang ibuku sayang ya?
bahas tentang majalah bobo dong. atau tentang google V, Voltus, kartun2 jaman dulu lah
ahaha. jangan lupa bahwa brama kumbara paling suka mengembara dengan nama satria madangkara, yaa semacam pejabat yang turba gitu. dan yang ketinggalan lagi, kendaraannya boo.. rajawali. tapi pas ditayangin di pelem, bwah. koq burung tunggangannya nya kayak mainan gitu huahahahhaha
Iya ya. saya termasuk yang sangat sangat kecewa dengan rajawali. mosok rajawali perkasa dalam radio, di film jadi seperti piyek baru netas.... kepalanya juga geleng-geleng terus (habis dugem kali ya rajawalinya....)
saur sepuh dan tutur tinular rules! hehehe.... oh my! ga nahan deh kalo mesti back to good ol days macam gini :-)
salut sama EssoWenni yg masih ingat jalan ceritanya..
babad tanah leluhur, aku kayaknya nggak ngikutin deh, padahal kayaknya seru ya..nyesel *baca catatan kaki*
Kasian yah generasi 2000-an sekarang.... Udah terlalu biasa disuapin (dan akhirnya dibodohin)ama gambar bergerak... Gak bisa merasakan hebatnya alam imajinasi yang di trigger drama radio kesayangan kita bersama...
Bagus ulasannya, bring back memory waktu masih kecil dulu, tapi tolong tambahin tentang 'Ibuku Malang Ibuku Tersayang' dong, ,yg sponsorin Bodrex, kayaknya alternatif sandiwara radio non laga/silat. Dulu tayang sekitar jam 3 gue ga tau radionya apa, pokoknya sering denger aja......
Butir-butir Pasir di Laut.... :) ada kan sandiwara radio ini? di RRI corongnya.
salut buat si eso, bisa inget semua gitu. aku saja yang dulunya termasuk penggemar sandiwara radio dah gak inget lagi detil cerita.
Ya ampuunnn..jadi ingat mak Lampir ha ha...Dulu pemboka pada rajin break kerja gara-gara mak Lampir di radio. Terus jadi ingat dansanya John Travolta deh..he he...
hehe cerita sandiwara radio yang ku tunggu-tunggu akhirnya muncul juga...
jadi inget setiap jam 12.30 Waktu Indonesia Bagian Kudus dengerin Brama Kumbara dan jam 16.00 dengerin Sembara dan Fadira.
LUARRRRR BIASSAAAA !!!!
TOP ABISSS !!!!
SALUUUTTEEEEE !!!!
you're the best...
thank's for saving the memory of this generation.
thank's for keeping the legend alive
thank's for the ultimate source of an era...
kalau kamu ada di jogja aku traktir kamu makan..
salam
Hendy
Guava komputindo
Mrican baru 1-b selatan
Yoygyakarta
Hebat !!! plok plok plok !!!
miss mak lampir sooooooooo much !!!! hahaha
sandiwara radio paling mengerikan yg pernah ada, denger backsoundnya aja udah bikin merinding duluan, hahahaa
saya nanya ke kalbe farma.
- apa ada niat buat mutar ulang sandiwara radio saur sepuh. jawabnya : belum.
- apa saya bisa dapat versi mp3nya?
jawabnya : belum bisa.
:)
kasihan saya.
gre-
Di SMP ada dua kelompok besar penggemar sandiwara radio: mereka yang ngedengerin Saur Sepuh dan kawan2 dan mereka yang ngedengerin Prambors dengan Catatan Si Boy, Diary dan kawan-kawannya. Errr... gue masuk golongan kedua hehe... Kayaknya para pendengar Cabo emang anak Jakarta doang deh.
Tapi apapun yang didenger di masa itu, nasib sandiwara2 radio itu sama: berakhir di bioskop.
kok gak nyeritain kisah cinta Mantili sama siapa itu..raden apa tuh..gue lupa! seru juga, si cowok pendiem n mantilinya judes gitu!
Dewi Mantili pernah menjalin asmara dengan Raden Samba namun akhirnya menikah dengan Patih Gottawa.
ga semua sandiwararadio gw ikutin. paling tutur tinular, saur sepuh ama misteri gunung merapi. tp gw udah lupa ceritanya. yg masih gw inget justru cuma jingle iklannya... pilek..mixagrip,sakit kepala mixagrip, bersin-bersin mixagrip..flu..flu..flu.. mixagriiiip. huahuahuahua..
Kayanya da yang kurang, itu Kyia Naga Sasra dan Kyia Sabuk Inten, dengan tokoh utama Mahesa Jenar melawan Pasingsingan.
Kayanya seru banget ini, dg latar belakang kerajaan Demak jaman Sultan Trenggono hehehe :)
Cuma lups siapa yah sponsornya :P
80-an memang moaii
Bahas juga dong, Sandiwara Radio 'Ibuku Sayang Ibuku Malang', 'Butir Butir Pasir Dilaut', 'Soraida'.
Artikel bagus. Paling inget sama Ibuku Sayang Ibuku Malang: Baskoro, Vina, Herlambang, Pak Sasongko he he.. sama satu lagi sandiwara tentang cewe-cewe asrama itu (lupa judulnya).
Inget juga pas SD lagu brama kumbara dinyanyikan di depan kelas untuk lagu pop, ha ha ha karena gak tau lagu pop laen yang apal buat dinyanyiin...
Tape ampe dibawa2 ke meja makan sambil makan malem ama keluarga dengerin Mak Lampir ketawa (sekeluarga doyan juga!!)..abis itu guenya mimpi serem hehe..
Top deh 80's!!
Tatar Bayuuuuuuu..... Brama bisa berlari bagaikan angin... tatar bayu adalah ilmu meringankan tubuh nomer wahid!!..
ekekkkekek... dulu kalo maen brantem2an.. aku selalu jadi mantili.. ekekeekekek... harus bawa patahan gagang sapu ijuk buat jadi pedang setan n pedang perak.. ekekekee...
pertaman-tama perkenalkan saya Junet, orang bandung..newbie..baru 2 minggu gabung 80-an.
poolllll banget nih forum..hehehehehehehe..mengenang masa2 dahulu kala penuh dengan imajinasi...
btw, ada yang punya mp3 dari sandiwara radio ini gaa? kirim2 dong.. junedius@gmail.com
thanks
Baru nemu blog ini. Salut banget. Baca ttg sandiwara radio jd inget waktu smp masuk siang, bela2in bawa radio ke kamar mandi, krn jam mandi siang gue pas acara saur sepuh di radio. *nyokap gue sampe ngomel2* Gue jg nularin kebiasaan dengerin saur sepuh ke nenek gue, sampe2 dia bingung pas balik ke kampungnya gak ada radio yang nyiarin saur sepuh.
Sekedar melengkapi ingatan kita tentang Sandiwara Radio Saur Sepuh...
Gardika : Musuh bebuyutan Brama kumbara
Patih Gotawa : Patih kerajaan Madangkara sekaligus wakil/kepercayaan Brama
Panglima Ringkin : Panglima kerajaan Madangkara
Raden Samba yg punya ilmu nurus bumi, bisa menembus tanah
Oya ada yg masih inget dgn kisah Putri Cadar Biru, yg punya anak buah sakti2 sperti Ki Godo Bisu, Danyang Kecapi Buta dll, dan ada seorang pemuda yg tergila-gila padanya yg bernama Elang Johar yg juga musuh besarnya.
___=___=___=___
5 5 5 5 . 5 6 3 5 . . .
Mual mules, perih kembung
====___ ___
. . . . . .
1 1 2 1 2 3 . . . .
Promag obatnya
___=___=.=___
6 6 6 6 1 6 5 . . . .
Promag obat maag hijau
___=___===___
4 4 4 4 5 6 5 . . . .
Dengan multi vitamin
___=__.=====___=__.
6 4 6 1 . . 5 5 7 1 . .
Mual mules,perih kembung
====.__=__.
6 6 1 7 . 1 . . . .
Promag obatnya
Masih ada yang inget jingle iklan
Promag di Saur Sepuh?
Kalo ada yg punya mp3-nya, baik soundtrack, jingle, syukur2 kalo sandiwaranya sendiri (yang lengkap) kirim dong... ke adhi_en at yahoo.com
Tq.
Iseng2 sehabis "menerawang sukma" (hehehe... itu istilah buat "tidur" zaman gue masih SMA n tingkat pertama kuliah), gue inget2 beberapa sound track yang gue suka dari Saur Sepuh.
Gue tulis aja yah... lagu-lagu tersebut dicuplik dari beberapa film & instrumentalia (apa sih, istilahnya buat musik semata tanpa vokal?) berikut ini:
- The Killing Field (produksi 1984 ?)
- A View To A Kill (007 produksi 1981 ?)
- Musik2nya Kitaro
Sayangnya gue gak tahu judul-judulnya dan gak ngerti bisa download mp3-nya di mana.
Kalo ada yang tau sumber-sumber lainnya, please kasih tau gue ya...
MP3 bisa juga dikirim ke adhi_en at yahoo.com
Cheers,
Adhi eN
Aku jadi inget jaman mantili dulu. Adik aku tuh demen banget sama yang namanya mantili. Nah ceritanya suatu hari aku ame adek aku berantem. Jam 1 siang kalo nggak salah. Nah ceritanya juga nih adek aku mo minggat. aku tahu gelagat ya aku cegah, aku tarik tangannya. Tapi apa dikata tindakan aku malah dicegah sama bapak. Udah deh minggat juga tuh adek aku. Setelah atu / dua jam adek kagak nongol-nongol lagi, baru bapak nyadar kalo adek emang minggat. Eh tahu adek minggat, aku malah dimarahi ame bapak. aku disuruh nyari. Yah nyari adek? pan udah saatnya bengong di deket radio ngedengerin sandiwara radio. Apa boleh buat deh terpaksa dengan amat-sangat dongkol aku berangkat juga nyari adek. Pan tadi aku udah bilang ame bapak adek mo miggat. Sekarang aku disuruh nyari. Mo nyari kemana pusing aku. Ya udah akhirnya aku jalan menyusuri jalan kemana biasanya aku ngluyur. Udah capek, pulang. Yang penting udah "nyari". Nyampe rumah, eh la kok adek udah nongkrong deketnya radio. Khusyuk ngedengerin saur sepuh. Aku bilang ke Ibu, "la itu udah pulang dia". Dan kata ibu, "Dia udah jalan tuh ampe jembatan purbawangi, trus inget sama mantili. Pulang dia naek becak!"
Nah lo...
ferry fadly : brama kumbara
ivone rose : dewi harnum
hehe...duh lemot banget, lupa euy yg laen..
selain sandiwara radio, di jawa barat jaman segitu yang ditunggu-tunggu dongeng radio dalam bahasa sunda. pendongeng yang paling legendaris Wa Kepoh, dongengnya Si Rawing, digemari sampe beberapa episode..yang cukup terkenal Si Rawing Asih Sumanding,sempet difilmkan..dibintangi Barry Prima. selain Wa Kepoh, ada lagi yang terkenal, Mang Asri, Mang Jaya, dan..ada pendongeng perempuan, saya lupa namanya. istimewanya, ketika menirukan suara perempuan, Wa Kepoh top banget, nyaris sama!
di kampung saya dulu, anak-anak SD kalo naik kelas selalu minta hadiah radio yang ada Wa Kepoh nya.
yang masih inget, tambahin dong ceritanya..
buat gue .. gak ngalahin sandiwara radio Catetan si Boy.
Bisa ngebayangin gamteng nya mas boi heheheh ....
Wah iya, gw jadi inget masa-masa SMP nih. Inget jg waktu itu bela-belain bawa radio transistor + baterai cadangan + earplug. Termasuk list frekuensi dan jam tayang kaga ketinggalan.
Kalau orang-orang mandarin sono punya film-film Pendekar Pemanah Rajawali, Kembalinya Sang Pendekar Rajawali, Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga, Setengah Dewa Setengah Iblis aka Pendekar Negeri Tayli, Pedang dan Kitab Suci, Legenda Keluarga Yang dan lain-lain yang diambil dari buku Chin Yung....
Kenapa kita ngga ada yg kepikiran utk menjadikan sandiwara2 radio kita menjadi film2 juga ya. Yang secara berkala selalu dibuat film nya. Ingat aja, To Liong To aja udah ada berapa versi tuh?
Jadi kalo ada yg kecewa dg versi th sekian, bisa jadi dia terhibur dg versi berikutna. :D
Emang sih pasti khayalan kita ttg tokoh2, ajian2x, dan mungkin plot ceritanya bakalan terdistorsi kalo dibikin dlm film. Tp gagapa lah, kadang aku jg pengen liat khayalan seorang sutradara.
thanks berat deh buat ini blog, ok. punya. gue inget banget, sampe mau ke wc, gue bawa2 juga tu si radio, saking gak mau ketinggalan cerita. jadul ... oh jadul ...
inget bawa radio kecil ke sekolah, terus di dengerin pelan² duduk di bangku paling belakang, pas sandiwara radio hehehe.
ya ampun..
yang nyuarain Lasmini dan Sakawuni dulu tuh si Ivonne Rose?
Kok sampe sekarang nyuarain Nobita di serial Doraemon suaranya ga pernah kedengeran tua yah?
hebat
Ah.. serius yang menyuarakan Lasmini sama dengan orang yang menyuarakan Nobita?
Aku tahunya Lasmini itu cuma Murti Sari Dewi. Dulu dapat kaset pun bukan dari Sandiwara Radio, tetapi lebih dari versi bioskopnya walau iklan Procold-nya tetap ada.. hehehehe.
Ada yang pernah rekam sandiwara radionya Tutur Tinular gak?
Dulu Mas Buanergi Muryono pernah cerita kalau S. Tijab kesal banget ama PT Genta Buana Pitaloka (itu.. yang bikin versi sinetron) karena mereka menghilangkan semua script dari versi sinetron, bioskop, sampai sandiwara radio.
Akhir ceritanya Mahkota Mayangkara gimana sih?
Hebat... itulah kata yang bisa terucap. Sebagai generasi 80-an, betapa tepatnya deskripsi dalam blog ini. honestly... itulah yang terjadi padaku dan temenku di jaman itu. aku masih ingat betapa semua orang akan takzim mendengarkan ceritaku yang bisa 2 seri lebih awal. kok bisa begitu? karena aku tinggal di pemalang dan aku mendengarkan saur sepuh dari bandung!!! sekitar 300+ km dari kotaku.
gila ngga sih, betapa sandiwara radio bisa menguasai alam pikiran anak muda jaman itu. btw saya rasa itu lebih bagus dari pada sekarang. dalam arti kata, media hiburan sekarang (TV), dari tayangan2 infotainment lebih banyak cerita negatifnya (perselingkuhan, perceraian, gugat-menggugat, pakaian yang "serba terbuka", etc) yg berbahaya, karena ini bisa menimbulakn opini publik bagi para muda untuk mennganggap hal2 semacam itu sudah lumrah dan lazim untuk dilakukan.
lain cerita kalo yang nonton sudah pada dewasa, ini yang aku ngga suka. betapa anak muda jaman sekarang sudah banyak teracuni "hal-hal yang improper" dari tayangan tivi. mereka tidak usah repot2 berimajinasi karena informasi tersaji secara audio visual.
coba kembali ke era radio tahun 80-an. kira2 seberapa banyak sih efek negatifnya dibanding tayangan infotainment jaman sekarang?
tentu saja bukan berarti au ga support kemajuan jaman. aku justru pendukung teknologi, tetapi bukan dengan cara begitu. artinya, ternyata ini bukan masalah teknologinya, tetapi justru masalah manusianya. inilah hakikat problematika kita selama ini dengan bangsa dan budaya. bangsa yang katanya berbudaya timur (menjunjung sopan santun tinggi), tetapi dari yang tercermin di televisi ternyata masih jauh api daripada panggang.
atau ini bentuk lain penjajahan? secara fisik kita sudah merdeka dari belanda. tetapi secara ahlak dan moral, juga ekonomi, betapa kita masih sangat terjajah.... tertindas....
eniwe, kembali ke blog... this blog reminds me tentang masa mudaku yang penuh imajinasi tentang tokoh2 pujaanku. dan aku ngga pernah mau menonton yg versi tv. tahu kenapa? aku takut penggambaran tokoh2 tersebut menjadi terdistorsi (persis seperti diceritakan si penulis blog). jadi aku pilih keep in mind my hero as it is (seperti yang kubayangkan dari jaman tahun 80-an... masih asli s/d sekarang).
bravo buat penulis blog.
Setelah baca ini, aku jadi tambah semangat hidup, bener deh... dulu aja aku cuma bisa denger radio tapi perasaan senang aja, mungkin waktu itu aku masih anak2 ya jadi gak perlu stres seperti skrg, skrng ini aku udah punya duit banyak tapi kok hampa ya, tapi setelah baca blog ini aku jadi nyadar... santai aja lagi kayak jadul taon 80 an gitu.....
Aduh.. jadi ingat jaya-jayanya serial kethoprak Sudiro..gropnya Bagong Kusudiharjo. Kalau kita tinggal di sekitar Jalur Solo-Jogya mungkin tahu itu, atau malahan seluruh Jateng? Waktu itu sih masih SD, jadi 70 an yah..? Para tokohnya Sudiro, Sutresno yand sakti itu juga istri Sutresno, Waryanti, yang cantik dan sakti serta lantang teriaknya di medan perang, tapi di depan suaminya lembut dg kata-katanya "Kulo Kangmas.." yang mesra. Tapi kecewa dah .. waktu lihat "penampakan" tokoh suara Waryanti di kethoprak TV.. lho kok nggak sesuai imajinasi?
Kalau 80-an, Soraida dan Ibuku Sayang Ibuku Malang.
ada yang bisa menyanyikan lagu ini? ayo sama-sama..
kisah ini tentang seorang wanita..
tentang Soraida.., yang cantik jelita..
tentang cinta kepada kekasihnya..
dan bakti kepada bangsanya..
Soraida...
Terus baru naratornya masuk.
Gitu kenagan masa itu..
ttd-faza
aku dulu juga besar di solo jogja
waktu itu ketoprak radio-nya namanya Ketoprak RRI Nusantara 2 Yogyakarta (kerjasama dg Kodam 7 Diponegoro)
pemeran Sudiro : Widayat, BA
pemeran Waryanti : Marsidah
(keduanya suami isteri)
adalagi pangeran sepuh, namanya Donowilopo, diperankan oleh Basiyo
Buat Faza, berarti inget dagelan Junaedi juga doong..
Setelah generasi Basiyo lengser, muncul generasi Ngabdul & Poniman
(yang selanjutnya diteruskan generasi Marwoto, Yati Pesek dkk)
Ok Faza?
ttd - djockzh@yahoo.co.id
kalo sering denger saur sepuh pasti inget teka-teki siapa orang paling kasihan..
jawabnya adalah si marwan
abis setiap kali nongol iklan, dia selalu sakit perut ga pernah sembuh, hehehe..
yg gw inget....ciaaat2-nya mantili n lasmini memorable banget, merinding dengerinnya..sumpah!!
terus sebelum diangkat jadi ponggawa di madangkara, Mantili diharuskan tempur lawan seratus harimau dan seratus badak (kl gak salah sih )...ya udah yg kedengeran hanya...ciaaattt...ciaattt!!!
yg paling kesian, waktu Lasmini baru nyadar ada ilmu yg bisa ngalahin Ciptadewa-nya, yaitu waktu Garnis ngeluarin Ciptadewi hasil kreasi Brama, bokapnya....duhhh kesiaannn deh Lasmini.
-cep iman-
iya tuh bahas Ibu Ku Sayang Ibu Ku Malang donk...duh jadi ingat ama suasananya, kadang sedih, senang..walo ngak selalu bisa ikutin..karena jauh dari pemnacar jadi mesti pasang antena luar tinggi2..trus msti tergantung cuaca..kalo pas hujan petir...jadi ribut banget suara radionya...jadi ngak enakin..mana bentar2 keluar suara petir nya lagi :(
trus ada tingkah pengantar ceritanya yang suka nyeletuk ... tapi kok lupa ya ama tokoh sentralnya...cuma damayanti ama mas bambang aja yang inget trus ama ibu n mbok iyem cs nya damayanti
................................Pengantar cerita : edy suhendro (CMIIW)
"Ibu Ku Sayang Ibu Ku Malang, kali ini dalam kisah........"
astaga naga !
ha ha ha . . .
Two thumb UP !
gue baru aja ngobrol nostalgia sm wife gue. ngomongin sandiwara radio tahun dodol. iseng2 search internet. eh ketemu...
terbayang radio butut gue yg pake batre 4. Bokap gue miskin.
kalo mau ndegerin, itu batre mesti di jemur dulu seharian, biar malamnya nggak ngambek.
habis subuh, kalo ke pasar. dari kios ke kios orang semua ndegerin. jadi sambil jalan ndengerin juga nggak pa2. nyambung terussss
he he he
bang mandor ....
bang mandor . . .
(ini pas adegan apa ya?? gue lupa)
sampurasun ... rampess....
ha ha ha. sampe skrang gue masih nggak ngerti ini salam daerah mana . . .
sampe skrang gue nyesel bangt knapa di bikin film nya ya??
imajinasi jauh lebih dasyat man ...
luar biasanya. imajinasi kita beda beda.
setelah di bikin film. hancur dehh.
imajinasi kita jadi seragam semua
ada yang punya mp3 dagelan jawa basiyo gak ya?bagi2 dong, soale situsnya dah ngambeg nih
herybengkel@yahoo.co.id
ya ampuunn.... ada jg web yg ngebahas ginian ya...hehhee...
emang racun sandiwara radio jaman itu tersebar kemana-mana ya... sampe di daerah2 termasuk gw di jambi jg pada ngikutin tuh sandiwara.
jadi inget sampe mesti bawa radio ke kamar mandi soalnya diputernya di jam jadwal mandi sore.. heheh..jaman sd nih...
Huaaah....
tulisan lo emang "crazy" abisss...!
kerjaan sampe gw anggurin nih, saking asiknya baca sambil ngurutin memori gw sndiri.
untung boss gw lagi jauh noh!
Kayaknya "Jejak-Jejak Dosa" belum diulas ya! Gw juga udah lupa sih ama detilnya. Cuma nama tokoh utamanya doang yg inget, "Edi Dosa". Tau deh siapa pemerannya!
Dulu pas gw masih kelas 4 SD, tiap istirahat jam 9 pagi gw sempetin pulang cuma buat dengerin "Jejak-Jejak Dosa" ini. Kan kebetulan sekul cuma 100 meter dari rokum. Tapi dengerinnya cuma separo jalan doang, istirahatnya cuma 15 menit sih. :-(
Sorenya (tau deh jam berapa tuh) sandiwara ini di-rerun lagi. Baru deh gw dengerin full setelah pulang dari madrasah.
Q n friends, whoever you are, thx a lod (baca: banged)!
wah ngak kebayang ya ingatan gue kembali muncul seperti taon '80, gue skr udah punya anak sd tolong sapa yang masih nyimpen kaset sanggar cerita copyin dong dalam bentuk mp3 atau kaset. nanti gue gantiin biayanya, trim's w_asmoko@yahoo.com
dulu supir mobil jemputan gue suka masang ni sandiwara2 radio,
kadang2 gue ga mau turun dr mobil jemputan kalau udah sampe rumah karena masih adegan seru gitu di siarannya :P
kalo masih ada yang inget level2nya ajian serat jiwa
Saya lupa efek-efek dari tiap level ajian tersebut...hehehe
padahal dulu hapal...
wuahhhhhhhhh gue jqadi kangen jaman kecil dulu. radioku yg kotak kecil selalu setia nemenin buat nungguin saur sepuh, tutur tnular, babad tanah leluhur, putri cadar biru, ibuku sayang, galang gemilang.. mahkota mayangkara walo ga selesai ngikutinnya. wuah dulu asli kebayang2 tuh palagi pas babad tanah leluhur si saka ngirain neng itu intan pandini ughhhh. penasaran deh.... I miss the old time...
waktu diangkata di layar lebar .. hmm gue ga ngikutin soalnya ngerusak imajinasiku aja.
Whuaa.. terima kasih bisa ikutan merefresh memori 80-an..
Saur Sepuh emang Top dan sukses ..
Brama Kumbara punya dua istri Dewi Paramitha yang tinggal di desa jamparing dengan dua anak yaitu Dewi Harnum dan Raden Bentar (..nah Raden Bentar ini nanti diembat juga ama lasmini) .. karena Paramitha bukan permaisuri ya tinggal di desa. sedangkan permaisuri dijabat oleh Dewi Harnum dengan putra Pangeran Wanapati .. kalo ga salah saur sepuh kehabisan nafas dan mengalami declining disaat pemerintahan Wanapati.. Tokoh lain: Panglima Ringkin; Patih Gotawa (suami Mantili), Biksu Kampala dan Lugina yang berhasil mengalahkan ajian serat jiwa sehingga membuat brama harus bertapa 40 hari dan menciptakan lampah lumpuh.. Ada yang inget lima kerajaan sekutu madangkara? Kerajaan Gelang2, Selimbar ....
Kalo Tutur Tinular .. actually paling gedeg dengan Arya Dwipangga yang selalu ngembat kekasih kamandanu (hehehe keduanya jadi nama kereta .. kok ngga ada kereta Brama ya?? )
Pernah ngga sih ngebayangin kamandanu yang badannya totol2 krn digigit naga .. hehehe .. actually tutur tinular lebih close terhadap sejarah karena banyak sekali kisah sejarahnay seperti Pembrontakan lembu sora, ronggolawe, jaya katwang, sanggrama wijaya ..
Satu lagi ya .. sandiwara yang kuikutin . Ibuku sayang ibuku malang .. kisah seorang Ibu , Bu Pras (Maria Untu) dan Prasetyo yang punya 3 anak; Baskoro (lagi2 Ferry Fadli); Vina (akhirnya jadi istrinya Herlambang menantu Sasongko ...) dan penyair edan Damayanti ..
Awalnya Baskoro pacaran dengan Yashinta .. trus putus .. dan kemudian memperistri . sapa ya yang kemudian meninggal dan kembali ke Yashinta lagi ..
intrik bisnis sangat ramai .. dengan tokoh sentral .. Sasongko .. hihihi masih inget aku gaya ngomongnya ..
mengingatkan pada radio transistor saya..walaupun baterainya sudah mau habis...masih setia dengerin saur sepuh...
hueee... jadi inget masa lalu.
jaman2 masih hobi ngedengerin radio AM, berhubung gua dulu masuk sekolah siang, jadi pagi harinya bisa rajin mengikuti macem2 sandiwara radio macam Saur Sepuh, Tutur Tinular, dll.
dan siang harinya pasti nyempetin ngebahas jalan cerita yg baru didengerin pagi harinya ama temen2 di sekolah pas jam istirahat.
hehehe...
btw, masih ada yg inget jingle promag juga ya.. dulu waktu masih kecil sampe apal itu jingle gara2 sering jadi sponsor drama radio.
hehe...
teu antaparah deui, sebrut si rawing narajang, peureupna ngahiuk ngala puhu ceuli... tapi lawanna lain jago kamari sor, manehna geus kaceuluk raja begal di alas roban. saha nu teu apal ka gegedug gempar karoban, bah bewok. ukur sagilek peureup si rawing ngahakan angin. sabari ngagiwar tuur bah bewok pipilueun gerak, jekuk nenggel pisan kana hulu angen si rawing.. heuk!!! daligdeg si rawing dadaligdegan.. teu wasa nampa rosana tanaga bah bewok. ningali lawan sampoyongan bah bewok teu cicingeun, manehna mindo, peureupna ngahiuk bangbaraan ngarah kana cukang iruk. jebrod cerrrr... getih ngucur...
kumaha nasib sirawing salajengna? urang teraskeun iraha-iraha... carita ieu urang simpen di handeuleum hieum hanjuang siang geusan sampeureun jaga..
permios,
wa kepoh
Bagi yang rindu suasana tahun 80-an, jangan khawatir kerinduan anda akan terobati karena mulai tanggal 6 Agustus 2007, 70 jaringan Radio KBR68H (Pulau Jawa)telah menyiarkan serial sandiwara radio terbaru karya S.Tijab " Pelangi di atas Glagahwangi", dibintangi oleh Ferry Fadly, Ivonne Rose, Asdi Suhastra dll.
Pelangi di atas Glagahwangi berlatarbelakang Babad Tanah Jawi pada masa kehancuran Majapahit dan munculnya kerajaan islam Demak sekitar abad 14-15 Masehi. Bintangnya adalah Mpu Janardana yang tampan bermata elang serta sakti mandraguna.
Jam siaran 18.30-19.00 WIB, gw di bogor dengarnya di FM 104, kalo di jkt di FM 89,2 UtanKayu adan Radio SK.
Info lengkap di Koran Warta Kota, 3-8-2007 hal.3.
Selamat menikmati ;)
Bagi yang rindu suasana tahun 80-an, jangan khawatir kerinduan anda akan terobati karena mulai tanggal 6 Agustus 2007, 70 jaringan Radio KBR68H (Pulau Jawa)telah menyiarkan serial sandiwara radio terbaru karya S.Tijab " Pelangi di atas Glagahwangi", dibintangi oleh Ferry Fadly, Ivonne Rose, Asdi Suhastra dll.
Pelangi di atas Glagahwangi berlatarbelakang Babad Tanah Jawi pada masa kehancuran Majapahit dan munculnya kerajaan islam Demak sekitar abad 14-15 Masehi. Bintangnya adalah Mpu Janardana yang tampan bermata elang serta sakti mandraguna.
Jam siaran 18.30-19.00 WIB, gw di bogor dengarnya di FM 104, kalo di jkt di FM 89,2 UtanKayu adan Radio SK.
Info lengkap di Koran Warta Kota, 3-8-2007 hal.3.
Selamat menikmati ;)
Ih cerita saur sepuh kan gantung ya??
RAden Bentar ada kembarannya yg palsu. Diakan abis berkelana dari Tibet ketemu Karmapala ama siapa gitu. (Lupa euy) trus Brama ama Mantili diceritain mati tapi dia lagi bertapa. Trus ceritanya lgs abis aja.
Trus ada lagi Sandiwara radio khusus anak2 namanya Jonny Kukuh sponsornya Vidoran. Ampe ada ceritanya di majalah Bobo.
Satu2nya detil yg masih tersisa di otak gw adalah disalah salah satu episode saur sepuh generasi kedua, si Garnis (anak dari Brama Kumbara), yg berkuda dari kerajaan Blambangan ke kerajaan Madangkara, yang memerlukan waktu 9 bulan perjalanan berkuda!
dan ada yg tau nama lengkapnya Garnis? Pravanasta Suliahanialevi Garnis Paninghil! Suwer!! :D
Sandiwara radio yg roman juga ada lho.. Ibuku sayang ibuku malang ama Rini Tomboy itu doank yg tau. Gw masih ada tuh albumnya "Mantili bernyanyi" donlot aja di http://youdid.multiply.com/tag/mantili
:D
kalo aku yg paling gak bisa lupa tuh serial ibuku malang ibuku tersayang, asli gara2 serial itu aku lengket sama radio sampai sekarang. Tapi berhubung aku tinggal di bandung jadi masih bisa denger sandiwara radio wa kepoh tapi pake bahasa sunda jadi yang gak ngerti bahasa sunda ya maaf deh!
sampurasun...
mas2..mbak2... nek ono sek duwe mp3 ato apapun yang bisa ku dengerin sandiwara radio saur sepuh ... please kirimin aku donk ke hs.yatman@yahoo.co.uk... matur nuwun tenan..
bener lagu2nya kitaro ada di the best of kitaro... hehehe... inget yah sekleuarga nungguin radio...
indah sekali kenangan itu..
wah bener2 ngingetin masa2 dulu yah, yg paling gw inget sih mpu tong bajil.
ampe ada tetanggaku yg dipanggil mpu tong bajil hihihi..
tapi bener, imajinasi ternyata lebih asyik. dan rusak gara2 liat di tivi koq beda yah... ga sesuai imajinasi.. bubar deh akhirnya
Mungkin ada yang lupa dengan sandiwara radio seperti "BENDE MATARAM" (Tokohnya Sangaji dan Dyah Retno Titisari) wahh siip banget tuch.. Ada Adipati dari Karimunjawa (Surengpati), terus ada Kyai Kasan Kesambi, Gagak seta, Kebo Bangah dan muridnya Sang Dewa Resi. Apalagi kalau inget narasi musiknya, jadi merinding nech...
Trus ada lagi "UNTUNG SUROPATI", aku paling inget episode saat Kapten Tuck (Kapten tentara Belanda) terbunuh.. Kapten Tuck terbunuh...!! Kapten Tuck Terbunuh..!!
Sandiwara radio dulu memang beken banget, hampir semua stasiun radio nyiarin dan jamnya berbeda2 jadi nggak mungkin ketinggalan.
Mak Lampir sebelum dibuat film, gue berimajinasi mukanya memang serem, rambut panjang, hidung lancip dan jelek banget..
Kayaknya dulu ada sandiwara radio yang ngetop juga judulnya Butir butir Pasir Di Laut dan Soraida..
SAndiwara RAdio memang lebih bisa mendidik bangsa kita, melatih kita berkreasi dan berimajinasi. Seandainya nih ye, sekarang ada lagi sandiwara radio kayak dulu, kira2 masih pada mau dengerin gak?
doohh.... jd nostalgila... mm.. perempuan berambut api itu.. mm.. MEGALOWOMAN bukan ya? hahaha...
blognya oke bgt nih.. tp mas, kl tidak salah masih ada satu lagi sandiwara radio yg blm di review yaitu "Cundrik Kenya Seta" dengan tokok utama Arya, Seruni dan Kuncung. pernah denger ngak mas?
Salut banget sama yang punya Blog ini, sama tulisannya tentang sandiwara radio tahun 80'an...
Baca Blog ini aku jadi bener2 merasa sedih, kenapa masa - masa terindah di bumi itu sudah berlalu... Aku penggemar berat saur sepuh dan ibuku sayang ibuku malang, terutama tokoh sasongko yang bener2 bikin emosi... hehehe. Terima kasih banyak sudah membuat aku teringat kenmbali pada masa - masa si Boy, lupus, dan Voltus menemani hari -hariku yang kemana - mana pakai celana begi, sepatu injek, kaos gombrang, sambil bawa radio transistor kecil buat dengerin sandiwara radio. Huuuh... kapan ya aku bisa kembali ke masa itu.... (radio transistornya boleh ngerakit sendiri dari artikel elektronika di majalah hai)
saya penggemar berat sandiwara radio saur sepuh, tutur tinular & babad tanah leluhur..apakah msh ada di radio2 jaman skrg?
oh ya makasih buat ulasan lengkapnya. makasih banyak. tp kenapa gambarnya kurang? minta poster film2 saur sepuh, tutur tinular & babad tanah leluhur yg lengkap ya...(Mei Shin)
please,,,saya butuh sekali
Gue inget banget deh sama yang judulnya Saur Sepuh dengan Satria Madangakara, Kembang Gunung Lawu dan Istana Atap Angin-nya. Itu sandiwara kesayangan gue tiap siang pulang sekolah (pas gue SMP tuh sekitar 85-87an), kalo gue nyampe rumah telat dikit aja, kuciwa deh karena beberapa bagian udah kepotong kan. Sampe2 nyokap gue suka marah2 krn gue suka lebih mentingin dengerin sandiwara radio dari makan siang! huehehe...
Btw, Butir-butir Pasir Di Laut itu dulu bener2 'a never-ending story' deh, panjangnya bener2 kelaut! Soalnya gue inget banget tuh sandiwara udah tayang di radio dari gue TK jaman tahun 76an. Pagi2 nyokap bokap suka dengerin. Gue inget banget trademarknya pagi2 udah teriak2: "Butir-butir pasir di laut, bagian ke dua ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan!" gubraaak! Salut untuk Maria Oentoe yang gak pernah capek dipake suaranya sekian ribu episode. I miss 80an!
si abang lupa discuss " Ibuku Sayang Ibuku Malang", gila ngetop banget tuh Sandiwara Radio yg jahat nya Agus Melaz.., bahas yah..gila gw cinta blog ini, gw save artikel yg relate ma jaman SD gw hehe, ampe bayi ajaib yg nonton nya mesti tutup mata n nonton di tetangga di tarikin duit lagi..kalo kaga punya duit, gorden nya di tutup..hahaha, sialan banget tuh tetangga...!!
Saya terharu sekali membaca blog ini beserta comment2nya.Ternyata cukup banyak masyarakat indonesia yang pernah begitu menyukai sejumlah serial sandiwara radio yang pernah mengudara hampir diseluruh Indonesia di th 80an.Bahkan beberapa diantaranya ada yang masih tetap ingat moment2 yang menarik/unik yang dialaminya, sehubungan dengan kesukaannya mendengarkan serial2 sandiwara radio tsb.Dari blog dan comment2 yang saya baca, saya menyimpulkan bahwa pada dasarnya serial2 sandiwara radio tsb telah mengisi lembaran hidup orang2 yang sering mendengarkannya pada masa itu,yang masih muda2 bahkan masih kecil,dan bahkan bisa menjadi kenangan manis yang cukup berarti bagi beberapa diantaranya,yang masih diingatnya sampai saat ini.Oleh karena itu,perkenankan saya,sebagai salah seorang yang merupakan komponen produksi beberapa serial sandiwara radio tsb, menyampaikan rasa terimakasih atas apresiasi anda,sekaligus rasa syukur atas kesan2 yang baik dari seluruh masyarakat yang menyukai serial2 sandiwara radio tsb. Pada kesempatan ini pula saya ingin menyampaikan sedikit info,bahwa beberapa orang penting dalam proses terwujudnya serial2 sandiwara radio th 80an tsb,kini telah tiada,meninggalkan kita semua,kembali keharibaanNYA.Mereka diantaranya adalah : Bpk.NIKI KOSASIH penulis naskah/sutradara SAUR SEPUH. Dan Bpk. EDDY SUHENDRO penulis naskah/sutradara IBUKU MALANG IBU TERSAYANG. Untuk itu,mohon doa anda sekalian semoga kedua almarhum diterima dan diberikan tempat yang terbaik disisiNYA.Amin.
< Asdi Suhastra >
Bp.Asdi Suhastra, brp bnyk serial sandiwara radio yg mengikut sertakan Bapak sbg narator? saya hanya ingat bbrp yaitu : Tutur Tinular, Mahkota Mayangkara, Kaca Benggala (ini favorit saya), Wahyu Astabrata, dan yg terbaru Pelangi di atas Glagah Wangi.
oya sekiranya berkenan, bolehkah saya minta nomor HP dan email Bapak? krn saya ingin kenalan dgn Bapak.
email saya wylie_adrian@yahoo.com
terimakasih.
salam,
Wylie
Bung Wylie,
Terimakasih atas perhatian anda.
Saya sendiri tidak ingat persis berapa banyak serial sandiwara radio yang melibatkan saya sebagai narator/pemeran.Mungkin tidak kurang dari 10 judul. Tapi yang saya tahu paling banyak mendapat perhatian pendengar saat itu adalah TUTUR TINULAR+MAHKOTA MAYANGKARA,dan IBUKU MALANG IBU TERSAYANG.Pada TUTUR TINULAR saya juga memerankan MPU RANUBHAYA(guru Kamandanu),sedangkan pada IBUKU MALANG IBU TERSAYANG saya juga memerankan mas BREWOK(polisi).Dan 1 lagi yang saya ingat adalah serial pertama yang melibatkan saya sbg narrator adalah UNTUNG SUROPATI di th 70an yang penyiarannya saat itu hanya 1xseminggu.Okay sementara ini saja dulu, kalau mau kirim email,silahkan ke asdisuara@yahoo.com.
Salam
Asdi Suhastra.
saya juga penggemar berat saur sepuh,seneng banget bisa nimbrung di blog ini jadi ngerasa ketemu teman "senasib".....halo bro..ada yang punya gak file mp3 sandiwaranya komplet bagi2 dong.Eh gimana kalau ada diantara anda2 ini yang punya akses ke sanggar prativi atau pt.kalbe farma siapa tahu mereka mau "jual/bagi"file/kaset/mp3 sandiwara saur sepuhnya ke kita2...?tul gak??.hitung2 mengenang masa lalu yag.rasanya jauh lebih damai dari sekarang....
Salam kenal buat semuanya,ada gak dari temen temen yang punya kaset/file/mp3nya saur sepuh komplet?????????
Sekedar informasi.
Direncanakan dalam waktu dekat sandiwara SAUR SEPUH akan diproduksi ulang dan disiarkan dibeberapa stasion radio siaran.Diangkat dari naskah yang sama,didukung olah para pemain pemeran tokoh2 utama yang juga sama yaitu FERRY FADLI,ELLY ERMAWATI,IVONE ROSE dll.
pak asdi suhastra....hari ini saya sempat dengar sepotong sandiwara radio kalau tidak salah tentang kerajaan mataram islam ya????...bapak yang jadi naratornya apa judul sandiwaranya pak....jadi kangen nih sama tutur tinular......kalau di saur sepuh bapak berperan sebagai tokoh apa ya...?....Menurut saya sandiwara radio tidak tergantikan oleh film ataupun sinetron karena dengar sandiwara radio kita bebas berimajinasi.....kecuali film digarap sekelas hollywood seperti film kolosal heronya jetlee atau sekelasnya
Bung Andikkuta,
sandiwara radio yang anda maksud,judulnya adalah " PELANGI DIATAS GLAGAH WANGI' Dlm SAUR SEPUH dulu saya tidak banyak terlibat,tp untuk yang akan datang,rencanannya saya akan jadi narratornya juga. Saya sependapat dengan anda tentang sandiwara radio,tp banyak hal yang telah mempengaruhi masyarakat generasi sekarang ini sehingga nampaknya mereka sudah lagi berpikir seperti kita.
Oke bung Andikkuta,itu saja dulu respon saya atas comment anda. Maaf kalau ada kesalahan,dan terimaksih atas perhatiannya.
Bapak asdi suhastra,betul pak ..saya sempat rekam sepotong sandiwara itu...tapi saya kurang hafal waktu tayangnya di radio daerah saya apalagi pas jam kerja ,jadi ndak bisa ngikutin .....makasih komen bapak....kapan kira kira sandiwara saur sepuh ditayangkan lagi pak..??? Tolong kalau sudah tayang kasih tahu saya ya pak..Oya pak Asdi...apa bapak punya file /mp3 sandiwara radio saur sepuh atau tutur tinular....mohon ditanggapi, sekian dulu pak trimakasih banyak.................... salam
Masih ingat, sandiwara radio terakhir yang kuikuti, Mantra Naga Bumi, sebelum semua sandiwara mampus, nggak tahu kenapa. Apa nggak ada lagi yang mau buat ya?
Saya msh ingat sekilas ttg Sandiwara radio "Mantra Naga Bumi". Sandiwara radio tsb disiarkan ketika saya SMA.
Tokoh2nya sbb :
1.Rangga Geni (Ferry Fadli)
2.Dyah Ayu Pengukir (Hana Pertiwi)
3.Rakai Mahisa (Petrus Urspon)
4.Putri Cemani (Ajeng Atmakusuma)
5.Nyai Balitung (Asriati)
6.Ni Lot Mahesi (Yanita Margareth)
7.Ki Denta (Bambang Jegger)
8.Prabu Rakai Galuh (Rusli)
9.Ratu Ni Lot Kencana (Nenny Haryoko)
kebetulan saya msh simpan posternya... sponsor utamanya Contrex dan Contrexin (produksi Kalbe Farma)
saya tdk tahu bgmn akhir sandiwara radio ini. Brgkali ada yg tahu dan bisa memberitahukan saya?
terimakasih.
saya baru dpt info dr Bp.Asdi Suhastra, klo SAUR SEPUH skrg udh proses rekaman sampai seri ke-55, semoga proses rekamannya lancar ya... dan bisa segera disiarkan di radio2. (wylie adrian)
Poster sandiwara radio " PELANGI DIATAS GLAGAHWANGI sudah saya upload di MULTIPLY.
Cerita sandiwara Sabda Pandita Ratu donk. Kameswara, Ken Arok, Ken Dedes , Parajigading, Keris Sakti Kambang Ayun, ajian Raga Bajra, ajian Riwung Laut, keris Mpu Gandring, Durga Parabandari n kelompok Trinetra yang berusaha menghancurkan candi Swanbara Budura, serta kelompok Kalacakra yang menghalanginya.
Aaahh, i miss those moments...
Kapan ni blog 80-an bisa kumpul rame2 ke TVRI, Kalbe Farma, dan apapun yang bisa ngebantu nemuin memori kita jaman dulu...peeeeeeeengeennnnn buangeeeeetttt...
Untuk sekedar bernostalgia,anda bisa dengar sandiwara radio "Pelangi diatas Glagahwangi" seri 1 di site saya,asdisuara.multiply.com
Perkenalkan saya penggemar berat Sandiwara Radio Saur Sepuh sejak kelas 3 SD (sekitar th 1988), sekarang sy sdh 29 tahun. Rasanya Saur Sepuh tidak tergantikan dan menjadi sandiwara terbaik yg pernah sy dengar. ada usulan nih dari saya, bagaimana kalo produsen sandiwara radio Saur Sepuh membuat web yg kontennya sangat lengkap soal Saur Sepuh, misalnya www.saursepuh.com. Di web tsb memuat semua info dari mulai nama2 episode, pengisi suara, scrip dialog, backsound musik, rekaman dlm bentuk MP3 dll yg semuanya bisa didownload baik secara gratis maupun berbayar. Web tsb bisa menjadi sarana nostalgia dan berkumpulnya para penggemar Saur Sepuh dari seluruh Indonesia bahkan dari luar negeri. Juga bisa menjadi sarana input utk pengembangan Saur Sepuh ke depan. Akhirnya saya mohon maaf jika ada hal2 yg tidak berkenan. Terima kasih. Jika ada tanggapan dan usulan bisa kontak saya di : teguhsupriyanto79@yahoo.com. (Kota domisili : Bandung)
Berikut disampaikan sejumlah hal yg mengingatkan saya thd Saur Sepuh, jika ada yg mau menambahkan silahkan...
Ajian/Ilmu :
1. Ilmu Lampah Lumpuh
2. Ajian Serat Jiwa
3. Ajian Bayu Bajra
4. Ajian Gelang Gelang
5. Ajian Waringin Sungsang
6. Ajian Cadas Ngampar
7. Ajian Cakar Geni
8. Ilmu Cipta Dewa
9. Ajian Sirep Megananda
10. Ajian Tapak Saketi
11. Ajian Tapak Selaksa
12. Ilmu Salju Menyiram Bumi
13. Ilmu Badai Prahara
14. Ilmu Paku Jagad
15. Ilmu Tendangan Berantai
16. Ajian Suling Jagad
17. Ilmu Cipta Dewi
18. Ilmu Ikatan Roh
19.......
Tokoh :
1. Brama Kumbara
2. Dewi Mantili
3. Patih Gotawa
4. Harnum
5. Pramitra
6. Lasmini
7. Senopati Indra Kumala
8. Panglima Ringkin
9. Beghawan Targu
10. Bhiksu Kampala
11. Raden Bentar
12. Wanapati
13. Raden Paksi Jaladara
14. Garnis
15. Kijara
16. Lugina
17. Panembahan Pasopati
18. Mariba
19. Gardika
20. Eyang Astagina
21. Barata
22. Anjani
23. Yulidar
24. Raja Bikram
25. Yayi
26. Raden Samba
27. Raja Selimbar/Komara
28......
Kerajaan :
1. Madangkara
2. Majapahit
3. Pamotan
4. Tumapel
5. Pajajaran
6. Tanjung Sengguru
7. Ajong Kidul
8. Sumedang Larang
9. Kuntala
10. Selimbar
11. Niskala
12.......
Judul Episode :
1. Telaga Rena Mahawijaya
2. Titisan Darah Biru
3. Air Mata Di Madangkara
4. Muara Kuil
5. Istana Atap Langit
6.......
Nama Perguruan :
1. Padepokan Gunung Saba
2. Padepokan Gunung Wangsit
3. Padepokan Gunung Lawu/Anggrek Jingga
4. Padepokan Bukit Kalam
5.............
Saya penggemar berat Saur Sepuh. Saya pengin lagi mendengarnya. Ada yang bisa bantu mendapatkan kaset agar bisa didengar ulang? Saya bisa dihubungi di 0817 1945 60 atau email: andi_bastoni@yahoo.com
salut buat penulis..risetnya ok lagi.. Kalo boleh nambahin...klo ga salah sempat juga dimuat di koran kan, sebelum dilayar lebarkan...tukang gambarnya namanya "ntok" kalo ga salah..muat gih profilnya...sekalian ngerisetnya biar komplit....( radio- koran- layar lebar )., soalnya gimanapun...beliau dah bikin kita jadi bisa lihat gimana lasmini mantili cs,dalam bentuk gambar...dari media dengarnya.. tks banget ya dah bikin saya pribadi jadi keinget ama masa itu..hhehe...jadi inget laguna..."brahma kumbara raja madangkara, punya kesaktian ajian serat jiwa, punya istri dua hanum dan pramitha..." lupa lupa inget seh...hehe..
Sandiwara radio SAUR SEPUH,PRODUKSI BARU seri 1,sudah saya upload di site saya,asdisuara. multiply.com.Kalau mau dengar/download,silahkan.
Info dari famili di Padang,Saur sepuh(new) sekarang sudah on air di radio Favorite Padang.
Buat Pak Asdi, gimana cara download file Saur Sepuh new dari multiply, saya coba beberapa kali namun masih belum bisa, mungkin Bapak atau rekan2 yg lain bisa kirim step2 downloadnya. Trims
Kabar gembira nih Saur Sepuh (new) dah on air di Padang mungkin juga kota2 lain di Sumatera. Apakah dlm waktu beberapa minggu ke depan Saur Sepuh (new) sdh bisa merambah kota2 besar di Jawa seperi Bandung misalnya ? Saya rasa sekarang ini para pendengar (termasuk saya) di kota2 besar sdh jenuh dg musik dan info2 gaya hidup seleb yg menjadi porsi terbesar program2 di radio. Saya sudah kangen mendengarkan sandiwara radio yg selain berisi konten hiburan, juga ada pesan2 moral yg baik ditambah kemasan sastra yg tinggi (tutur kata para tokoh2nya sangat sopan, kalaupun ada kata makian maka akan dikemas masih dlm tataran wajar dan tidak melanggar norma Ketimuran), terutama yg mengambil setting era kerajaan2 dahulu. Para pendengar saat ini menginginkan hiburan alternatif yg mendidik, salah satunya adalah Sandiwara Radio ini, terutama Saur Sepuh yg sudah ditunggu sejak lama.
Mudah2an Saur Sepuh (new) dlm waktu dekat sudah bisa didengar di seluruh kota2 besar di Jawa.
pak asdi
akhirnya saur sepuh ditayangkan juga ya
lalu kapan ditayangkan di bali ya pak ?tapi kok bukan dari episode pertama ya pak seperti saur sepuh yg.dulu
saya sempat lihat di multyply nya bapak tapi agak putus putus ,maklum pakai starone..lagian saya kok gak bisa download
gimana caranya download saur sepuh (new)mohon dibantu
Mas Teguh, dan mas Andik.
Saya mohon maaf,kalau anda belum bisa mendownload sandiwara radio Saur sepuh yang saya upload di multiply,karena saya juga tidak tahu apa sebabnya. Kalau terputus putus,setahu saya memang disebabkan oleh koneksi internetnya,karena saya juga sering mengalaminya.
Nah oleh karena itu,pada kesempatan ini saya ingin memohon kepada bung Wylie Ardian,yang sudah berhasil mendownload,sudi kiranya memberitahu teman2 yang lain bagaimana cara atau step2nya. Bung Wylie,nggak keberatan kan ?
Saya baru saja membuka CONTAC US pada multiply. Ternyata MUSIC download link (fasilitas download musik)nya sudah ditutup,kecuali oleh si user nya sendiri.Katanya untuk menghindari masalah copy right. Harap maklum.
Mas Teguh,mas Andik.
Kalau mau download sandiwara Saur Sepuh dari multiply,sekarang saya sudah tahu caranya.
Gunakan Firefox, add dengan VIDEO DOWNLOADHELPER yang bisa di download dari Firefox addons.
Silahkan mencoba.
Kalo gak salah inget, rangga geni memperistri 2 putri ratu pengghuni selatan, dan tinggal kampung apa gt dah, sedangkan Dyah Ayu Pengukir itu sebenarnya adiknya kandungnya sendiri. stelah dia tau kalu rangga geni itu abangnya, dia menyepi dan belajar ilmu sakti dari seorang pendeta. selanjutnya agak lupa
Mas Teguh & Mas Andikuta,
utk download file SAUR SEPUH mp3 di multiply berbeda utk setting di masing2 PC user, namun cara mudah yg pernah saya coba berikut mngkn bisa sedikit membantu :
-klik play this playlist tsb tanpa sign in, kemudian baru sign in.
-ntar muncul dialog box yg menunjukan file tsb disimpan ke dlm format m3ufile, lalu save.
-file yg telah disave kemudian diubah ke format txt.
-lalu klik file txt tsb ntar akan otomatis ke notepad, copy teks di notepad tsb lalu buka new windows, paste dr teks tsb, lalu klik.
-muncul dialog box yg menyatakan file akan tersimpan ke dlm format mp3, lalu klik ok.
semoga berhasil ya.
salam,
Wylie
Tutur Tinular bersetting sejarah awal berdirinya kerajaan Majapahit. Kalau membaca sejarah kok tidak ada nama Arya Kamandanu.
Masih inget ketika Arya Kamandanu mengundurkan diri karna istrinya Sakawuni meninggal,dalam perjalanannya ke gunung bersama anaknya (lupa namanya), ia bertemu dengan Gajah Mada yg nantinya menjadi Mahapatih di masa Hayam Wuruk..
Bung sidoy,
tokoh Arya Kamnadanu kan hanya mrpk tokoh fiktif ciptaan Bp.S.Tidjab, krn Beliau pandai sekali menggabungkan tokoh sejarah dgn tokoh fiktif dalam naskah2 yg Beliau tulis, Tutur Tinular salah satunya.
klo nama anaknya Arya Kamandanu dan Sakawuni adalah Jambu Nada, yg nantinya akan jd salah 1 pengapit Maha Patih Gajah Mada.
aku paling suka sama serial sandiwara radio ingat kalo lagi menggembalakan kambing sama teman-teman,waktu itu sekita tahun 1994/1995,ada yang pernah dengerin gak "MANTRA NAGA BUMI",tapi kenapa gak difilmkhan aku fans berat siRANGGA GENI (fery fadli) ohhh masa kecilku benar2 sempurna aku kangen masa kecilku yang penuh kesederhana'an.....
halo Mas yg suka dgn sandiwara radio MANTRA NAGA BUMI, salam kenal ya... saya Wylie, kbtln saya msh simpen poster sandiwara radionya berikut judul2 episodenya secara lengkap.
Brgkali Mas, mau sharing apa2 aja yg berkesan dari sandiwara radio tsb, silakan ke email saya di : wylie_adrian@yahoo.com
Siapa tahu kita bisa saling melengkapi.
salam,
Wylie
salam kenal, Mas...saya ijin nge-link ke sini ya...
Terima kasih..
salam,
nana
Wah seru banget nih...masih pada inget semuanya...
Astaga.com Lifestyle on the Net
waduh, jd inget smua tmn2 masa kecil
Ada yang tau opening theme SAUR SEPUH? Ngebet neh...
wah brama,arya kamandanu,sembara bikin saya nostalgia lagi.trims sudah menyadarkan saya mereka banyak penggemarnya dan menyadari bahwa orang kita juga bisa berkarya seperti teknik montage yang baik (ingat waktu brama melepas ajian bayu bajra wuih kayak beneran cing kangen dengerin lagi, yang tidak kalah perlu diperhatikan saat brama(sebelum jadi raja) mengembara dengan mantili kayaknya pernah mencintai seorang gadis tp kayak bertepuk sebelah tangan deh..romantis bagi sayasekalian nostalgia nih siapa namanya ya)dan dialog yang mendidik tidak seperti sekarang banyak yg berbaur dengan tema lain yg tdk mendidik(2x bilang nih)?..
O ya.raden samba yg punya ilmu berubah jadi seribu orang kan atau yang bisa ambles ke bumi lupa ye.panglima ringkin yang memimpin pasukan dengan berjalan krn saking tingginya ilmu meringankan tubuhnya...seru
kayaknya ada beberapa opening theme saur sepuh. yang nomor 2 lagunya genesis second home by the sea. yg lain??
Wah, terlambat saya buka blog ini. tp gpp. Saya surprised, ternyata the amazing voice Asdi Suhastra juga ada!! Ada FB ga pak? trus dubber2 yg lain skrg gmn kabar?
Jaman dulu tokoh & dubber2 di sandiwara radio ini seperti pahlawan, atau idola tak tersentuh!
Jempol 20 buat penulisss!!
thanksss kang...
kirain ilmu gitu2an ada betulan dulu hahahaha....
cakep banget tulisannya. thanks sekali lagi dah ingetin kenangan indah masa kecil.
Yang lagi nyari opening theme SAUR SEPUH, silahkan cari musiknya Mike Oldfield Judulnya : The Trek
Back sound musik SAUR SEPUH lainya : Tubular Bell, Ommadawn, Good News, Sentinel, Pran's Theme, Bad News, Etude, Dark Start, dll. semua, musiknya Mike Oldfield.
Salam.
Ternyata ada pembahasan panjang disini...
saya kira blog ini wajib untuk dikunjungi juga http://asdisuara.multiply.com
secara... blog tersebut adalah kepunyaan Maha Mpu Ranubaya (Asdi Suhastra)
Trimakasih telah mengingatkanku pada masa remajaku, thn 80 an emang penuh kenangan.....
serial saur sepuh :
1. Darah biru
2. Perjalanan Berdarah
3. Singgasana berdarah
4. Banjir darah di bubat
5. Sengketa tanah leluhur
dikisahkan waktu itu brama kumbara sudah meninggal, dilanjutkan oleh pangeran bentar dan paksijaladara (anaknya mantili) tapi pada kisah
6. Satria madangkara
tokoh brama kumbara dihidupkan lagi. mungkin mengikuti selera pasar yang belum ingin brama mati terlalu cepat...
gua bisa dianggap gila kalo lg sendirian baca blog ini...sumpah lucu banget. sampe air mata keluar kyk nangis saking ngakaknya.
btw..it's very nice blog.
Sandiwara radio dulunya berjaya karena belum banyak televisi swasta seperti sekarang ini. Hiburan kita kala itu, ya kalau tidak TVRI, pasti radio. Dan radio merupakan hiburan yang murah meriah. Dan aku pribadi sangat ingat sekali, setiap sore waktu indonesia bagian tengah, tepatnya di Kota Samarinda, aku dan keluargaku sudah duduk manis di depan radio untuk mendengarkan sandiwara radio Brama Kumbara, Tutur Tinular, dsb. Dan kalau tidak salah ingat, radio yang memutarkannya adalah radio cassanova. Seru banget gitu lho. Pengen kembali ke masa2 itu, dimana keceriaan bisa selalu berkumpul setiap hari dengan seluruh anggota keluarga
Kalo dulu aku ngikutin IMIT, Ibuku Malang, Ibuku Tersayang, geregetan bgt sama Baskoro dan Damayanti kalo lagi perang mulut. Kalo catatan si boy aku ngikutinnya gak full karena cuma ada 1 radio swasta bandung yg nyiarin cabo. Duh, coba sekarang ada lagi sandiwara radio atau drama radio ya, bisa saingan sama sinetron yang udah gak puguh tuh.
sandiwara radio berhasil meningatkan animo masayarakt untuk belajar ilmu aji2 kesaktian. sudah banyak orang yg jadi sakti maupun yg sarap karena belajar tanpa guru. aku aja hapal mantra aji segoro geni si pendekar cebol bin cabul, mpu tongbajil. aku juga kesengsem sama suara mbak ivonne rose si sakawuni yg di benakku rambutnya pendek. fb nya mbak ivonne rose: Ivonne Rose Pattiapon
misteri dari gunung merapi ada mp3 nya ga yang lengkap... mau beli.
Aaaaaaaaaaaaaaa kangeeeen dengerin sandiwara radio era 80-90an
jangan lupakan announcer paling keren: Maria Oentu
Seneng banget baca nya.. Masih banyak yg pada inget serial radio nya ya.. Jadi kangen masa2 itu.. Kl ada yg menyiarkan lg pasti banyak banget pendengar nya.. Generasi 80 an Keren...
Masih ada lagi serial sandiwara radio seperti Rangga geni, Rangga wulung,( Fery fadli.) Prasasti ( Bily burhan & Ely ermawati.) Kartinah gadis kota.
Pak Asdi suhastra, dulu saking ngefans nya saya sama para dubber, saat saya msh di kampung mendengarkan serial Tutur tinular, Badad tanah leluhur, Misteri gunung merapi, Prasasti, Rangga geni, Rangga wulung, saya sampek bela belain datang ke sanggar prativi di kawasan pasar baru hanya sekedar ingin bertamu para tokoh hebat di balik suara yg selalu menghibur kami di kampung lewat setial sandiwara. Hingga akhirnya saya bisa berjumpa dgn ibu Maria oentu di studio Idola Citra Utama tebet, Lanti, Petrus, Mogan, dll. Salam sukses pak Asdi (mpu ranubaya.) Semoga anda dan teman2 selalu sehat.@mien
dl ada sandiwara radio yg saya lupa judulnya , salah satu tokohnya punya ilmu yg bisa menggandakan diri menjadi 5. kira2 ada yg tahu? trus satu lagi yg ceritanya dia bisa masuk ke dunia/alam lain dimana orang2 berukuran besar hampir segede rumah dan ilmu kanuragan dia tidak berfungsi disitu
Assalamualaikum, baru ketemu dengan blog yg dahsyat ini, betul betul dahsyat dan mengingatkan kita kpd kenangan waktu dulu , salam dari banjarmasin kandangan
Hee ingatnya waktu jaman susah dulu dengar radio asik2 batrenya angop
Raden samba pernah digilai oleh kelabang hitam musuh mantili
Ini yang nulis bang Hendy ya...saya mhs USD deket mrican bisa kenalan n bagi ilmu...saya di wa 08122790851 tx infonya
Siapa yang tulis artikelnya yang bagus itu...please wa 08122790851 tx
Yang tulis esai itu siapa ya...mohon sebutkan
Saur sepuhlah raja dari segala sandiwara radio dan filem di Indonesia.
Saur sepuh sukses besar karena mengikuti arus benar benar memanjakan pendengar.
Berbeda dengan tuturtinular awalnya sangat di gemari bahkan seperti akan mengalahkan saur sepuh tapi tuturtinular yerlalu melawan arus sehingga sandiwara ini ditinggalkan penggemarnya. Karena pendengar tahan mengikuti sandiwara tuturtinular karena menunggu kamandanu dan meishin bertemu hidup bersama lagi sebagai suami istri. Tapi agaknya S.tijab sipenulis tuturtinular membuat jalan cerita berbeda sangat menyebalkan. Orang yg paling dibenci ibu ibu seluruh indonesia dalam sandiwara bukanlah dewi sambi atau mapati atau dwipangga atau lasmini melainkan sakawuni yg ketika akan mati menyumpahi meishin agar jangan kembali pada kamandanu. Kamandanu tidak boleh dimiliki orang lain termas k meisin tidak boleh jangan ambil suamiku kata sakawuni pada meishin. Padahal semua pendengar tidak ada yg sedih sakawuni mati semua pendengar senang karena kamandanu akan bersama meishin lagi. Gara gara ucapan konyol tak tau malu sakawuni ini waktu itu banyak ibu ibu ditempatku yang membanting radio. Semua orang tau sakawuni itulah yang pelakor. Ngambil suami orang. Semenjak itu gakmaulagi dengar sandiwara tuturtinular. Saya sendiri terakhir mendengar ketika kamandanu hendak ke gunung arjuna bersama jambu nada ditengah jalan bertemu meishin. Dan meishin masih mengatakan cintanya pada kamandanu. Tapi tak dihiraukan kamandanu karena setia pada sakawuni sungguh menyebalkan. Sejak iyu saya berhenti dengar sandiwara saya muak dengan sandiwara. Konon katanya ada lanjutannya tuturtinular yakni mahkota mayangkara. Tapi ditempat saya satupun tak ada lagi orang yang dengar sandiwara mahkota mayangkara.
Orang orang ditempat saya masih menggandrungi sandiwara bayu segara dan mayang segara babat tanah leluhur mantra naga bumi sandiwara itu masih sangat populer. Saya sudah tak mau lagi dengar sandiwara. Jangan jangan seperti kamandanu dan meishin juga. Ketika diangkat ke filem layar lebar tuturtinular sepi penonton beda jauh dengan saur sepuh..
Seharusnya penulis cerita peka dengan arus penggemar cerita itu sendiri. Jangan sekali kali melawan arus. Para penggemar cerita itu tidak selamnya penasaran dengan jalannya cerita. Tapi penggemar juga ingin merasakan kebahagian dengan mendengarkan atau menyaksikan atau mengetahui tokoh yang di gandrunginya bahagia dengan orang yang disukainya. Lihat saja filem india sangat disukai cerita nya karena semua happy endding semua. Walau sudah bisa ditebak begitu juga saursepuh jalan ceritanya mudah ditebak tapi sangat disukai dari anak TK samoai kakek nenek orang orang membahas saur sepuh. Semua anak anak waktu itu kalau main silat silatan rebutan jadi brama. Sya selalu ingin jadi brama. Saya selalu mengeluarkan ajian serat jiwa. Ajian serat jiwa hiyaaaaaa. Dan kawan saya juga jadi brama oakai ajian yang sama ajian serat jiwa. Lucu memang. Beda dengan tuturtinular tak ada anak anak yang menggunakan ajian ajian dalam tuturtinular. Tak ada anak anak yg menggunakan ajian segoro geni dan tapak wisa karena mereka tau ajian itu punya penjahat. Waktu anak main silat silatan Kalau cabut pedang anak anak selalu pedang setan dan pedang perak tak ada yg menggunakan pedang naga puspa. Saya sendiri kalau cabut pedang pedang naga geni. Orang orang satupun tak ada yang mau jadi arya kamandanu orang orang satupun tak ada yang hapal sair sair dwipangga. Orang orang tidak perduli dengan pemberontakan ranggalawe gajah biru lembusora. Orang orang hanya ingin menunggu kapan meishin dan kamandanu bertemu dan hidup bahagia hiduo bersama. Kalau telat mendengar sandiwara tuturtinular pasti yg ditanya semua orang sudah ketemu belum meishin dengan kamandanu. Beda sekali dengan saur sepuh. Yg ditanya orang apa ilmu baru brama. Kalah gak brama, kalah gak mantili dengan lasmini siapa yg kalah brama dan kampala. Bagaimana bentar bagaimana garnis itulah saur sepuh benar benar mengikuti arus, benar benar memanjakan pendengar. Itulah yg menyebabkan saur sepuh takakan pernah terkalahkan oleh sandiwara manapun.
Nah dapat dibayangkan betapa kecewanya para penggemar sandiwara tuturtinular ketiaka siang malam menuggu kapan meishin dan kamandanu bertemu dan hidup bahagia. Pada akhirnya mereka berpisah tak bisa bersatu walau suami istri. Sungguh menyebalkan.
Saya muak dengan kamandanu orang ini suami tak bertanggung jawab, kekanak kanakan, cengeng, bejat sampah munafik. Betapa tidak dari awal saya setia dengan tuturtinular ini. Saya ingat betul ketika kamandanu sok bijaksana sok menasehati meishin ketika suaminya mati lowsisan. Arya kamandanu berkata meishin kau harus tetap semangat, tetap menatap masadepan kau harus menerima kenyataan suamimu sudah tenang dialam sana. Kau harus berjiwa besar kau harus semangat. Kau harus membuka diri jangan menutup diri itu tidak menyelesaikan masalah. Tapu pas giliran sakawuni mati kamandanu lebih parah dari meishin. Kamandanu tak ubahnya seperti tikus. Kamandanu langsung menutup diri menguring diri ke gunung arjuno bersama bayinya karena sangat cinta dan setia oada sakawuni. Meishin berdiri didepan mata tak dia hiraukan. Kamandanu langsung hidup menyepi seorang diri menutup dari dunia luar alangkah cemen dan cengengnya kamandanu ini. Alangkah tidak bertanggungjawabnya kamandanu ini. Padahal dia masih punya kewajiban pada meishin. Meishin itu adalah istrinya . Laki laki macam apa kamandanu ini.
Ada apa orang seperti kamandanu ini dalam dunia nyata. Pengecut tidak bertanggung jawab. Mentelantarkan istri, sok. Sok cihuy gak mau menyentuh istrinya meishin karena alasan meisin hamil oleh dwipangga. Padahal memang meishin itu tidak perawan lagi. Toh memang meishin itu janda bekas istri low. Kenapa kamandanu sok belagu sok jual mahal. Giliran gak ada diingat terus terbayang terus. Kalu gak mati saja sekalian waktu meishin bersama low selesai urusan, gak usah bertele tele menipu pendengar.
Saya sangat menyesal mendengar sandiwara tuturtinular ini. Sungguh menjijikan dan menyebalkan.
Kenarok mengawini kendedes dalam keadaan kendedes hamil. Tapi mereka hidup bahagia saling cinta. Restu singgih mengawini nilam cahaya dalam keadaan hamil ank kakanya restu singgih yg bernama jayang singgih. Pi restu singgih dan nilam cahaya bahagia dan saling cinta. Arya damar mengawini istri kertabumi kakanya sendiri yg cina juga dalam keadaan hamil mengandung raden fatah. Tapi arya damar bahagia saling cinta dengan istrinya ini. Tapi kenapa kamandanu sok begaya sok belagu menyianyiakan meishin yg telah jadi istrinya.bahkan brama kumbara mengawini paramitha janda adipati sadeng yang punya anak dua Bentar dan garnis. Tapi mereka bahagia Saling cinta. Tidak seperti kamandanu. Dan bahkan diaceh ada pula kisah nyata wanita cantik dan sakti asal cina yg kawin dengan 99 laki yg semuanya mati. Terakhir sang pendekar cantik asal cina ini kawin dengan ulama besar. Dinasehati hingga masuk islam dan pada akhirnya mereka hidup bahagia ada juga dipalembang kisah cina dengan pribumi yang saling cinta mereka akhirnya hidup dan mati bersama legenda pulau kemarau palembang dan semua cerita didunia ini tidak ada seperti kamandanu. Konon kabarnya lanjutan tuturtinular dalam mahkota mayangkara arya kaman danu mati mengenaskan di gunung arjuna seorang diri mati sambar petir. Dan meishin mati mengenaskan pula di pasuruan kena penyakit campak dan sebelum nya meishin kawin dengar arya dwipangga. Sedangkan aryadwipangga menjadi resi mahasura menjadi resi istana. Panji mati oleh rakuti ayu wandira kawin dengan pranaya yg sudah tua itu dan buntung. Untunglah saya tidak pernah mendengar sekalipun sandiwara mahkota mayangkara ini. Agaknya lebih tragis dan lebih menyebalkan dari tuturtinular.tapi konon kabarnya s tijab ingin memperbaiki ceritanya dia nulis cerita lanjutan mahkota mayangkara. Dalam judul kisah cerita sandiwara satria kekasih dewa dia ingin memperbaiki jalan cerita mahkota mayangkara. Panji yg sudah mati dalam mahkota mayangkara tau tau hidup lagi di satria kekasih dewa. Kamandanu dan meishin juga hidup lagi. Sewaktu waktu meishin mengunjungi kamandanu di gunung arjuna. Mereka berdua sudah tua dan sudah suara kakek kakek dan nenek nenek. Meishin menanyakan tentang jambu nada. Tapi jambunada tidak ada karena merantau ke majapahit. Padahal dalam mahkota mayaangkara meishin dan kamandanu sudah mati. Pak tijaaab pak tijab. Sungguh tak bermutu lagi cerita fiksi alias dongeng ceritamu.terlalu banyak orang kecewa dengan cerita tuturtinularmu walau dibuat berjilit jilit oercumah saja.
Wow. Salut. Komplit.
Yg tdk tepat hanya Perguruan yg didirikan Lasmini. Bukan Perguruan anggrek indah tp Perguruan anggrek jingga.
Adakah yg ingat dg sandiwara radio yg lagunya "senyampang masih kudengar suaramu, aku kan tetap melangkah. Senyampang masih kubaui wangimu, biarlah hati tetap membuncah
." Apa ya judul sandiwara itu ? Dia menceritakan tentang kehidupan 3 saudara perempuan yg bernama, : Robila, jessika dan dayu.
Ada yang dengerin sandiwara radio yg ceritanya ttg pasangan dokter gitu, ada yg inget gak itu judulnya apa? Klo gak salah judulnya diambil dr nama dokternya yg cewe gitu..
Seenggaknya, kisah cinta Arya Kamandanu dan Mei Shin dalam Tutur Tinular vérsi sandiwara radio itu sudah dikoréksi di vérsi sinétronnya (thn. 1997), jadi saya suka banget sama sinétron TT. Tapi jujur mémang sebagai anak kelahiran 1980-an akhir, saya kurang akrab dengan hiburan berjenis sandiwara radio.
Mohon maaf di atas di jelaskan kalau tokoh Arya Kamandanu menaruh hati atau mencintai Nini Luh Jinggan namun tidak kesampaian.
Yg benar adalah : Nini Luh Jinggan yg mencintai setengah mati kpd Arya Kamandanu, sedangkan Arya Kamandanu tdk mencintainya.
Selebih nya penulis sangat luar biasa sekali detail nya dalam mengetahui cerita dan para tokoh peran nya.
Post a Comment
<< Home