Monday, April 24, 2006

Film Bintang Kedjora

Insomania itu datang lagi. Tapi yang ini memang salahku sendiri (dan sedikit pengaruh obat yang diminum). Habis maghrib rasanya ngantuk banget, dan tidur lumayan pulas. Sambil selimutan. Dan bangun lumayan cepat. Hanya satu jam. Terhuyung diri ini menyangka bahwa malam beranjak tua, sementara aku belum isya. Tapi begitu lihat jam di dinding...waaaaaa... kok baru jam 8 kurang.

Memang gak baik tidur sore-sore. Ga banyak yang dilakukan. Kecuali berusaha untuk mengais mimpi menjemput hari. Tapia apa daya mata ini susah diajak tibra. Solusi baca sambil tiduran tidak lagi mempan. Hemmmm just crossed in my mind... what if I turn the tv on. And swich the channel to one specific tv broadcast which often aire Indonesian Movie on midnite?

Apa lagi kalau bukan LATIVI. Layar Tancepnya yang berisikan film-film dodol 90-an sudah masuk fase re-run berkali-kali. Tapi mana tahu keberuntungan menjemput seperti ketika tanpa sengaja aku melihat film GAIRAH PERTAMA Enni Beatrice yang sangat 80-an itu.

Dan Lativi memberikan keberuntungan itu. TV menyala dan memperlihatkan wajah Rudy Salam yang masiiih mudaaaa dan ganteng..... lalu ada wajah tante-tante udud, yup itu RUTH PELUPESSY yang pada tahun 70-an sebagai Cori deBusse pernah mati karena kolera dalam film SALAH ASOEHAN.

Hemm paduan Rudy dan Tante Ruth itu serasa hapal di kepala. Dan ternyata ada satu perempuan lagi yang terikat, dan jadi tokoh utama, dan kemudian diperkokos sama Om Rudy, dan para begundalnya, dan kemudian perempuan itu hamil padahal suaminya lagi pergi berbulan-bulan dines apa gitu di luar negeri, bikin perempuan itu cemas takut dan akhirnya memilih mati meski sama emban Marlia Hardi sudah dibujuk bahwa Barry Prima yang suaminya itu pasti akan mengerti. (Pssst, Marlia HArdi yang begitu bijak dalam setiap perannya ternyata meninggal menggantung diri karena terlibat masalah arisan call )

Wait..wait.. Barry Prima? Tak salah lagi perempuan mati itu pasti berikutnya akan menjadi... apalagi kalau bukan SUNDEL BOLONG. Hehehe nice job SUZANNA.
Dan seperti biasa dalam setiap film horrornya akan selalu ada duo dinamik Dorman Borisman dan Haji Bokir. Kali ini kedua orang kocak ini menjadi TUKANG BECAK.
Deuhh.. Dorman Borisman sekih banget kostumnya. Kaos ketat dan hot pant minim dengan sepatu kets dan kaos kaki panjang. Mirip kostum Sarah Azahari ...

Oke .. ternyata saya sudah liat film itu berpuluh-puluh kali (hiperbolis). So dengan merasa tidak bersalah, saya pencet-pencet remote, mencoba mencari tontonan yang lebih refreshing daripada sekedar sundel bolong.

Hmmm, sebagian stasiun sudah tutup, sebagian lagi main bola (huekkk), sebagian lagi film barat kelas U (alias udik), dan TV7 akhirnya menjadi tempat persinggahan terakhir.

Yo Oloh, dalam waktu bersamaan diputer 2 film 80-an. Sudah jelas aku memilih yang TV7 sebab termasuk jarang-jarang diputer di TV, dan secara masih keitung aktuil bila dihubungkan dengan blog 80an yang kondang itu.

Asrul SaniFilm yang aku lihat ini, masih satu rumah produksi sama film Kejarlah Daku Kau Kutangkap, punyaan Budiati Abiyoga yaitu PT Prasidi Teta Film. Skenarionya sama-sama bikinan Asrul Sani. Dan salah satu pemerannya ada bang Markum itu yang lagi diperbincangkan di blog. Ikranegara !

BINTANG KEJORA, kalau tidak salah film komedi sitcom berikutnya setelah KDKJ yang pernah saya tonton. Beda sama KDKJ yang ngepop, BK lebih sedikit bikin kening berkerut. Keningku terutama. Dulu masih ga paham dan ga ngerti, apa maksud film ini meski tetep saja merasa terhibur dengan komedinya. Lalu aku pun dibingungkan juga oleh setting waktu dan lokasi yang keliatannya entah berantah itu.
Kebingungan yang sama juga saya alami setelah nonton Banyu Biru bersama Mas Sigit setahun yang lalu. Tapi yang ini sih kayak finding neverland, tapi ga ktemu-ktemu. Coz ga ktemu lucunya dan sempet-sempetnya ketiduran di dalam bioskop pula.

Kembali ke soal BINTANG KEDJORA...

Rini S. BonoFilm ini berkisah tentang keluarga PaK Rusdi (drs. Poernomo, aka Mang Udel, aka Pak Broto dalam Losmen), dan ketiga anaknya Dahlia (Rini S. Bonbon, eh Bono), Subrat (Ikranegara) dan Sopan (Roni M. Toha) di sebuah desa yang keliatannya sih di Jawa (keliatan dari bentuk rumahnya) ketika musim kemarau membuat keluarga itu mudah uring-uringan dan gampang jadi pemarah.

Karakter lainnya adalah seorang encim Neti Herawati (ini nama pemerannya) dengan cucu perempuannya yang masih cilik, (Sui Ha) dan seorang engkong Paul Poli’I (ini juga nama aslinya) beranak Ling Ling yang ditaksir sama si Sopan.

Pak Rusdi was-was karena Dahlia belum juga dapat jodoh. Ga ada lelaki yang mau sama dia karena penampilan dan sikap dia yang cenderung kasar dan kayak lelaki. Tapi Subrat seneng-seneng saja kakaknya ga dandan kayak si LingLing, sebab berarti ga ada pengeluaran buat bedak atau gincu. Sementara Sopan sama was-wasnya dengan pak Rusdi tapi buat alasan yang beda. Dia kebelet kawin sama Ling Ling tapi bapaknya ga ngijinin sebelum kak Dahlia bersuami.

Adegan dan dialognya asik, seru dan tanpa slapstick.

Ami PrijonoTanpa sepengetahuan Dahlia, Pak Rusdi menyuruh anak-anaknya mengundang Mas Kendro (Ami Priyono), duda setengah baya yang penyuluh pertanian (cie.. penyuluhan ni yee.. serasa banget 80-annya!). Hihihi, dialog waktu membicarakannya lucu. Pak Rusdi menyuruh mengundang makan, tapi kalau ngundang makan, berarti makanannya harus istimewa. Ini yang ditentang Sobrat yang sangat strict dengan pengeluarannya. Akhirnya jalan tengah dari Sobrat adalah, mengundang mas Kendro ke rumah untuk bicara-bicara.

Acara mengundang den Kendro ternyata gak sukses. Si Mas Penyuluh itu sadar dia mau diumpankan sama perawan tua yang gak laku. Dia tolak mentah-mentah malahan sempet rada berantem sama Sopan yang merasa si Mas kendro berlaku tidak sopan.

Dahlia yang tahu bahwa dirinya mau dijodohin marah dan tersinggung. Bukan karena Mas Kendro duda, atau setengan baya. Tapi dia bilang pembantu2nya saja pada ga betah karena suka dicuekin. Ga pernah disuruh ini itu, ga pernah ditanya ini itu, pokoknya ga ada komunikasi. Pak Penyuluh sukanya ngobrol sama tanaman doang. Jadi kebayang dong terhinanya. Apalagi setelah tahu si Sopan matanya rada2 biru.

Pada saat rame-rame inilah muncul tokoh karakter yang menjadi judul film ini, Bintang Kejora.

Bintang Kejora ternyata pedagang keliling yang spesialis menjual hujan (nah lho). Promosinya, dia bisa menurunkan hujan dalam seminggu. Di tengah hiruk pikuk keluarga yang berantem itu dia muncul dengan kepribadian yang menarik, dan kemampuan menjualnya yang luar biasa. Sobrat yang tahu bahwa orang itu pun tak lebih sekedar penipu dibuat tak berdaya karena pak Rusdi ternyata memutuskan untuk meneken perjanjian sama si Bintang untuk menurunkan hujan. Nilainya untuk masa itu, di kampong pula lumayan besar. 50 rebu perak, (sedangkan harga karcis bioskop masih 250 perak dan sebotol sirup 150 perak).

Isi kontrak:
  1. DP Rp. 25 ribu , sisanya dibayarkan seminggu pada saat hujan turun

  2. Anak-anak pak Rusdi harus turut aktif dan melakukan kewajiban-kewajiban sbb:
    • Dahlia harus menanam bunga di dalam rumah

    • Sobrat membikin garis putih lurus sepanjang 200 m di halaman dan harus membuat sapi kesayangannya berjalan mundur

    • Sopan harus membunyikan gendang, sebagai bagian dari ritual minta hujan
      Sementara pak Rusdi dan si Bintang malah bersantai-santai sambil ngupi-ngupi dan main catur Jawa.


Dulu aku merasa tokoh si Bintang itu kurang ajar banget. Datang tak diundang, ehh malah memporakporandakan tatanan yang sudah ada. Sementara Pak Rusdi juga bego saja mau dikadalin sama Bintang, dan berseberangan dengan anak-anaknya.

Belakangan barulah ketahuan bahwa begitu cara pak Rusdi meningkatkan kualiteit keluarganya. Dia sebenarnya tahu si BIntang itu ga bisa nurunin hujan, tapi keberadaan bintang dengan syarat-syarat konyolnya itu dilihatnya sebagai cara untuk mengganti pertengkaran dan menggantinya dengan senyuman.

Yup, Bintang membuat rumah itu ceriah, dengan musik, lagu dan bunga-bunga. Prasyarat yang dia bin buat anak-anak pak Rusdi adalah symbol. Sobrat dibuatnya mau berdendang, dengan hati riang, karena konon sapi mau ditarik buntunya biar jalan mundur kalau dinyanyiin dulu. Terus si Sopan, membunyikan gendangnya dengan hati senang dan irama dangdud, tidak lagi dengan perasaan seperti sebuah kewajiban. Sementara Dahlia? Dia menjadi bunga rumah itu, dengan tumbuhnya self-esteem bahwa dirinya cantik seperti yang dibilang si Kejora.

Harusnya film itu selesai disini. Tapi Asrul Sani punya ending yang yahud...

Sobrat tambah gondok, karena pengeluaran lipat banyak. Dahlia jadi doyan dandan, dan minta anggaran kebutuhannya ditambah satu untuk perawatan salon. Hari itu juga dia cabut ke kota mau dandan habis-habisan.

Sobrat pun berencana mengadukan Bintang ke pak lurah dengan tuduhan tidak punya ijin usaha. Juga mengadukan ke polisi dengan dakwaan wan prestasi kalau hujan yang dijanjikan seminggu itu tidak turun, Dia pun kembali menghubungi Mas Kendro agar mau datang ke rumah berkenalan dengan kakaknya. Sambutan Mas Kendro berubah drastis. Sobrat ga tahu bahwa sebelum dia datang, Mas Kendro melihat Dahlia yang baru turun dari bis keliatan ayu tenan setelah dangdan habis-habisan di salon.

Bintang bukannya ga tahu dia bakal diserang Sobrat. Sebelum hari Sabtu dia sudah menghubungi pak Lurah yang berseragam putih dengan epolet birokrat, dan minta surat ijin usaha dari beliau. Pak Lurah keberatan, karena belum ada peraturan yang dibikin buat penjual hujan. Paniklah doi. Dan dia pun kabur.

Hari Sabtu adalah puncak menuju ending film ini.

Engkong bapaknya LingLing datang dan marah-marah nuduh Sopan bikin anaknya kabur ke Jakarta pengen jadi artis. Neneknya Sui Ha membela dan mereka berantem pake bahasa Cina. Pak Rusdi yang ngedengerin santai saja ngomentarin agar mereka kawin. Sobrat kemudian datang dan nyari-nyari surat perjanjian yang mau digunakan buat menuntut BIntang ke polisi. Ternyata pak Rusdi sudahmerobek-robek surat perjanjian itu. Sobrat ngedumel dan bilang dia rugi 25 rebu buat DP. Tapi Dahlia yang sekarang cantik terus dan ga jutek lagi mengganti duit yang 25 rebu itu dan langsung dimasukin ke kantong baju.

Lagi seru-serunya ngumpul itulah.... Hujan turuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuun.....!

Semua senang, semua riang. Si engkong dan encim yang suka berantem itu menari-menari di bawah hujan. Dan kayaknya jadi deh bakal kawin. Bintang kemudian muncul juga dengan motor gedenya, dan berteriak..." Dahliaaaaa......" yang disambut dengan Dahlia yang berlari menerobos hujan dan langsung menclok di belakang. Motor pun melaju di tengah hujan sambil diiringi anak-anak yang berlari dan berteriak-teriak.

Oke, harusnya di sini tamat... tapi ternyata belum.

Mas Kendro yang diundang datang, muncul gagah dengan baju penganten tradisional lengkap dengan blangkon sambil membawa pot tanaman yang gede. Basah kuyup dia waktu bertanya", Ini ditaroh dimana?"

Si Sopan yang masih musuhan ketawa ngakak," Sudah telat.. rasain!"

Tinggallah Mas Kendro berdiri terpaku di tengah hujan masih memegang pot. Sesaat kemudian muncul tulisan :

SEKIAN


Film ini meski dah 20 tahun tapi isinya masih relevan. Salah satunya adalah waktu adegan Sopan dan Sobrat membicarakan Dahlia. Sopan bilang pingin Dahlia cepet dapat suami, karena si LingLing bilang kalau kelamaan ga dilamar juga, dia mau cabut ke Jakarta jadi bintang film. Dan dia ga janji bakal terus setia. Komentar Sobrat,
" Mana ada bintang film yang setia...."

Heheheh

Where Are They == cast of characterz"
  • El Manik : masih tetep wara wiri di sinetron

  • Rini S. Bonbon, eh Bono : putri aktor almarhum S. Bono dan adek aktres Debby Chintya Dewi ini ga pernah muncul lagi semenjak jadi nyonya Ricardo Gelael. Dan Ahmad Albar pun tetep menduda. Darah aktingnya nurun sama Fachri, anaknya.

  • Ikranegara: di DC. Istrinya kan emang bule,

  • Mang Udel : sudah almarhum

  • Netty Herawati : sudah almarhum juga dari tahun 80an. Sering berpasangan suami istri dengan suamni benerannya (H. Darussalam). Pak Haji itu juga sudah meninggal dan pernah dapet piala Citra aktor pembantu dalam film Kodrat, arahan Slamet Rahardjo. Psstt.. film Kodrat ga kongruen sama sinetronnya. So jangan dibandingkan.

  • Ami Priyono : aktor yang sutradara juga. Sudah meninggal. Kalau di sinetron dia jadi babenya si Sarah dalam si Doel Anak Sekolahan.

  • Paul Poli’i : aselinya pelawak Srimulat. Sudah meninggal juga. Ciri khasnya adalah bila menyebutkan namanya... phooooll.., desahan bercampur abab. Reaksi lawan main, pasti menutup hidung atau muka karena ada muncratan

  • Roni M. Thoha : kalau ga salah dulunya Teater Koma juga. Tapi dia lebih terkenal jadi ikon buat Matahari Department Store, sebagai Jhon Banting,. Lalu semenjak krismon, dia berubah jadi ikon sabun deterjen DAIA. Dandanannya sih tetep mirip. Badut2an dengan warna2 meriah.




Produser : Riadi Abiyoga
 

Thursday, April 06, 2006

Boil Jaman 80-an

Sekarang mari kita rada-rada sok borjuis ngintip salah satu bagian dari kehidupan para orkay (orang kaya) di jaman 80-an. Ngebahas segala jenis boil (boil itu basa gaulnya mobil cing, masak gak tau seh?) di jaman 80-an. Jaman kemacetan nggak separah sekarang meskipun belon ada jalan tol dalam kota. Kemana-mana lancar was-wes aja. Belon ada gerombolan 'Kapak Merah' yang sekarang ini selalu bikin ketar-ketir kalo kelamaan di lampu merah. Pulang malam, bahkan pulang pagi bisa dilakoni dengan tenang dan selamat sampai di rumah.

Sebenernya sih, jujur aje di taon 80'an, hari-harinya ane lebih banyak naek PPD 40, PPD 406 atau Mikrolet M-01 ... tapi kadang2 memang suka nebeng sama temen, atau setiap 6 bulan sekali ngumpul sama sepupu2 ane yang memang rada 'gaul' pada jamannya ...

Oke, sekarang kita bahas atu-atu Bo'il2 yang ngetrend dan keren di jaman 80-an :

MOBIL SEDAN JEPANG

Daihatsu Charade Honda Civic Wonder
Toyota Corolla DX Mitsubishi Lancer SL


DAIHATSU Charade Turbo (1985)
Dengan body kotak, mesin 3 silinder 1000cc dilengkapi dengan TURBO, ini mobil termasuk mobil 'gaul' dari kawula muda 80-an. Bahkan sampe sekarang turbo dan kotak turbo-nya, masih dipakai sama tuner2 untuk dipasang di mobil2 yang dipakai balap liar atau dimodifikasi ....

HONDA Civic Wonder (1985-1987)
Dengan bentuknya yang kotak, mobil ini biasa disebut Wonder 'Setrika' dan merupakan mobil 'gaul' pada jamannya. Pemunculan dengan desain yang berubah cukup ekstrim dibandingkan model sebelumnya (tadinya 4 pintu, menjadi 2 pintu). Pada tahun 1986, muncul versi Saloon (sedan) 4 pintu.

Dibilang Civic generasi III, dan merupakan generasi Civic yang pertama yang menggunakan sistem penggerak roda depan (FWD). Terus terang aja, sekarang ini nyari spare-part lampu belakang Civic Wonder Setrika susah banget, karena sudah tidak diproduksi lagi ...

TOYOTA Corolla DX (1980-1983)
Pada jamannya mobil yang berbentuk kotak ini biasa dipakai untuk rally. Berpenggerak roda belakang, kendaraan dengan kode KF-70 ini bermesin 3K (1300cc). Muncul awal dengan lampu bulat dobel (1980), dengan desain kaku yang berubah total dari desain sebelumnya, selanjutnya muncul dengan lampu kotak (1981) dan terakhir dengan lampu kotak yang lebih besar ...

MITSUBISHI Lancer SL (1982-1984)
Sama juga, mobil berbentuk kotak ini terkenal di kalangan anak2 gaul tukang ngebut ... tau gak ini mobil onderdil mesinnya bisa tuker2an sama L-300? :)

MOBIL SEDAN EROPAH

Mercedes W 124 Boxer BMW 318
Honda Statesman


Kalo mobil Eropah bukannya buat gaul, tapi identik dengan mobil babeh2. Jadi enggan untuk dipakai sama anak muda buat ngeceng ... tapi kalo untuk kalangan borju, mobil yang biasa dipake untuk ngeceng ya Mercy seri W-124 (Boxer) atau BMW 318 (model e-30) ... minimal, kalo dateng ngejemput calon pacar atau pacar udah bikin good impression dulu buat calon mertua, hehehehe =))

Kalo Holden (statesman) ... dipake buat taksi Jakarta - Bandung, pp ... berhubung ini mobil termasuk ukuran gambot dan pake mesin minimal 3800 cc ... sekali ngisi bensin, itu bisa 70 liter sendiri ...

KATEGORI JIP

CJ-7
Daihatsu Taft Suzuki Jimny


CJ-7 (1980-1985)
Pada jaman taon 80-an, biasanya atap hardtop-nya dilepas (lihat dan tonton film Catatan si Boy, temennya si Boy (aduh lupa), yang diperankan oleh Agil Syahriar selalu naik mobil ini). Mesinnya yang 4000cc 6 cyl in-line, merupakan salah satu mesin penenggak bensin yang kuat ... taon 1983, ada keluar versi Dieselnya yang menggunakan mesin Isuzu. Biasa di kap mesinnya dipasangi stiker "LAREDO" atau "RENEGADE", tapi kemaren lewat di Fatmawati sebelah D'Best, lho koq tulisannya "GUSDUR" ...

Toyota Land Cruiser FJ/BJ-40 (1980-1982)
biasa disebut "Toyota Hardtop", mobil yang identik dengan mobil proyek, mobil dem2an TNI, atau mobil pejabat ini merupakan mobil yang cukup tangguh, dan dikenal tidak bisa lari kencang (karena setirnya dibilang 'semi', atau goyang pas lari kencang). Tapi pake mobil ini, bangga bo' .... meskipun akhirnya, kalo mau ngisi bensin, mesti patungan sama temen2 ... karena sama seperti CJ-7, kendaraan ini merupakan peminum bensin nomor wahid ...

Daihastu Taft 'kebo' (1980-1984)
Dengan maskot gambar 'kebo', jip berbentuk kotak ini juga bisa disebut 'Taft Roti'. Cukup irit dan cukup tangguh ... warna yang tersedia waktu itu cuma biru, coklat, marun dan ijo tentara ... jarang liat warna2 lain ...

Suzuki Jimny
Tipe 'jangkrik' (1980), Super Jimny (1982-1985), dan Suzuki Katana (1987-sekarang)
Ini mobil gile juga ... bayangin aja, dari taon 1982 platformnya dipake sampe sekarang ... dengan bodi yang kecil dan 4x4, ini mobil sampe sekarang masih tetap dicari, apalagi yang versi 4x4-nya ...

Memang jip itu identik dengan 'anak kolong' atau 'cross boy', yang konon (jangan dibalik), bisa menunjukkan kejantanan pemiliknya.

KATEGORI PICK-UP

Suzuki ST-20 Mitsubishi Colt T 120
Chevrolet Luv Kijang 80-an


Suzuki ST-20 (1980-1985)
Tau gak ini mobil ternyata mesinnya yang 80cc tipenya 2-tak (pake oli samping)? :) Dipake buat kendaraan Angkot (sama2 Daihatsu S-78 dan Honda Fellowmax). Tapi kalo untuk gaulnya anak2 jaman taon 80-an, biasa pickup-nya dipasangi tiang gawang alias rollbar, dipasangi jaring dan pake ban donat .... akhirnya distop produksi, karena muncul Suzuki Carry

Mitsubishi Colt T-120 (1977 - 1982)
Eng-ing-eng ... diiklani oleh pelawak S. Bagyo cs, ini mobil dikenal termasuk badak dan tahan banting, biasa dipake buat ngangkut sayur dan barang2 ... sampe akhirnya muncul seri L-300 (1983) yang tetap everlasting sampe sekarang ...

Chevrolet LUV (1980 - 1984)
Ini adalah Mbah-nya pickup dobel kabin super mewah seperti Mitsubishi L200 Strada, Ford Ranger, Nissan Frontier seperti sekarang ... bermesin Diesel Isuzu, ini mobil termasuk kuat meskipun kadang2 suka patah sasis, gara2 keberatan angkut barang ... yang gile-nya, dibuat versi Sedan-nya, meskipun bentuknya Culun Banget ...

Toyota Kijang (1976 - sekarang)
Liat aja di Wikipedia ... lebih lengkap, hehehehe =))

TAKSI

Taksi yang populer di taon 80-an, namanya President Taxi berwarna kuning (makanya ada istilah "Kuning Taksi"), yang belakangan jadi two-tone (kuning-merah), dan terakhir ganti warna jadi biru telor asin niru Blue Bird. Berhubung kepemilikannya adalah bersifat pribadi, biasanya oknum supir2 yang nakal mengakali argometer-nya yang manual (sistem putar, belum kayak sekarang yang digital) agar berjalan dengan cepat ... makanya disebut dengan istilah argo kuda.

Selain itu ada Koperasi Taksi yang berwarna bodi hijau dengan bagian atas merah, Sri Medali yang berwarna putih-biru, Royal City yang berwarna kuning yang ganti warna hijau muda, Gamya yang belakangan dibeli group Blue Bird, Steady Safe yang masih berwarna biru tua ...

Holden Torana The Best one ... tetap BLUE BIRD ... masih inget dulu pake Holden Torana, kemudian pake Ford Laser ...
Terus terang aja, supir taksi dari jaman taon 80-an terkenal intelek, sampe dibuat filemnya "Taksi" dengan bintangnya Rano Karno ...


ASESORIS MOBIL

Hayoo, siapa yang merasa pasang asesoris ini di mobilnya:

  • kepet dengan tulisan TRD yang 'nyapu' tanah
    aslinya kepet ini dipake buat rally, tapi biar gaul (pada tahun 80-an), sengaja kepet ini dipasang ... lumayan, efeknya jalanan jadi bersih (kotorannya kesapu kepet :))

  • stiker
    belum ada yang namanya cutting sticker pake computer yang nempel di body mobil ... paling banter yang termasuk populer adalah tulisan stiker DOHC - padahal kalo ditanya apa itu 'dohc', pada bingung jawabnya :), merek2 audio (seperti "It's a Sony" atau Kenwood), nama genk (RENDEZVOUS, STREET WOLF - tapi kayaknya ini taon 90'an deh :))), merek rakom (ICOM), atau yang norak seperti "DOA IBU" ... umumnya stiker kalo mau dipasang, digambar mirror (dibaliknya), baru digunting dan tempel ... kalo yang hobi rakom, biasanya dipasangi stiker "STASIUN KENDARAAN BERGERAK JZ xx XXX" (RAPI) atau "YD x XXX" (ORARI) ...

  • antena larsen 2 meteran dan antena fuba
    entah itu hobi ngebrik atau enggak, punya radio komunikasi yang dipasang di mobil atau enggak, yang penting pasang dulu ... kalo gak mau pake antena larsen, biasanya pake antena fuba (kalo liat antena yang kayak sungut di tengah atap mobil seperti yang terpasang di mobil pug, atau mobil2 hatchback (termasuk jazz sekarang ini), ini sebenernya asalnya dari genre 80-an).

  • pelek 13" x 6.5" compe belimbing dengan ban 'donat-style'
    sekarang pelek ini merupakan barang langka dan termasuk 'collectible items'. boro2 ada pelek gede ukuran 17-18-19 sampe 23 plus spinner ...

  • wing 'ekor itik' yang nempel di ujung bagasi (kalo pake sedan)
    Belum ada yang namanya sayap kayak tiang jemuran seperti sekarang ... sampe sekarang pun saya masih bingung, masang sayap gede2 super norak kayak tiang gawang di belakang itu sebenernya mau dipake buat dapetin downforce, atau mau terbang ....

  • lampu kabut 'hella rally 1000'
    Pasang sebanyak2nya biar kalo malem berasa kayak sirkus ... begitu dipasang 'blas', aki langsung tekorrrr ....

  • knalpot yang saringannya dilepas...
    brum, dung-dung-dung-dung ... belum ada yang namanya knalpot tanabe ...
  • .
  • tape mobil
    merek2 yang populer: tape Clarion, Kenwood, dan Sony ... yang dipasangi power amp cap Blaupunkt stick, dan speaker JBL 'oval' ... subwoofer? belum populer ... untuk kelas bawah: capnya Roadstar sedangkan kalo untuk kelas atas, biasanya tape-nya pake Blaupunkt atau Nakamichi ... CD baru populer taon 80-an akhir ...


Tambahan dari kak Ghia:
Blaupunkt stick alias "cobra" yg setelannya kudu dengan speaker "jbl", tuh blaupunkt berkembang dari yg manual ampe yg digital, tinggi2an deh tuh biar keliatan diatas jendela kaca..mobil kudu beke mentul2,headset harus dicopot, nyetirnya selonjor, jadi kalo dari belakang kliatan palanya doang mengangguk2, kalo pake corolla dx nya kalo gak lampu kotak gak yahud....harus pake strip biar dikira GT, spion harus tanduk,pelek yoi kalo gak compe yah trd 8 inch, tapi kalo udah merasa tajir pada waktu itu, kudu punya 318i merah testarosa tuh, apalagi kalo seri 3 yg 2 pintu, ini udah jaman "hartge" 16 bang...masih penghujung tahun 80 (kira2 87-89), jok? harus recaro kalo gak yang jaring, yah yg pake speaker di headrestnya....

Siap JJS Lintas Melawai

Bermodalkan itu semua, siap deh berangkat ngeceng. Jalan-jalan sore Lintas Melawai. Jangan lupa bawa kacamata hitam. Dipake sebelum duduk di kap mesin mobil. Setel tape mobil. Lagunya "Gucci You're through". Disetel tapenya sampe ngecezzz2 gitu tapenya. Habis ngeceng makan deh di AHA dgn apple pie nya yg enak bngt. [Ini kata kak Bonnet]

LINTAS MELAWAI
Harry Moekti

Hai, kulihat remaja berkaca mata lenggang disana
asyik dengan lagak dan gayanya kuterpesona karna dia

Di Lintas Melawai muda mudi slalu pasang aksi
Pakaian jam tangan persaingan ala eropa digemarinya

Mereka asyik bercanda ria
Saling senyum tegur dan sapa
Glamourmu para remaja
Tanpa dibebani problema

Di Lintas Melawai remaja-remaja dalam dunianya
Asyik ngeceng pakai mobil mewah senyum genit yang dibuatnya

Di Lintas Melawai muda mudi slalu pasang aksi
Asyik dengan lagak dan gayanya acuh tak peduli siapa

Mereka asyik bercanda ria
Saling senyum tegur dan sapa
Glamourmu para remaja
Tanpa dibebani problema

Didididididididiii..
Lintas Melawai remaja-remaja dalam dunianya





Kondektur: James Hariman, yang baru saja dikaruniai sepasang anak kembar :)
Dimeriahkan pula oleh: Kak Ghia, Kak Bonnet dari milis Lapanpuluhan